Mungkin pernah terlintas di benak kita, apa tujuan manusia diciptakan di dunia? Hal ini juga termasuk ujian bagi manusia, bagaimana mereka menyikapi pertanyaan tersebut.
Bagi umat Islam yang beriman, tentu harus meyakini Al-Qur'an sebagai sumber jawabannya. Allah telah menjelaskan hal tersebut dalam berbagai firman-Nya agar manusia tidak tersesat.
Mengapa Allah Menciptakan Manusia?
Beberapa di antara kita mungkin berpikir mengapa Allah menciptakan manusia, sehingga manusia harus bersusah payah menjalani kehidupan di dunia. Padahal Allah sudah menuliskan dalam Lauhul Mahfudz bagaimana akhir nasib setiap orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari NU Online, Ustadz Abdul Wahab Ahmad, seorang peneliti bidang aqidah di Aswaja NU Center Jawa Timur, menjelaskan ada beberapa ayat Al-Qur'an yang harus dipahami terlebih dahulu.
QS Al-Anbiya: 23
Kita sebagai manusia tidak sepantasnya mempertanyakan tindakan Allah, termasuk mengapa Allah menciptakan manusia. Justru kita sebaiknya sibuk memperbaiki diri.
Allah berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 23:
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
Arab latin: lâ yus'alu 'ammâ yaf'alu wa hum yus'alûn
Artinya: "(Allah) tidak ditanya tentang apa yang Dia kerjakan, tetapi merekalah yang akan ditanya."
QS Hud: 107
Allah melakukan segala sesuatu sesuai kehendak-Nya karena Allah yang paling berkehendak. Manusia tidak bisa mencampuri kehendak Allah. Allah tidak perlu meminta persetujuan siapa pun atas segala kehendak-Nya.
Kita sebagai manusia yang tidak punya kekuatan mungkin juga sering memutuskan sesuatu tanpa ingin dicampuri orang lain. Misalnya kepada hewan ternak, seseorang menentukan bagaimana hewan itu dikembangbiakkan, kapan dijual, kapan disembelih. Padahal kuasa manusia sangatlah sedikit.
Dalam potongan surat Hud ayat 107, Allah berfirman:
إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ ....
Arab latin: ...inna rabbaka fa''âlul limâ yurîd
Artinya: "... Sesungguhnya Tuhanmu Maha-Melakukan apa yang Ia kehendaki."
QS Al-Qashash: 68
Dalam berbagai ayat mengenai penciptaan, Allah hampir selalu menyatakan "apa yang dikehendaki Allah", yang berarti Allah memiliki kebebasan dalam berkehendak.
Seperti dalam surat Al-Qashash ayat 68 berikut ini:
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ وَيَخْتَارُۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
Arab latin: wa rabbuka yakhluqu mâ yasyâ'u wa yakhtâr, mâ kâna lahumul-khiyarah, sub-ḫânallâhi wa ta'âlâ 'ammâ yusyrikûn
Artinya: Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
QS Ar-Rum: 54
Berbagai penjelasan tersebut merupakan gambaran sifat Allah SWT, yaitu iradah atau menentukan sendiri dengan kehendak-Nya. Ayat lain yang menjelaskan sifat ini misalnya surat Ar-Rum ayat 54:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Arab latin: allâhulladzî khalaqakum min dla'fin tsumma ja'ala mim ba'di dla'fing quwwatan tsumma ja'ala mim ba'di quwwatin dla'faw wa syaibah, yakhluqu mâ yasyâ', wa huwal-'alîmul-qadîr
Artinya: "Allah adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa."
QS Al-Anbiya: 16
Dalam surat Al-Anbiya ayat 16, Allah SWT juga menjelaskan bahwa penciptaan alam semesta dan seisinya bukanlah sekadar main-main. Allah SWT berfirman,
وَمَا خَلَقْنَا ٱلسَّمَآءَ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَٰعِبِينَ
Arab latin: Wa ma khalaqnas-sama`a wal-arda wa ma bainahuma la'ibin
Artinya: "Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main."
Tujuan Manusia Diciptakan oleh Allah
Allah memang tidak perlu menjelaskan alasannya menciptakan manusia. Namun di sisi lain, Allah masih memberikan penjelasan mengenai tujuan manusia diciptakan di dunia.
Melansir Inong Satriadi dalam Jurnal IAIN Batusangkar berjudul "Tujuan Penciptaan Manusia dan Nilai Edukasinya", berikut 4 tujuan manusia diciptakan Allah di dunia:
1. Beribadah
Tujuan manusia hidup di dunia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Allah berfirman dalam surat Az-Zariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Arab latin: Wa ma khalaqtul-jinna wal-insa illa liya'budụn
Artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."
2. Sebagai Khilafah di Bumi
Allah menciptakan manusia agar menjadi khalifah di bumi, karena manusia adalah makhluk paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. Allah berfirman dalam surat al-An'am ayat 165:
وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمْ خَلَٰٓئِفَ ٱلْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلْعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌۢ
Arab latin: Wa huwalladzi ja'alakum khala`ifal-ardi wa rafa'a ba'ḍakum fauqa ba'din darajatil liyabluwakum fi ma atakum, inna rabbaka sari'ul-'iqabi wa innahụ lagafụrur rahim
Artinya: "Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian dari kamu atas sebagian (yang lain) dengan beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat dalam memberi siksaan dan Dia sungguh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Beberapa penjelasan serupa dapat ditemukan dalam surat al-Baqarah: 30, surat al-A'raf: 69 dan 74, surat Yunus: 14 dan 73, surat al-Naml: 62, Surat Fathir: 39, dan Surat Sad: 26.
3. Sebagai Bentuk Kekuasaan Allah
Yang ketiga, Allah menciptakan manusia sebagai bentuk kekuasaan-Nya. Allah SWT ingin menunjukkan bahwa seluruh alam semesta, termasuk bumi, tata surya, dan segala isinya, diciptakan atas kehendak-Nya.
Dalam QS At-Talaq ayat 12, Allah berfirman:
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ وَمِنَ ٱلْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ ٱلْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَىْءٍ عِلْمًۢا
Arab latin: Allahulladzi khalaqa sab'a samawatiw wa minal-ardi mislahunn, yatanazzalul-amru bainahunna lita'lamu annallaha 'ala kulli syai`ing qadiruw wa annallaha qad ahata bikulli syai`in 'ilma
Artinya: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan demikian pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, sehingga kalian dapat memahami bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
4. Melaksanakan Amanah
Sebagai khalifah, manusia juga diciptakan untuk mengemban atau melaksanakan suatu amanah. Tidak ada makhluk lain yang sanggup menjalani ujian dan tanggung jawab ini.
Dalam surat al-Ahzab ayat 72, Allah berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Arab latin: Inna 'aradnal-amanata 'alas-samawati wal-ardi wal-jibali fa abaina ay yaḥmilnaha wa asyfaqna min-ha wa hamalahal-insan, innahụ kāna zaluman jahula
Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, namun semuanya enggan untuk memikul amanah tersebut dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.
Itulah tadi berbagai penjelasan mengenai tujuan manusia diciptakan Allah di dunia. Agar menjadi umat yang beriman, kita cukup memperbaiki diri dan terus beribadah tanpa sibuk mempertanyakan kehendak Allah. Wallahu a'lam.
(bai/row)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah