Hamas Sebut Netanyahu Berbohong, Israel Masih Serang dan Tewaskan Warga Sipil

Hamas Sebut Netanyahu Berbohong, Israel Masih Serang dan Tewaskan Warga Sipil

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 05 Okt 2025 18:00 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu addresses the 80th United Nations General Assembly (UNGA) at U.N. headquarters in New York City, U.S., September 26, 2025. REUTERS/Jeenah Moon Purchase Licensing Rights
PM Israel Benjamin Netanyahu (Foto: REUTERS/Jeenah Moon Purchase Licensing Rights)
Jakarta -

Hamas mengutuk serangan Israel di Gaza, Palestina yang menewaskan 70 orang. Mereka menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbohong terkait klaim pengurangan operasi militer terhadap warga sipil.

Dilansir dari situs Almaydeen pada Minggu (5/10/2025), dalam sebuah pernyataan dikatakan bahwa pendudukan Israel terus melakukan kejahatan dan pembantaian di Gaza. Sejak Sabtu pagi, serangan itu menewaskan 70 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamas menggambarkan serangan itu sebagai eskalasi berdarah yang mengungkap tipu daya penjajah. Hamas kembali menyerukan pada komunitas internasional, negara-negara Arab dan Islam untuk memikul tanggung jawab hukum serta kemanusiaan mereka.

Dalam kaitannya, Hamas mendesak tindakan segera demi melindungi dan membantu rakyat Palestina serta memberikan tekanan maksimal untuk mengakhiri genosida dan kelaparan yang tengah berlangsung di Gaza. Gerakan tersebut juga menyerukan agar orang-orang bebas di seluruh dunia melanjutkan dan meningkatkan kegiatan solidaritas mereka dengan rakyat Palestina.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Hamas meminta mereka untuk menekan pendudukan agar menghentikan kejahatan genosida dan hukuman kolektifnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya mengumumkan bahwa Israel telah menyetujui garis penarikan awal sebagai bagian dari negosiasi yang sedang berlangsung menuju gencatan senjata di Gaza.

Trump dalam unggahannya di Truth Social menyatakan bahwa proposal tersebut telah dibagikan kepada Hamas dan setelah konfirmasi diterima, maka gencatan senjata akan segera berlaku bersamaan dengan pertukaran tawanan dan tahanan.

Ia menambahkan rencana tersebut akan menciptakan kondisi untuk fase penarikan dan membawa konflik ini untuk menjadi akhir dari bencana 3.000 tahun ini.




(aeb/lus)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads