Puasa Syawal 2025 Sampai Kapan?

Puasa Syawal 2025 Sampai Kapan?

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 02 Apr 2025 18:00 WIB
Ilustrasi kalender atau cuti bersama
Puasa Syawal sampai tanggal 28 April 2025 (Foto: Getty Images/iStockphoto/Photobuay)
Jakarta -

Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal sebagai hari kemenangan.

Namun, bagi yang ingin terus meningkatkan pahala dan ketakwaan setelah Lebaran, ada amalan sunnah yang sangat dianjurkan, yaitu puasa Syawal yang dapat dilakukan selama enam hari.

Kita sebagai kaum Muslimin tentu bertanya-tanya tentang kapan puasa Syawal berakhir. Ini jawabannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadwal Puasa Syawal 2025

Menurut Tarmizi As Shidiq dalam bukunya Daqu Method dalam Tinjauan Pendidikan Islam, Imam Syafi'i dan Imam An-Nawawi berpendapat bahwa puasa Syawal lebih utama jika dilaksanakan secara berturut-turut selama enam hari di awal bulan.

Waktu yang disarankan untuk melaksanakan amalan ini adalah mulai dari tanggal 2 hingga 7 Syawal.

ADVERTISEMENT

Seperti yang kita ketahui, tanggal 1 Syawal tahun ini berbarengan dengan tanggal 31 Maret 2025. Maka, tanggal 2-7 Syawal 1446 H jatuh pada Selasa, 1 April hingga Minggu, 6 April 2025, berikut ini rinciannya:

  • 2 Syawal 1446 H: Selasa, 1 April 2025
  • 3 Syawal 1446 H: Rabu, 2 April 2025
  • 4 Syawal 1446 H: Kamis, 3 April 2025
  • 5 Syawal 1446 H: Jumat, 4 April 2025
  • 6 Syawal 1446 H: Sabtu, 5 April 2025
  • 7 Syawal 1446 H: Minggu, 6 April 2025

Meskipun demikian, puasa sunnah Syawal tidak harus dilakukan secara berturut-turut, asalkan tetap dikerjakan dalam rentang waktu bulan Syawal.

Selama masih dalam bulan tersebut, kita tetap bisa mendapatkan keutamaan puasa Syawal meskipun menjalankannya secara terpisah.

Waktu Puasa Syawal Berakhir

Dikutip dari kalender Hijriah Kementerian Agama, bulan Syawal 1446 H dimulai dari 31 Maret - 28 April 2025. Maka dari itu, batas waktu melakukan puasa Syawal tahun 2025 adalah sampai Senin, 28 April 2025.

Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal memiliki banyak keutamaan. Hal itu dijelaskan dalam buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah.

1. Mendapatkan Pahala Satu Tahun

Melaksanakan puasa Syawal mendatangkan pahala setara dengan berpuasa sepanjang satu tahun. Keutamaan ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya,

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ مُتَتَابِعَةٌ، فَكَأَنَّمَا صَامَ السَّنَةَ

Artinya: "Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri secara turut menurut maka seakan-akan berpuasa selama setahun." (HR Ath-Thabarani)

2. Tanda Diterimanya Amalan Puasa Ramadan

Membiasakan diri berpuasa setelah bulan Ramadan merupakan tanda bahwa amalan puasa Ramadan seseorang telah diterima. Sebab, ketika Allah SWT menerima ibadah seorang hamba, Dia akan membimbingnya untuk terus melakukan amal saleh berikutnya.

Sebagaimana pendapat sebagian ulama,

"Pahala sebuah kebaikan adalah kebaikan setelahnya, barang siapa melakukan kebaikan kemudian diikuti dengan kebaikan yang lain, maka itu pertanda bahwa amal kebaikan tersebut diterima oleh Allah. Begitu juga dengan kebaikan yang kemudian disertai dengan amal buruk, maka itu adalah tanda bahwa kebaikan tersebut telah ditolak."

3. Penyempurna Puasa Wajib Ramadan

Puasa Syawal berfungsi sebagai penyempurna bagi kekurangan dalam puasa Ramadan. Karena pada hari kiamat, ibadah sunnah akan melengkapi kekurangan dalam ibadah wajib.

Jika terdapat kekurangan dalam puasa fardu atau puasa Ramadan seseorang, maka puasa sunnah ini dapat menutupi dan menyempurnakannya.

4. Tanda Syukur

Puasa Syawal adalah bentuk syukur atas ampunan Allah selama Ramadan. Bahkan, Rasulullah SAW begitu giat beribadah kepada Allah hingga kakinya membengkak. Mengenai hal ini, Aisyah pernah berkata,

"Mengapa engkau melakukan ini wahai Rasulullah! Sedang dosa-dosamu telah diampuni oleh Allah?" Rasulullah pun menjawab, "Salahkah aku jika ingin menjadi hamba yang bersyukur?"

5. Tanda Hamba yang Istiqomah

Melaksanakan puasa Syawal menunjukkan konsistensi seseorang dalam menjalankan ibadah puasa. Bahkan, disebutkan bahwa jika seseorang kembali berpuasa setelah menunaikan puasa Ramadan, itu menandakan bahwa ia tidak merasa terbebani dalam berpuasa.

الصَّائِمُ بَعْدَ رَمَضَانَ كَالْكَارٌ بَعْدَ الْفَارٌ

"Berpuasa setelah bulan Ramadan adalah seperti orang yang melarikan diri dari perang di jalan Allah kemudian kembali lagi." (Al-Baihaqi, Syu'an Al-Iman)

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads