Pengertian syukur dalam Islam berkaitan erat dengan nikmat yang Allah SWT karuniakan. Sejumlah ayat Al-Qur'an menjelaskan tentang hal ini.
Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7,
ΩΩΨ§ΩΨ°Ω ΨͺΩΨ§ΩΨ°ΩΩΩΩ Ψ±ΩΨ¨ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΨ±ΩΨͺΩΩ Ω ΩΩΨ§ΩΨ²ΩΩΩΨ―ΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨ±ΩΨͺΩΩ Ω Ψ§ΩΩΩΩ ΨΉΩΨ°ΩΨ§Ψ¨ΩΩΩ ΩΩΨ΄ΩΨ―ΩΩΩΨ―Ω Ω§
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras."
Pengertian Syukur Menurut Islam
Menukil dari buku Dahsyatnya Syukur oleh Syafii Al-Bantanie, secara bahasa syukur berasal dari kata syakara yang artinya pujian atas kebaikan. Syukur juga dimaknai sebagai menampakkan sesuatu ke permukaan. Dalam hal ini, menampakkan nikmat Allah SWT antara lain dalam bentuk memberikan sebagian nikmat-Nya kepada orang yang membutuhkan.
Secara istilah, syukur merupakan pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah SWT yang disertai dengan ketundukkan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Hakikat Syukur yang Harus Dipahami
Masih berasal dari sumber yang sama, Imam Al-Qusyairi mengatakan bahwa hakikat syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang telah diberikan Allah SWT yang dibuktikan dengan ketundukan kepada-Nya. Jadi, syukur adalah mempergunakan nikmat Sang Khalik sebagai pemberi nikmat.
Oleh karenanya, syukur bisa dikatakan sebagai mengungkap pujian kepada Allah dengan lisan, mengakui dengan hati akan nikmat dan mempergunakan nikmat itu sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Sementara itu, dalam Al-Arba'in fi Ushul Ad-Din susunan Imam Al-Ghazali terjemahan Fuad Syarifudin Nur dijelaskan bahwa syukur lebih tinggi dari sabar, khauf, zuhud dan lainnya. Syukur terbentuk dari ilmu, hal keadaan dan amal perbuatan.
3 Rukun Syukur dalam Islam
Rukun syukur terdiri dari tiga hal, berikut pemaparannya yang dinukil dari buku Sejuta Hikmah Dibalik Bacaan Tasbih karya Ibnu Abdullah.
1. I'tiraf (Mengakui)
Rukun syukur yang pertama adalah i'tiraf yang artinya pengakuan bahwa segala nikmat berasal dari Allah SWT. Pengakuan semacam ini sangat penting karena sikap tersebut muncul dari ketawadhuan seseorang. Sebaliknya, jika seseorang tidak beri'tiraf maka ia menjadi orang yang takabur.
2. Tahaddust (Menyebutkan)
Selanjutnya, rukun syukur yang lain adalah tahaddust yang berarti melahirkan atau menampakkan rasa syukur dalam perkataan. Contohnya dengan mengucap alhamdulilah atau menceritakan kepada orang lain tentang nikmat yang diterima dari Allah SWT.
3. At Tha'ah (Taat)
At tha'ah adalah rukun syukur yang terakhir. Dengan at tha'ah maka muslim taat dan patuh dalam menyikapi rasa syukur. Jika muslim kurang taat maka mereka kurang bisa mensyukuri nikmat dari Allah SWT.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah