Empat negara Barat, yakni Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal resmi mengakui keberadaan Palestina. Keputusan ini menandai perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Barat setelah puluhan tahun menunda pengakuan, sekaligus memicu ketegangan dengan Israel dan Amerika Serikat.
Pengakuan negara-negara sekutu Israel terhadap Palestina itu diumumkan pada Minggu (21/9/2025). Laporan Reuters, pengakuan itu muncul karena frustasi melihat perang Gaza, serta bertujuan mempromosikan solusi dua negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengakuan Resmi dari Empat Negara
Dilansir dari Arab News, Senin (22/9/2025), Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal menyatakan secara resmi keberadaan negara Palestina.
Inggris
Perdana Menteri Keir Starmer menegaskan bahwa pengakuan ini bertujuan menghidupkan kembali harapan perdamaian melalui solusi dua negara.
"Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara, Inggris secara resmi mengakui Negara Palestina," ujar Starmer di platform X.
Kanada
Perdana Menteri Mark Carney menyampaikan langkah tersebut adalah komitmen Kanada dalam mendukung masa depan damai Palestina dan Israel.
"Kanada mengakui Negara Palestina dan menawarkan kemitraan kami dalam membangun janji masa depan yang damai," tulis Carney.
Portugal
Menteri Luar Negeri Paulo Rangel menekankan pengakuan ini adalah konsistensi dari kebijakan luar negeri negaranya.
"Portugal menganjurkan solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi," jelas Rangel.
Presiden Marcelo Rebelo de Sousa menambahkan bahwa deklarasi resmi akan disampaikan dalam Sidang Umum PBB di New York.
Australia
Meskipun tidak banyak detail disampaikan dalam pengumuman awal, Australia ikut dalam barisan negara Barat yang kini mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Reaksi Israel dan AS
Keputusan ini langsung mendapat kecaman keras dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menyebut langkah tersebut sebagai ancaman.
"Seruan untuk negara Palestina akan membahayakan keberadaan kami dan menjadi imbalan absurd bagi terorisme," kata Netanyahu.
Israel menegaskan pengakuan ini justru memperumit proses perdamaian, sementara AS diperkirakan tetap mempertahankan sikap lamanya yang menolak pengakuan unilateral Palestina.
Di Inggris, tekanan publik untuk mengakui Palestina meningkat pesat. Demonstrasi besar kerap terjadi, terutama setelah meningkatnya korban sipil di Gaza. Survei YouGov bahkan menunjukkan dua pertiga anak muda Inggris (18-25 tahun) mendukung pengakuan Palestina.
Wakil Perdana Menteri Inggris, David Lammy, mengingatkan Inggris memikul "beban khusus" karena keterlibatannya dalam Deklarasi Balfour 1917, yang menjadi landasan awal berdirinya Israel.
Konflik berkepanjangan semakin memperkuat urgensi pengakuan ini. Serangan Hamas ke Israel pada 2023 menewaskan lebih dari 1.200 orang, sementara operasi balasan Israel telah menyebabkan lebih dari 65.000 korban jiwa di Gaza, mayoritas warga sipil. Selain itu, blokade dan serangan berkelanjutan menimbulkan krisis kemanusiaan besar, termasuk kekurangan makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal.
Dukungan Global untuk Palestina
Hingga kini, lebih dari 140 dari 193 negara anggota PBB telah mengakui Palestina. Dengan bergabungnya Inggris dan Kanada - dua negara G7 pertama yang mengambil langkah ini - pengakuan Palestina mendapatkan momentum politik yang semakin kuat di kancah internasional.
Menteri Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian Shahin, menyebut pengakuan ini sebagai pesan tegas kepada Israel.
"Pengakuan bukanlah simbolis. Ini mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada Israel bahwa mereka tidak bisa melanjutkan pendudukan selamanya," ujarnya.
Pengakuan Palestina oleh Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal merupakan tonggak bersejarah yang berpotensi mengubah dinamika konflik Israel-Palestina. Namun, langkah ini juga memunculkan tantangan baru, terutama dengan perlawanan keras dari Israel dan AS.
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI
MUI Konfirmasi Dugaan Nampan MBG Terpapar Minyak Babi
Isi Deklarasi New York: Upaya PBB Damaikan Palestina-Israel