Israel kembali melancarkan serangan membabi buta di Gaza meski gencatan senjata telah disepakati. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai selama ekonomi dan politik Amerika Serikat (AS) masih kuat, konflik di Timur Tengah belum berakhir.
"Bila ekonomi dan politik Amerika Serikat masih kuat maka konflik di Timur Tengah belum akan berakhir," kata Anwar Abbas dalam keterangannya, Senin (7/4/2025).
Anwar Abbas berpandangan tujuan utama Israel membombardir Gaza tak lain untuk menduduki dan menjadikan Gaza sebagai bagian dari negara Israel Raya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika Israel telah berhasil menduduki Gaza maka Israel akan mengosongkan daerah tersebut dengan memindahkan penduduknya ke negara lain seperti yang pernah disampaikan Donald Trump kemudian menempatkan rakyatnya sebanyak-banyaknya ke kawasan yang telah dikuasainya itu," jelasnya.
Israel Raya disebut-sebut mencakup beberapa wilayah di Timur Tengah, seperti Yordania, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, dan Mesir. Anwar Abbas mengatakan negara-negara tersebut akan menghadapi masalah jika Israel mulai menyerang dan mendudukinya. Sebab, mereka tak lagi bisa minta bantuan ke AS karena negara Paman Sam itu akan berpihak pada Israel.
"Timur Tengah tampaknya dalam beberapa puluh tahun kedepan belum lagi akan tenang dan damai karena pihak zionis Israel jelas-jelas akan belum mau berhenti melakukan aksinya sampai negara Israel Raya yang mereka impikan bisa terwujud," simpul pengamat sosial ekonomi dan keagamaan itu.
Negara-negara lain, kata Anwar Abbas, tidak bisa berbuat banyak selama ekonomi dan politik AS masih sangat kuat.
"Selama ekonomi dan politik Amerika Serikat masih sangat kuat maka selama itu pulalah negara-negara lain tidak akan bisa berbuat banyak bagi menghentikan peperangan dan tindak kezaliman yang dilakukan oleh Israel dan Amerika Serikat di kawasan tersebut," pungkasnya.
Genosida di Gaza Jadi Perhatian Ulama Dunia
Perang di Gaza yang berubah menjadi genosida turut menuai kecaman dari para ulama dunia. Sekjen International Union of Muslim Scholars (IUMS) Ali a-Qaradaghi mengeluarkan fatwa jihad melawan genosida di Israel.
Lewat seruan yang dikeluarkan pada Jumat (4/4/2025), Ali al-Qaradaghi menyerukan semua negara muslim untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi, dan politik untuk menghentikan genosida Israel di Gaza. Dia menyebut apa yang terjadi di Gaza merupakan sebuah kejahatan besar.
"Kegagalan pemerintah Arab dan Islam untuk mendukung Gaza saat sedang dihancurkan dianggap oleh hukum Islam sebagai kejahatan besar terhadap saudara-saudara kita yang tertindas di Gaza," katanya dalam dekrit yang terdiri dari sekitar 15 poin tersebut, dikutip dari Middle East Eye.
Fatwa itu juga memuat larangan segala bentuk dukungan terhadap Israel dalam pemusnahan muslim di Gaza. Termasuk larangan menjual senjata serta blokade semua jalur.
Qaradaghi adalah salah satu otoritas keagamaan yang paling dihormati dan keputusannya memiliki pengaruh yang signifikan di antara 1,7 miliar Muslim Sunni di dunia. Pernyataannya, yang juga didukung oleh 14 ulama muslim terkemuka lainnya, menyerukan semua negara muslim meninjau perjanjian damai dengan Israel dan bagi muslim di Amerika Serikat untuk menekan Presiden Donald Trump agar memenuhi janji kampanyenya menghentikan agresi dan membangun perdamaian.
Di Indonesia, Pengurus Pusat Ikatan Da'i Indonesia (PP IKADI) dalam pernyataannya pada Senin (7/4/2025) secara tegas mengutuk genosida Israel di Gaza. Mereka juga minta pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto turut andil menghentikan perang di daerah kantong itu.
"Pengurus Pusat IKADI mengutuk keras Netanyahu, Perdana Menteri Israel, yang telah memerintahkan serangan militer Israel secara membabi buta dan melakukan tindakan Genosida dan pembantaian brutal kepada masyarakat sipil, wanita, anak-anak dan warga tak bersenjata," bunyi pernyataan sikap tersebut.
"Pengurus Pusat IKADI meminta secara khusus kepada Pemerintah Republik Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto, untuk berperan aktif menghentikan perang di Gaza Palestina, serta mengajak Pemimpin negara-negara Islam dan Arab membantu dan membebaskan penduduk Gaza dan Palestina dari Genosida dan Penjajahan Israel," lanjutnya.
PP IKADI juga mengajak para dai dan khatib masjid seluruh Indonesia memberikan tausiyah untuk peduli dan membantu saudara muslim di Gaza, Palestina.
Korban Tewas di Gaza Capai 50 Ribu Orang
Korban tewas di Gaza sejak serangan pada 7 Oktober 2023 bertambah menjadi 50.752 orang, menurut data otoritas kesehatan setempat seperti dilansir WAFA, Senin (7/4/2025). Selain itu, 115.475 orang lainnya dilaporkan luka-luka. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.
Sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan atau terjebak di jalan-jalan. Tim medis dilaporkan kesulitan menjangkau para korban karena Israel terus melancarkan serangannya.
(kri/inf)
Komentar Terbanyak
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina