Statistik pemerintah Senegal mencatat 97 persen penduduknya menganut agama Islam. Di antara muslim itu, ada sebuah komunitas yang terbilang unik. Mereka tidak mendirikan salat dan berpuasa Ramadan.
Komunitas tersebut adalah Baye Fall. Pengikutnya sekitar 17 juta orang. Alih-alih menjalankan ibadah sebagaimana syariat Islam, komunitas ini memiliki keyakinan sendiri soal keimanan dan bentuk ibadahnya pada Tuhan.
Seorang pemimpin kelompok Baye Fall, Maam Samba, mengatakan ibadah muslim komunitasnya dilakukan dengan bekerja keras dan pengabdian kepada masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Filosofi komunitas Baye Fall berpusat pada kerja," ujar Samba di Mbacke Kadior dilansir BBC.
"Kerja keras menjadi bentuk ibadah kepada Tuhan," sambungnya.
Bagi penganut Baye Fall, membajak sawah di bawah terik matahari, membangun gedung sekolah, hingga membuat kerajinan memiliki makna spiritual. Samba menyebut, setiap tugas yang mereka kerjakan adalah tindakan meditatif dan bekerja dengan sungguh-sungguh menjadi bentuk doa.
Pekerjaannya tak terbatas pada pekerjaan manual. Mereka juga mengabdikan diri untuk melayani masyarakat dengan mendirikan koperasi, kewirausahaan sosial, dan organisasi non-pemerintah. Ketika bulan Ramadan, mereka mengabdikan diri dengan menyiapkan buka puasa di masjid.
Baye Fall Adalah Cabang Tarekat Mouride
Menurut artikel berjudul The Baye Faal of Senegambia: Muslim Rastas in The Promised Land? karya Neil J. Savishinsky yang terbit di Journal of the International African Institut Vo.64 No.2 (1994), Baye Fall adalah salah satu cabang Tarekat Mouride. Mouride adalah sebuah cabang Islam Sufi yang memainkan peran penting di Senegal. Tarekat ini didirikan oleh Syekh Ahmadou Bamba para pertengahan abad ke-19.
Syekh Ahmadou Bamba memiliki seorang pengikut yang berdedikasi untuk dirinya, bernama Ibrahim Fall, yang tak lain adalah pendiri Baye Fall. Menurut cerita, Ibrahim Fall disebut-sebut pertama kali bertemu dengan Syekh Ahmadou Bamba di Mbacke Kadior.
Ibrahim Fall diyakini mendedikasikan dirinya untuk melayani Bamba. Sampai-sampai ia mengabaikan kebutuhannya sendiri, seperti makan, merawat diri, termasuk salat dan puasa. Pakaiannya menjadi lusuh. Inilah asal mula tradisi pakaian compang-camping komunitas Baye Fall.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi