Perang Iran-Israel Kian Memanas, Muslimat NU Serukan Doa Perdamaian

Perang Iran-Israel Kian Memanas, Muslimat NU Serukan Doa Perdamaian

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 15 Jun 2025 11:00 WIB
Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa
Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa (Foto: Dok Muslimat NU)
Jakarta -

Konflik antara Iran dan Israel semakin memanas belakangan ini. Berkaitan dengan itu, Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik dan menyerukan doa untuk perdamaian dunia.

"Hari ini kita melihat bahwa proses yang terjadi dalam interaksi global, dari hari ke hari kita memberikan doa untuk kedamaian dunia," kata Khofifah melalui sambutannya dalam acara Pembukaan Pelatihan Paralegal Muslimat NU di Graha Pengayongan, Jakarta, Sabtu (14/6/2025).

Ia menilai, serangan yang dilakukan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran tak hanya berisiko memicu konflik global lebih luas, namun juga berdampak besar terhadap perempuan dan anak-anak sebagai kelompok paling rentan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konflik di mana-mana itu akan berdampak pada masyarakat umum terutama perempuan dan anak-anak," lanjut Khofifah.

Melalui pernyataannya di hadapan kader Muslimat NU, Khofifah mengungkapkan bahwa selama ini Muslimat NU sendiri telah berperan aktif menjaga stabilitas bangsa lewat pendekatan spiritual.

ADVERTISEMENT

"Kami pernah menyampaikan kepada Pak Presiden Prabowo, Muslimat NU ini mengawal bangsa dengan mengkhatamkan Alquran sebanyak 165 ribu kali. Ini cara Muslimat mengawal bangsa supaya Indonesia tetap menjadi bangsa yang aman, penuh kedamaian, dan keselamatan," lanjut Eks Menteri Sosial RI tersebut.

Gubernur Jawa Timur ini menegaskan, komitmen Muslimat NU untuk membangun kesejukan dan kedamaian di dalam negeri tidak bisa dilepaskan dari situasi dunia yang penuh gejolak, termasuk konflik bersenjata di Timur Tengah.

"Jadi apa yang sebetulnya kita lakukan membangun kesejukan kedamaian di negeri ini menjadi bagian yang sangat penting dari berbagai gejolak dan plus of civilization yang memang harus kita hadapi bersama," tambahnya.

Selain itu, Khofifah juga mengingatkan kembali pentingnya implementasi Beijing Platform for Action yang merupakan hasil Konferensi Dunia tentang Perempuan di Beijing yang menghasilkan 12 area kritis aksi, salah satunya adalah isu perempuan, anak, dan konflik bersenjata.

"Ini memang harus menjadi pengikat dari seluruh negara di dunia bahwa ada 12 hal dari Beijing Platform For Action. Ini yang memang harus menjadi bagian setelah punya pengikat, maka punya penguat," tandasnya.




(aeb/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads