Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar sesi darurat atas permintaan Iran menyusul serangan agresif Israel. Para perwakilan, termasuk Arab Saudi, menyerukan penghentian segera operasi militer.
Sesi khusus ini digelar di Istanbul, Turki pada Sabtu (21/6/2025).
"KTT Menteri Luar Negeri OKI direncanakan pada tanggal ini; namun, mengingat perkembangan terkini yang melibatkan agresi Israel terhadap negara kami, kami meminta sesi khusus tentang masalah ini," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi saat tiba di Turki untuk menghadiri perundingan, dikutip dari Tehran Times.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Araghchi bermaksud menggunakan forum tersebut untuk mengadakan pertemuan dengan sesama menteri luar negeri, Sekretaris Jenderal OKI, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Kami ingin memastikan bahwa suara kaum tertindas didengar dan legitimasi pembelaan Iran diakui," katanya.
Dia bertemu dengan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan untuk membahas ketegangan regional. Pangeran Faisal mengutuk agresi Israel terhadap Iran dan menyerukan penghentian segera operasi militer sekaligus mendesak seluruh pihak untuk menghindari eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Ia menekankan perlunya negosiasi secara diplomatik antara Iran dan masyarakat internasional.
"Kerajaan mengutuk agresi terang-terangan Israel terhadap Republik Islam Iran, yang merusak kedaulatan dan keamanannya, merupakan pelanggaran yang jelas terhadap hukum dan norma internasional, dan mengancam keamanan dan stabilitas kawasan. Kerajaan menyerukan penghentian segera operasi militer, penghindaran eskalasi, dan kembali ke jalur negosiasi antara Iran dan masyarakat internasional," kata Pangeran Faisal, dilansir kantor berita Saudi (SPA).
Selain Menlu Arab Saudi, Menlu Irak Fuad Hussein juga menyerukan penghentian segera serangan Israel terhadap Iran. Hussein menegaskan agresi harus dihentikan untuk melindungi warga sipil.
Araghchi juga bertemu dengan Menlu dan perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani. Qatar dalam pernyataan resminya menyoroti upaya yang dilakukan negaranya dan mitranya untuk memfasilitasi semua pihak yang terlibat. Selain Qatar, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga siap menjadi penengah dalam perundingan nuklir.
"Melanjutkan perundingan adalah satu-satunya jalan ke depan," tegas Erdogan menegaskan kembali kesediaan Turki sebagai penengah.
Pertemuan Iran dengan sejumlah menlu anggota OKI juga menyoroti intervensi militer Amerika Serikat (AS) dalam konflik Israel-Iran. Muncul kekhawatiran adanya potensi eskalasi.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina