Apa yang Dibaca Imam untuk Meluruskan Shaf?

Apa yang Dibaca Imam untuk Meluruskan Shaf?

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 05 Okt 2025 10:00 WIB
Polres Bogor menggelar audiensi dengan komunitas ojol dan gelar salat gaib untuk Affan Kurniawan, Jumat (29/8/2025).
Ilustrasi salat (dok. Istimewa)
Jakarta -

Dalam salat berjamaah, salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah meluruskan dan merapatkan shaf. Barisan salat yang rapi dan lurus menjadi tanda kesempurnaan ibadah sekaligus menumbuhkan kekompakan di antara para jamaah.

Oleh karena itu, sebelum salat dimulai, imam biasanya mengucapkan beberapa kalimat khusus untuk mengingatkan makmum agar merapatkan dan meluruskan shaf. Lantas, apa sebenarnya bacaan imam ketika meluruskan shaf dalam salat berjamaah?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan Imam Saat Meluruskan Shaf

Dikutip dari buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap karya Drs. Moh. Rifai, salat berjamaah memiliki beberapa syarat penting agar sah. Beberapa di antaranya adalah makmum harus mengikuti gerakan imam, mengetahui setiap gerakan yang dilakukan imam, tidak ada penghalang fisik yang memisahkan makmum dengan imam, tidak mendahului imam saat takbir, serta memiliki niat salat yang sama.

Selain itu, sebelum salat dimulai, imam biasanya mengingatkan jamaah untuk merapatkan dan meluruskan barisan (shaf). Karena anjuran ini memiliki nilai pahala yang besar.

ADVERTISEMENT

Bacaan Imam Saat Meluruskan Shaf Versi Pertama

Bacaan tersebut berasal dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda,

سَوُّوْا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ تَمَامِ الصَّلَاةِ

Latin: "Sawwū ṣufūfakum fa inna taswiyataṣ-ṣufūfi min tamāmiṣ-ṣalāh."

Artinya: "Luruskanlah shaf-shaf kalian karena sungguh lurusnya shaf itu adalah bagian dari kesempurnaan salat." (HR. Bukhari no.690, Muslim no.433).

Bacaan Imam Saat Meluruskan Shaf Versi Kedua

Atau bisa juga menggunakan bacaan di bawah ini,

سَوُّوا صُفُوفَكُمْ , فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاةِ

Latin: "Sawwū ṣufūfakum fa inna taswiyataṣ-ṣufūfi min iqaamatis-ṣalāh."

"Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf adalah bentuk menegakkan salat (berjemaah)" (HR. Bukhari no.723).

Bacaan Imam Saat Meluruskan Shaf Versi Ketiga

Ada juga bacaan yang lebih singkat,

أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ وَتَرَاصَّوْا

Latin: Aqiimū ṣufūfakum wa tarāṣṣū

Artinya: Luruskanlah shaf-shaf kalian dan rapatkanlah barisan. (HR. Al Bukhari no.719).

Bacaan di atas sering kita dengar dari imam sebelum memulai salat berjamaah di masjid. Imam membacakannya sebagai pengingat agar jamaah meluruskan dan merapatkan shaf.

Hadits tersebut menunjukkan betapa pentingnya menjaga kerapian barisan dalam salat berjamaah. Shaf yang lurus dan rapat bukan sekadar anjuran dari imam, tetapi bagian dari kesempurnaan salat.

Selain itu, kalimat tersebut juga menjadi sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada para imam. Dengan begitu, setiap kali imam mengucapkannya, jamaah diingatkan untuk menjaga kekompakan dan kebersamaan dalam ibadah.

Pengaturan Shaf Salat

Selain lurus dan rapat, shaf dalam salat berjamaah juga harus diperhatikan agar sesuai dengan tuntunan yang diajarkan Rasulullah SAW.

Mengacu pada sebuah hadits yang dikutip dalam buku Fiqh Shalat Terlengkap karya Abu Abbas Zain Musthofa Al-Basuruwani, Rasulullah SAW pernah bersabda:

أَتِمُّوا الصَّفَّ الْمُقَدَّمَ ثُمَّ الَّذِي يَلِيْهِ فَمَا كَانَ مِنْ نَقْصٍ فَلْيَكُنْ فِي الصَّفِّ الْمُؤَخَّرِ

Artinya: "Sempurnakanlah shaf paling depan, kemudian disusul shaf berikutnya. Sedangkan shaf yang masih kurang hendaklah berada pada shaf yang paling akhir." (HR Abu Dawud, dihasankan oleh an-Nawawi).

Hadits di atas menegaskan pentingnya mengisi shaf paling depan terlebih dahulu sebelum beranjak ke barisan berikutnya. Jika masih ada kekurangan jumlah jamaah, maka kekurangan itu diletakkan pada shaf paling belakang.

Selain itu, ada juga peraturan shaf dalam salat berjamaah dalam 3 situasi yang berbeda yang dikutip dari buku Panduan Shalat Lengkap & Praktis Sesuai Petunjuk Rasulullah karya Abdul Kadir Nuhuyanan berikut ini.

1. Posisi Imam dan Makmum

Dalam salat berjamaah, posisi antara imam dan makmum diatur dengan rapi sesuai jumlah jamaah. Jika jamaah hanya dua orang laki-laki, maka makmum berdiri di sebelah kanan imam secara sejajar dan rapat.

Apabila jamaah terdiri dari seorang imam laki-laki dan seorang makmum perempuan, maka perempuan berdiri di belakang imam.

Adapun jika jamaahnya dua perempuan, keduanya berdiri sejajar dengan makmum di sisi kanan.

Sementara itu, jika jamaahnya tiga laki-laki, maka dua makmum berdiri sejajar pada shaf pertama tepat di belakang imam. Jika jamaahnya terdiri atas imam laki-laki dengan dua makmum perempuan, maka kedua makmum lebih utama berdiri agak jauh di belakang imam agar shaf tetap tertata sesuai syariat.

2. Posisi Laki-Laki dan Perempuan

Perbedaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan dalam salat berjamaah juga sangat jelas. Shaf laki-laki ditempatkan di bagian depan, sedangkan shaf perempuan berada di bagian belakang.

Rasulullah SAW menegaskan bahwa sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan, sedangkan seburuk-buruknya adalah yang paling belakang. Sebaliknya, sebaik-baik shaf perempuan adalah yang paling belakang, sedangkan yang paling depan justru yang paling kurang utama.

Aturan ini dibuat untuk menjaga kesopanan, menghindari fitnah, serta membantu jamaah agar tetap khusyuk dalam salat berjamaah.

3. Makmum Masbuk (Terlambat)

Makmum yang datang terlambat atau disebut masbuk memiliki aturan tersendiri dalam menempati shaf. Ia harus tetap memulai salat dengan takbiratul ihram, lalu mengikuti gerakan imam sesuai kondisi saat itu.

Misalnya jika imam sedang sujud maka ia bertakbir terlebih dahulu dalam posisi berdiri lalu langsung ikut sujud. Setelah imam salam, barulah ia menyempurnakan rakaat yang tertinggal.

Jika masbuk datang ketika jamaah hanya terdiri atas seorang imam dan satu makmum di sampingnya, maka ia bisa menepuk bahu makmum tersebut agar mundur dan membentuk shaf baru di belakang imam. Dengan demikian, kerapian shaf tetap terjaga dan sslat berjamaah berlangsung sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads