Mengenal Tentara Iran IRGC, Korps Garda Revolusi Islam: Peran hingga Kekuatannya

Mengenal Tentara Iran IRGC, Korps Garda Revolusi Islam: Peran hingga Kekuatannya

Indah Fitrah - detikHikmah
Rabu, 18 Jun 2025 06:30 WIB
Iranian troops take part in a military parade during a ceremony marking the countrys annual army day in the capital Tehran on April 18, 2023. (Photo by ATTA KENARE / AFP)
Tentara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Foto: AFP/ATTA KENARE
Jakarta -

Konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel semakin memanas. Dalam beberapa waktu terakhir, kedua negara saling melancarkan serangan yang menargetkan infrastruktur militer, ekonomi, bahkan pusat-pusat populasi. Di balik kekuatan militer Iran, terdapat sebuah pasukan elite yang memainkan peran kunci, yaitu Korps Garda Revolusi Islam atau Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC).

Pasukan ini menjadi simbol kekuatan ideologi Republik Islam yang dibentuk pasca Revolusi 1979. Sejak terlibat dalam Perang Iran-Irak pada 1980-an, IRGC terus berkembang menjadi kekuatan besar dengan pengaruh yang luas, tidak hanya di bidang militer, tetapi juga dalam politik dan ekonomi Iran.

Asal Usul dan Pembentukan IRGC

Dilansir dari Aljazeera, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dibentuk segera setelah Revolusi Iran 1979 sebagai pasukan milisi revolusioner yang bertugas menjaga ideologi Republik Islam dan melindungi negara dari ancaman internal maupun eksternal. Berbeda dari angkatan bersenjata reguler, IRGC berada langsung di bawah komando Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peran Signifikan IRGC dalam Perang Iran-Irak

Mengutip Britannica, sepanjang Perang Iran-Irak, IRGC menjadi kekuatan utama yang memimpin beberapa operasi penting, seperti:

- Operasi Tariq al-Quds (November 1981): Berhasil merebut kembali wilayah Bostan.
- Operasi Badr (Maret 1985): Menyerbu jalur strategis Basra-Baghdad.
- Pertempuran al-Faw (Februari-Maret 1986): Memenangkan pertempuran amfibi penting dan merebut semenanjung al-Faw dari Irak.

ADVERTISEMENT

Perang yang berlangsung selama delapan tahun ini menelan jutaan korban jiwa dan secara signifikan mengubah struktur militer dan politik Iran. Dalam prosesnya, IRGC tumbuh menjadi institusi militer yang sangat berpengaruh.

IRGC saat Ini

Mengutip sumber sebelumnya, saat ini IRGC memiliki sekitar 190.000 personel aktif dan lebih dari 600.000 jika termasuk cadangan. IRGC mengawasi program rudal balistik dan nuklir Iran, serta mendukung kelompok proksi di wilayah seperti Irak, Suriah, Lebanon (Hizbullah), dan Yaman (Houthi).
Selain kekuatan militer, IRGC juga memiliki pengaruh besar dalam politik dan ekonomi nasional.

Banyak perusahaan besar di Iran dimiliki atau dikendalikan oleh IRGC.
Sejak 2019, Amerika Serikat secara resmi menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris asing. Ini adalah pertama kalinya AS memberikan label tersebut kepada bagian dari pemerintahan negara lain.

IRGC dalam Konflik Iran-Israel 2025

Merangkum Euro News dan Aljazeera, pada Juni 2025, ketegangan antara Iran dan Israel mencapai puncaknya. Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dengan 200 jet tempur yang menghantam berbagai fasilitas penting di Iran, termasuk:

  • Ibu kota Teheran dan wilayah militernya.
  • Fasilitas pengayaan uranium Natanz di Isfahan.
  • Pusat penelitian nuklir dan pangkalan militer di Tabriz.
  • Kota Isfahan, Arak, dan Kermanshah yang menyimpan rudal balistik.

Dilaporkan per Senin (16/6/2025), serangan Israel terhadap Iran menewaskan sejumlah tokoh penting IRGC, termasuk:

  • Hossein Salami: Kepala IRGC
  • Mohammad Bagheri: Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran
  • Gholamali Rashid: Komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya
  • Amir Ali Hajizadeh: Komandan Pasukan Dirgantara IRGC
  • Mohammad Kazemi: kepala intelijen IRGC
  • Hassan Mohaqiq: wakil kepala intelijen IRGC

Iran membalas dengan meluncurkan drone dan rudal balistik ke wilayah Israel. Beberapa rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan seperti Iron Dome, David's Sling, dan Arrow, namun sebagian lainnya menghantam wilayah sipil dan militer, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan besar. Iran juga menyerang fasilitas energi Israel dan menyatakan perang belum selesai.

Khamenei menegaskan bahwa Iran tidak akan membiarkan Israel lolos dari "hukuman berat" atas serangan tersebut.

IRGC lahir dari semangat Revolusi Islam dan ditempa dalam "Perang Suci" (Sacred Defence) melawan Irak. Selama empat dekade, IRGC telah berevolusi menjadi kekuatan yang memainkan peran penting dalam setiap konflik yang melibatkan Iran, baik secara langsung maupun melalui proksi di wilayah Timur Tengah.

Kini, dalam konflik terbaru dengan Israel, IRGC kembali berada di garis depan. Dengan pengalaman panjang dalam peperangan konvensional dan asimetris, IRGC terus menjadi salah satu aktor militer paling berpengaruh di kawasan tersebut.




(inf/erd)

Hide Ads