Hari Libur Bulan September 2025, Ada Long Weekend Maulid Nabi

Hari Libur Bulan September 2025, Ada Long Weekend Maulid Nabi

Kristina - detikHikmah
Minggu, 31 Agu 2025 11:00 WIB
ilustrasi kalender
Iustrasi kalender hari libur September 2025. Foto: Unsplash @towfiqu999999
Jakarta -

Ada hari libur bulan September 2025 menanti. Libur ini dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ketentuan libur Maulid Nabi bulan September diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 933/2025, 1/2025, dan 3/2025 tentang perubahan SKB sebelumnya yang mengatur Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan SKB tersebut, ada satu hari libur bulan September 2025. Tidak ada cuti bersama. Meski demikian, hari libur tersebut akan disambut libur akhir pekan.

Hari Libur Bulan September 2025

Hari libur bulan September 2025 jatuh pada Jumat, 5 September 2025. Libur ini dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Jika digabung dengan libur akhir pekan, total masyarakat akan mendapat tiga hari libur berturut-turut atau long weekend. Berikut rinciannya:

ADVERTISEMENT
  • Jumat, 5 September 2025: Libur nasional Maulid Nabi SAW
  • Sabtu, 6 September 2025: Libur akhir pekan
  • Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan

Tak ada cuti bersama dalam peringatan Maulid Nabi pada 5 September 2025 nanti.

Setelah Maulid Nabi, masih ada satu hari libur nasional dan satu hari cuti bersama yang tersisa pada 2025 ini. Berikut daftar selengkapnya.

Daftar Hari Libur Nasional 2025

  • Rabu, 1 Januari: Tahun Baru 2025 Masehi
  • Senin, 27 Januari : Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW
  • Rabu, 29 Januari: Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili
  • Sabtu, 29 Maret: Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947)
  • Senin-Selasa, 31 Maret-1 April: Idul Fitri 1446 Hijriah
  • Jumat, 18 April: Wafat Yesus Kristus
  • Minggu, 20 April: Kebangkitan Yesus Kristus (Paskah)
  • Kamis, 1 Mei: Hari Buruh Internasional
  • Senin, 12 Mei: Hari Raya Waisak 2569 BЕ
  • Kamis, 29 Mei: Kenaikan Yesus Kristus
  • Minggu, 1 Juni: Hari Lahir Pancasila
  • Jumat, 6 Juni: Idul Adha 1446 Hijriah
  • Jumat, 27 Juni: 1 Muharam Tahun Baru Islam 1447 Hijriah
  • Minggu, 17 Agustus: Proklamasi Kemerdekaan
  • Jumat, 5 September: Maulid Nabi Muhammad SAW
  • Kamis, 25 Desember: Kelahiran Yesus Kristus (Natal)

Daftar Cuti Bersama 2025

  • Selasa, 28 Januari Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili
  • Jumat, 28 Maret: Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947)
  • Rabu, Kamis, Jumat, dan Senin 2, 3, 4, dan 7 April: Idul Fitri 1446 Hijriah
  • Selasa, 13 Mei: Hari Raya Waisak 2569 BE
  • Jumat, 30 Mei: Kenaikan Yesus Kristus
  • Senin, 9 Juni: Idul Adha 1446 Hijriah
  • Senin, 18 Agustus: Proklamasi Kemerdekaan
  • Jumat, 26 Desember: Kelahiran Yesus Kristus (Natal)

Amalan Menyambut Maulid Nabi

Maulid Nabi adalah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap 12 Rabiul Awal. Memang ada perbedaan pendapat di kalangan ulama dan sejarawan terkait tanggal kelahiran Nabi SAW, tapi menurut pendapat masyhur Rasulullah SAW lahir pada 12 Rabiul Awal tepat pada hari Senin.

Umat Islam biasa menyambut Maulid Nabi dengan sejumlah amalan saleh. Ahli hadits terkemuka dari mazhab Syafi'i, Ibnu Hajar al-Asqalani, mengatakan pada dasarnya amalan Maulid Nabi adalah bid'ah. Meski demikian, kata dia, amalan yang mengandung kebaikan merupakan bid'ah hasanah.

"Pada dasarnya, amalan maulid Nabi adalah bid'ah. Tidak pernah ada keterangan dari satu orang pun dari generasi As-Salaf Ash-Shalih tiga abad pertama yang melakukannya. Akan tetapi, meskipun begitu, amalan itu mengandung sejumlah sisi baik dan juga sejumlah sisi buruk. Barang siapa yang melakukan amalan itu dengan hanya mengisinya dengan sisi-sisi baiknya dan menghindari sisi buruknya, maka itu adalah bid'ah hasanah. Jika tidak, maka itu bukanlah bid'ah hasanah," kata Ibnu Hajar seperti dikutip dari buku edisi Indonesia Antara Madzhab Hambali dengan Salafi Kontemporer karangan Syekh Musthafa Hamdu 'Ulayyan Al-Hambali.

Sejumlah ulama menyandarkan perayaan Maulid Nabi dengan hadits dalam Shahih Bukhari dan Muslim terkait amalan puasa pada hari Asyura.

"Dari hadits ini dapat diambil sebuah pengertian tentang amalan bersyukur kepada Allah SWT atas karunia yang diberikan-Nya pada hari tertentu, baik karunia itu berupa nikmat atau berupa keselamatan dari suatu malapetaka," jelas Syekh Musthafa Hamdu 'Ulayyan Al-Hambali.

Amaliah syukur bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk ibadah, seperti sujud, puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur'an.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads