Masjid Agung Baitunnur Pati atau dikenal juga dengan Masjid Agung Pati adalah salah satu masjid bersejarah dan terbesar di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Tidak hanya menjadi pusat ibadah umat Islam, masjid ini juga menjadi landmark penting yang menyimpan perjalanan sejarah panjang, mulai dari masa pemerintahan bupati pada abad ke-19 hingga rencana renovasi modern di tahun 2025.
Lokasi dan Gaya Arsitektur Masjid Agung Pati
Dikutip dari laman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Pati, Rabu (13/8/2025), Masjid Agung Baitunnur Pati terletak di sisi barat Alun-Alun Simpang Lima Pati, pusat keramaian dan kegiatan masyarakat kota. Di sebelah kiri (utara alun-alun) berdiri Kantor Bupati Pati dan Gedung DPRD Kabupaten Pati, menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan, sosial, dan keagamaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasinya yang strategis membuat masjid ini selalu ramai oleh jamaah dan pengunjung dari berbagai daerah.
Keindahan Masjid Agung Baitunnur Pati terlihat dari kombinasi harmonis antara marmer putih pada lantai dan dinding bagian depan dengan ornamen kayu berwarna coklat yang memberikan kesan hangat dan anggun. Selain itu, masjid ini memiliki menara tunggal di sisi kiri yang terpisah dari bangunan utama, serta halaman belakang yang terhubung dengan Gedung Islamic Centre, tempat wudhu, dan kamar mandi melalui teras berkerikil dan kolam air yang unik.
Sejarah Pembangunan
Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1261 H / 1845 M oleh Raden Adipati Aryo Condro Adinegoro (Raden Bagus Mita), Bupati Pati yang memerintah antara 1829-1895 M. Bukti tahun pembangunan ini dapat dilihat pada prasasti kaligrafi Arab yang kini tersimpan di Masjid Gambiran, berbunyi:
"ibtidaa'u binaa'i hadza al-masjid fii sanah 1261 H / 1845 M"
(Artinya: Awal pembangunan masjid ini adalah pada tahun 1261 Hijriyah bertepatan dengan tahun 1845 Masehi)
Pada awalnya, Masjid Agung Baitunnur memiliki atap berundak khas masjid kuno Jawa seperti Masjid Agung Demak, tanpa kubah.
Renovasi Pertama (1969)
Renovasi pertama dilakukan pada 1389 H / 1969 M, di masa Bupati A.K.B.P. Raden Soehargo Djojolukito. Pada periode ini, masjid mulai memiliki kubah di atas atap berundaknya, meskipun struktur berundak tetap dipertahankan. Renovasi ini juga menghilangkan menara depan yang sebelumnya berdiri megah.
Renovasi Kedua (1979-1980)
Renovasi kedua dilakukan di penghujung masa jabatan Bupati Kol. Pol. Drs. Edy Rustam Santiko dan selesai saat kepemimpinan Kol. Inf. Panoedjoe Hidayat. Desain baru karya arsitek Nu'man (ITB Bandung) ini mengubah total tampilan masjid. Kubah dan atap berundak dihilangkan, diganti dengan desain minimalis yang bertahan hingga sekarang.
Memiliki Mimbar Bersejarah Berusia 160 Tahun
Salah satu peninggalan bersejarah yang masih terjaga adalah mimbar kuno hadiah dari Raden Adipati Aryo Condro Adinegoro, diberikan sembilan tahun setelah pembangunan masjid, tepatnya pada 1270 H / 1854 M. Mimbar ini memiliki prasasti Arab Pegon yang mencatat waktu pemberian dan menjadi bukti autentik nilai sejarah masjid.
Rencana Renovasi 2025
Pemerintah Kabupaten Pati merencanakan renovasi besar Masjid Agung Baitunnur pada Agustus 2025 dengan alokasi anggaran Rp 15 miliar. Renovasi ini dikabarkan akan melibatkan arsitek terbaik untuk memperbarui wajah masjid tanpa menghilangkan nilai historisnya.
Dilansir dari laman RRI, Rabu (13/8/2025), Bupati Pati, Sudewo, menyampaikan bahwa proses renovasi akan memakan waktu sekitar empat bulan. Selama periode tersebut, masjid akan ditutup sementara agar pekerjaan dapat dilakukan secara maksimal tanpa gangguan kegiatan ibadah.
"Dengan desain terbaru, masjid ini diharapkan menjadi tempat ibadah yang lebih nyaman serta pusat budaya yang membanggakan. Kami ingin masyarakat semakin mencintai warisan leluhur yang sarat sejarah," kata Sudewo.
Dengan renovasi ini, diharapkan Masjid Agung Baitunnur Pati tampil dengan wajah baru yang lebih representatif, nyaman, dan mampu menampung jamaah lebih banyak, sambil tetap mempertahankan nilai sejarahnya sebagai ikon keagamaan Kabupaten Pati.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini