Setiap menjelang hari raya Idul Adha, suara takbir biasanya terdengar di mana-mana, dari masjid sampai jalanan. Takbiran menjadi salah satu tradisi untuk menyambut hari yang penuh makna ini. Meski banyak yang melakukannya, tidak semua tahu bahwa membaca kalimat takbir pada malam Idul Adha sebenarnya memiliki aturan dan waktu tertentu.
Dalam buku Dakwah Bil Qolam, Mohamad Mufid menjelaskan bahwa takbiran saat malam Idul Adha termasuk amalan sunnah yang dianjurkan. Takbiran dimulai sejak matahari terbenam pada malam Idul Adha dan berlanjut sampai imam naik mimbar untuk memulai khutbah. Takbiran bisa dilakukan di berbagai tempat yang bersih dan suci, tetapi tidak dianjurkan di tempat-tempat yang najis seperti kamar mandi atau toilet.
Teks Takbiran Idul Adha: Arab, Latin, dan Artinya
للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab latin: Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd
Artinya: "Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah."
Selain bacaan ini, terdapat juga versi singkat yang sering digunakan dalam takbiran, yaitu:
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
Arab latin: Allahu Akbar, Allahu Akbar, kabiran.
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dengan kebesaran-Nya"
Dzikir Takbiran Idul Adha
Saat takbiran Idul Adha, dzikir yang dibaca biasanya lebih panjang dan berisi pujian untuk Allah SWT, bacaan dzikir tersebut adalah sebagai berikut:
للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد
اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا، لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه، مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن، وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون، وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن، وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن، لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه، صَدَق ُوَعْدَه، وَنَصَرَ عبْدَه، وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه، لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْ
Arab latin: Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd
Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wasubhaanallaahi bukrataw wa ashillaa. Laailaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu. Mukhlishiina lahuddiin walau karihal kaafiruun. Walau karihal munafiqun. Walau karihal musyrikuun. Laailaahaillallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah wa a'azza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah. Laailaahaillallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahilhamd.
Artinya: "Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.
Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafik, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia zat yang menepati janji, zat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentara-Nya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya untuk Allah."
Waktu Takbiran Idul Adha
Dilansir dari Fikih Salat Sunnah karya Ali Musthafa Siregar, takbiran Idul Adha terbagi menjadi dua jenis, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad.
Takbir mursal adalah takbir yang tidak terikat dengan waktu sholat. Takbir ini boleh dilafalkan kapan saja dan di mana saja, seperti di rumah, masjid, pasar, atau saat bepergian. Waktu pelaksanaannya dimulai sejak matahari terbenam pada malam hari raya Idul Adha dan berakhir ketika imam memulai takbiratul ihram dalam salat Id.
Sementara itu, takbir muqayyad adalah takbir yang dibaca setelah salat fardhu atau salat sunnah. Takbir ini mulai dianjurkan sejak salat Subuh pada tanggal 9 Zulhijah (Hari Arafah) dan berlanjut hingga salat Ashar pada tanggal 13 Zulhijah, yaitu hari terakhir dari hari tasyrik. Selama rentang waktu ini, umat Muslim dianjurkan mengamalkannya setiap selesai sholat.
(inf/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim