Muslim Cham di Vietnam Tak Wajib Sholat dan Puasa Ramadan, Kenapa?

#RamadanJadiMudah by BSI

Muslim Cham di Vietnam Tak Wajib Sholat dan Puasa Ramadan, Kenapa?

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Minggu, 09 Mar 2025 07:00 WIB
Bani Cham di Vietnam
Foto: Vietnam Tourism
Jakarta -

Sama seperti Indonesia, masuknya agama Islam ke Vietnam juga karena datangnya para pedagang dari jazirah Arab ke Vietnam. Dalam buku Perjalanan Lintas Batas: Lintas Agama, Lintas Gender dan Lintas Agama yang ditulis Prof. Dr. Musdah Mulia, MA disebutkan bahwa Islam sampai di Kamboja sekitar abad ke-11 Masehi. Kala itu kaum muslimin berperan penting dalam pemerintahan kerajaan Campa. Setelah kerajaan tersebut runtuh, kaum muslimin memisahkan diri dan sebagiannya melarikan diri hingga ke Kamboja.

Muslim Kamboja umumnya bertempat tinggal di kota-kota dan desa-desa nelayan di sepanjang sungai Tonle Sap dan Mekong dan di provinsi Kampot di selatan.

Saat ini muslim di Kamboja berpusat di kawasan Free Campia sekitar 40% dari penduduknya, Free Ciyang sekitar 20% dari penduduknya, Kambut sekitar 15% dari penduduknya dan di Ibu Kota Pnom Penh hidup sekitar 30.000 muslim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asep Achmad Hidayat dalam buku Sejarah Sosial Muslim Minoritas di Kawasan Asia mengatakan terdapat dua kelompok muslim di Kamboja yaitu kelompok muslim yang berkembang di kota-kota besar. Muslim ini berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits .

Dan kelompok Muslim Cham, Muslim yang mengikuti intepretasi kuno etnis Cham terhadap Islam. Mereka hanya menunaikan sholat satu kali dalam seminggu, berbicara dalam bahasa Cham juga masih memelihara tradisi Cham.

ADVERTISEMENT

Mengutip riset Ba Trung yang berjudul "Bani Islam Cham di Vietnam" (2008) menyebut bahwa komunitas Islam Cham tidak menjalankan ibadah puasa layaknya umat Muslim di seluruh dunia.

Mereka menilai kalau Ramadan atau dalam tradisi Cham disebut dengan "Ramuwan" bukanlah puasa, melainkan hanya sebagai bulan pelatihan bagi pemuka agama baru, persiapan kematian dan penyucian.

Tradisi Ramadan untuk keluarga penganut Islam Cham membuat persembahan berupa nampan yang sudah diisi makanan kepada pemuka agama yang datang ke Masjid. Tujuannya adalah untuk menunjukkan ketulusan mereka kepada Allah.

Ketika berada di Masjid, para pemuka agama dari kelompok etnis Cham ini melakukan semacam meditasi. Mereka tidak berbicara, makan dan minum selama tiga hari. Jika sudah lewat periode ini, maka mereka akan melakukan kegiatan dakwah di dalam masjid selama 15 hari di bulan Ramadan yang menurut versi mereka bukan 30 hari.

Muslim Cham di Vietnam tidak melaksanakan sholat lima waktu seperti muslim pada umumnya. Mereka hanya melaksanakan sholat jumat dan memandang kewajiban salat bisa diwakilkan melalui perwakilan yang disebut Acar.

Alasan Perbedaan Ajaran Islam Muslim Cham

Menurut riset The Cham Muslims of Vietnam oleh Jay Willoughby (1999), perbedaan ajaran Islam yang dianut oleh Muslim Cham dengan Islam pada umumnya disebabkan oleh proses Islamisasi yang tidak berlangsung secara menyeluruh. Ketika Islam mulai menyebar di kalangan aristokrasi Kerajaan Champa, terjadi pertempuran yang menghambat kelanjutan dakwah Islam di wilayah tersebut.

Akibat dari terputusnya proses penyebaran Islam, ajaran yang diterima oleh masyarakat Cham Bani menjadi tidak utuh. Kondisi ini semakin memburuk setelah Champa mengalami isolasi politik, yang membuat mereka tertinggal dalam perkembangan Islamisasi, khususnya dibandingkan dengan wilayah Melayu. Hal ini terutama dirasakan oleh komunitas Muslim Cham di Phan Rang dan Phang Ri.

Terhentinya proses Islamisasi tersebut melahirkan kelompok Muslim Cham Bani yang memiliki perbedaan ajaran dibandingkan dengan Islam pada umumnya. Perbedaan ini menyebabkan mereka dikucilkan oleh komunitas Muslim lainnya. Meski demikian, banyak ulama yang terus berupaya untuk membimbing dan meluruskan ajaran Islam di kalangan Muslim Cham.

Lihat juga Video 'Berbagai Kegiatan Santri Disabilitas Netra Cimenyan saat Ramadan':

(lus/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads