Puncak Hari Santri 2025 di TMII Akan Dihadiri Presiden Prabowo Subianto

Puncak Hari Santri 2025 di TMII Akan Dihadiri Presiden Prabowo Subianto

Anisa Febriani - detikHikmah
Jumat, 19 Sep 2025 13:15 WIB
Dari kiri ke kanan: Direktur Pesantren Dr Basnang Said, Dirjen Pendis Prof Dr Amien Suyitno, Stafsus Menteri Agama Dr Ismail Cawidu, Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag Dr Thobib Al Asyhar. (Foto: Anisa Rizki/detikHikmah)
Foto: Anisa Rizki/detikHikmah
Jakarta -

Presiden Prabowo dijadwalkan hadir dalam acara puncak rangkaian Hari Santri 2025 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhir Oktober mendatang. Acara diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag RI) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis).

"Jadi malam puncaknya di akhir Oktober InsyaAllah tanggal 24 atau 25 Oktober, kita agendakan mudah-mudahan Pak Presiden tidak ada halangan yang sedang kita rancang komunikasikan dengan Sekretaris Negara," ujar Dirjen Pendis Kemenag, Amien Suyitno kepada wartawan di Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

Hari Santri 2025 mengusung tema "Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia". Rangkaian acara dimulai pada Senin, 22 September 2025 dengan agenda Ithlaq Hari Santri di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rangkaian kegiatan itu meliputi halaqah atau seminar, program cek kesehatan gratis di beberapa pesantren serta program MBG yang mendukung agenda Presiden Prabowo Subianto.

ADVERTISEMENT

Dirjen Pendis menuturkan bahwa Hari Santri menjadi wujud pengakuan negara atas peran pesantren dalam perjalanan bangsa. Menurut penjelasannya, pesantren sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

"Sudah satu dasawarsa Hari Santri kita peringati bersama. Kehadiran pesantren jauh sebelum Indonesia merdeka mengandung nilai Istiqlal atau kemerdekaan. Maka pesantren bertanggung jawab mengawal kemerdekaan agar memberi manfaat bagi umat," kata Amien.

Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Agama Dr Ismail Cawidu juga menekankan terkait pentingnya eksistensi pesantren di Indonesia. Ia menyebut para santri sebagai kekuatan masa depan yang akan mengisi ruang intelektual bangsa.

"Meski ada yang mencoba mengecilkan arti pesantren, hal itu tidak mungkin terjadi. Pesantren terlalu penting bagi Indonesia," tegas Ismail.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads