Ramadan adalah bulan istimewa yang dipenuhi dengan limpahan pahala dan keberkahan. Di waktu inilah umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Salah satu amalan yang dicontohkan Rasulullah SAW di bulan ini adalah iktikaf. Beliau menghabiskan waktu di masjid, meninggalkan kesibukan dunia untuk fokus beribadah.
Pengertian dan Hukum Iktikaf
Menurut Tafsir Al-Asas: Tafsir Lengkap dan Menyentuh Ayat-ayat Seputar Islam, Iman, dan Ihsan oleh H. Darwis Abu Ubaidah, secara bahasa, iktikaf berarti menetap, mengurung diri, atau menahan diri. Sederhananya, iktikaf adalah berdiam di masjid dengan niat beribadah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara istilah, iktikaf bukan sekadar berdiam di masjid, tetapi juga memiliki ketentuan tertentu. Seorang muslim yang berakal sehat dan tidak dalam keadaan junub harus menetap di masjid, meskipun hanya sebentar, dengan tujuan beribadah sesuai aturan yang telah ditetapkan.
Karena termasuk bagian dari ibadah, iktikaf memiliki hukum tersendiri. Dalam buku Obat Putus Asa: Amalan-Amalan Terbaik untuk Menghadirkan Rahmat Allah agar Hidup Sukses, Bahagia, Berkah, dan Penuh Keajaiban susunan Muclas Al-Farbi, dijelaskan bahwa hukum iktikaf adalah sunnah. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW,
"Siapa saja di antara kalian yang ingin melakukan iktikaf, maka beriktikaflah. Lalu orang-orang pun melakukan iktikaf bersama beliau." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa'i, Malik, dan Ahmad)
Ketentuan Iktikaf dalam Islam
Iktikaf adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Bagi muslim yang ingin menjalankannya, ada beberapa ketentuan yang perlu dipahami agar ibadah ini sah dan sesuai tuntunan syariat.
Berikut ketentuan iktikaf berdasarkan buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII yang disusun oleh Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah.
1. Waktu Pelaksanaan Iktikaf
Iktikaf dapat dilakukan kapan saja tanpa batasan jumlah hari tertentu. Para ulama berpendapat bahwa waktu mulai iktikaf sebaiknya sebelum matahari terbenam, meskipun ada juga yang menyebut bahwa iktikaf dapat dimulai setelah salat Subuh.
Namun, waktu paling utama untuk beriktikaf adalah sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Rasulullah SAW rutin menjalankan iktikaf pada periode ini, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diambil dari buku 10 Malam Akhir Ramadhan susunan Shabri Shaleh Anwar.
Diriwayatkan dari Aisyah RA, "Rasulullah SAW beriktikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan sampai beliau wafat. Kemudian istri-istri beliau beriktikaf seperti itu setelah Nabi wafat." (HR Muslim)
2. Syarat-syarat Iktikaf
Agar iktikaf dapat dilaksanakan dengan benar, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:
- Beragama Islam
- Dapat membedakan antara perbuatan baik dan buruk
- Berakal sehat
- Dalam keadaan suci dari hadas besar, haid, dan nifas
3. Rukun Iktikaf
Supaya iktikaf sah, ada dua rukun utama yang harus diperhatikan:
Niat
Setiap ibadah harus diawali dengan niat, termasuk iktikaf. Berikut lafal niatnya:
ΩΩΩΩΩΩΨͺΩ Ψ£ΩΩΩ Ψ£ΩΨΉΩΨͺΩΩΩΩΩ ΩΩΩ ΩΩΨ°ΩΨ§ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ¬ΩΨ―Ω Ω ΩΨ§ Ψ―ΩΩ ΩΨͺΩ ΩΩΩΩΩ
Arab latin: Nawaitu an a'takifa fΔ« hΔdzal masjidi mΔ dumtu fΔ«h
Artinya: "Saya berniat iktikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya."
Dilaksanakan di Masjid
Iktikaf harus dilakukan di masjid yang biasa digunakan untuk salat berjamaah agar pelaksanaan ibadah tetap optimal.
4. Amalan yang Dianjurkan saat Iktikaf
Agar iktikaf lebih bermakna, ada beberapa amalan yang disunnahkan:
- Memperbanyak dzikir, salat sunnah, dan membaca Al-Qur'an
- Berpuasa selama iktikaf
- Menjaga lisan dari ucapan yang tidak bermanfaat
- Membaca buku-buku keislaman
- Memperbanyak doa dan introspeksi diri
5. Hal-hal yang Membatalkan Iktikaf
Iktikaf bisa batal jika seseorang melakukan hal-hal berikut:
- Mengalami gangguan kejiwaan
- Pingsan atau tidak sadarkan diri dalam waktu lama
- Mabuk atau hilang kesadaran
- Keluar dari Islam (murtad)
- Berhubungan suami istri
- Bersentuhan dengan lawan jenis disertai syahwat
- Mengalami haid atau nifas
- Meninggalkan masjid tanpa alasan yang dibenarkan syariat
Keutamaan Iktikaf
Berdasarkan Tafsir Al-Asas: Tafsir Lengkap dan Menyentuh Ayat-ayat Seputar Islam, Iman, dan Ihsan oleh H. Darwis Abu Ubaidah, iktikaf memiliki keutamaan besar, terutama di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang beriktikaf selama sepuluh hari di bulan Ramadan, maka baginya pahala dua haji dan dua umrah." (HR Al-Baihaqi)
Hadits ini menunjukkan bahwa iktikaf memiliki keutamaan besar dan menjadi ibadah yang mulia di sisi Allah SWT.
Selain itu, terdapat beberapa keutamaan lainnya, meliputi:
- Membantu seseorang lebih khusyuk dalam salat berjamaah.
- Mendorong untuk rutin melaksanakan salat sunnah.
- Memotivasi agar selalu berada di shaf terdepan saat salat.
- Mendapatkan pahala yang berlimpah.
- Memudahkan dalam menjaga ibadah puasa.
- Melatih kesabaran dalam beramal saleh.
- Menjauhkan diri dari godaan duniawi dan maksiat.
- Momen terbaik untuk bermuhasabah dan introspeksi diri.
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina