Gus Ulil: Teknologi AI Tak Bisa Gantikan Penghafal Al-Qur'an

Gus Ulil: Teknologi AI Tak Bisa Gantikan Penghafal Al-Qur'an

Devi Setya - detikHikmah
Senin, 17 Feb 2025 15:30 WIB
Puncak perayaan 2 dekade PSQ digelar di Masjid Istiqlal Jakarta.
Gus Ulil paling kanan saat menghadiri Peringatan 20 Tahun PSQ Foto: Devi Setya / detikHikmah
Jakarta -

Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) saat ini telah bisa menghafal seluruh isi Al-Qur'an. Hal ini dikhawatirkan dapat menggantikan peran para penghafal Al-Qur'an.

Kecemasan akan bergantinya peran penghafal Al-Qur'an ini datang dari berbagai pihak. Banyak yang beranggapan bahwa teknologi AI nantinya akan menggeser peran para penghafal Al-Qur'an. Namun hal ini ditepis oleh Ulil Abshar Abdalla.

Selaku Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ), sosok yang akrab disapa Gus Ulil ini mengatakan bahwa teknologi AI yang berkembang saat ini punya fungsi untuk membantu manusia, bukan untuk menggantikan peran atau pekerjaan manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peran AI itu untuk membantu manusia, bukan untuk menggantikan," kata Gus Ulil di acara peringatan 20 Tahun Pusat Studi Al-Qur'an yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta, (15/2/2025).

Lebih lanjut, Gus Ulil yang juga Ketua PBNU ini menegaskan bahwa secanggih apapun mesin, tidak akan pernah bisa menggantikan manusia karena manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling istimewa.

ADVERTISEMENT

Gus Ulil menyoroti teknologi AI yang disebut-sebut bisa menggantikan para penghafal Al-Qur'an.

"Mesin bisa menghafal Al-Qur'an tanpa kesalahan. Sementara manusia menghafal Al-Qur'an dengan potensi kesalahan yang besar, tetapi tetap kedudukan manusia sebagai penghafal Al-Qur'an yang mungkin salah ini jauh lebih tinggi dibanding mesin yang bekerja tanpa kesalahan," tegasnya.

Gus Ulil juga mengatakan manusia diciptakan sebagai makhluk yang istimewa. Ia juga menyebutkan hadits, sesungguhnya di muka bumi ini ada manusia yang sesungguhnya melakukan tindakan yang benar, tidak melakukan kesalahan sedikit pun, maka Allah sebenarnya tidak menyukai dunia ini.

"Manusia bisa salah dan bisa benar. Justru keistimewaan manusia terletak pada kemampuannya untuk salah," pungkasnya.




(dvs/lus)

Hide Ads