Israf Adalah Perbuatan Melampaui Batas, Ini Contoh dan Bedanya dengan Mubazir

Israf Adalah Perbuatan Melampaui Batas, Ini Contoh dan Bedanya dengan Mubazir

Indah Fitrah - detikHikmah
Senin, 06 Jan 2025 17:00 WIB
Umat Muslim Sebaiknya Tak Bersikap Israf alias Berlebihan Saat Makan dan Minum
Ilustrasi israf. Foto: Getty Images/RyanJLane
Jakarta -

Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi perilaku buruk yang dapat merusak hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Salah satu perilaku yang dilarang adalah israf. Seperti apakah perilaku israf tersebut?

Apa Itu Israf?

Mengutip buku Suara Khatib Baiturrahman yang diterbitkan CV. Naskah Aceh dan buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI oleh H. Aminudin, Harjan Syuhada, menjelaskan bahwa israf merupakan perilaku konsumsi yang berlebihan hingga menimbulkan dampak negatif (mufsadat/mudarat).

Israf berasal dari bahasa Arab "asrafa" - "yusrifu" - "israafan", yang berarti "melampaui batas." Secara istilah, israf merujuk pada ucapan atau perbuatan yang berlebihan atau tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam terminologi, israf adalah penyakit rohani yang ditandai dengan perilaku berlebihan di luar batas kewajaran, misalnya dalam hal makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan lainnya. Orang yang melakukan israf disebut musrif atau musrifin.

Israf termasuk perilaku tercela yang membawa kerugian dan tidak disukai Allah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, Surah Al-An'am ayat 141:

ADVERTISEMENT

وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْا ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ...

Arab latin: wa ātū ḥaqqahū yauma ḥaṣādih(ī), wa lā tusrifū, innahū lā yuḥibbul-musrifīn(a).

Artinya: ...dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya. Akan tetapi, janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Israf juga dikecam oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis. Dari Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda,

"Binasalah orang-orang yang suka berlebih-lebihan." Beliau mengulangi ucapan ini hingga tiga kali. (HR Muslim)

Pesan ini sangat jelas bahwa perilaku berlebihan, baik dalam makanan, minuman, pakaian, maupun hal lain, hanya akan membawa dampak buruk. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk hidup sederhana, seimbang, dan sesuai kebutuhan, karena itulah yang diridhai oleh Allah SWT.

Contoh Perilaku Israf

Berikut adalah contoh perilaku israf berdasarkan buku Aqidah Akhlak oleh Anita Yuniarti dan Aufia Aisa.

1. Mengonsumsi Makanan Secara Berlebihan

Perilaku israf yang pertama adalah mengonsumsi makanan secara berlebihan. Makan lebih dari kebutuhan tubuh tidak hanya membuang-buang makanan, tetapi juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

2. Bermewah-Mewah dalam Makanan, Minuman, dan Barang Lainnya

Bermewah-mewah dalam makanan, minuman, atau barang lainnya juga termasuk perilaku israf. Banyak orang membeli makanan atau minuman mewah hanya untuk menunjukkan status sosial atau mengikuti tren, meskipun mereka sebenarnya tidak membutuhkannya.

3. Menumpuk Harta yang Tidak Dibutuhkan

Menumpuk harta yang tidak diperlukan merupakan bentuk lain dari perilaku israf. Misalnya, membeli banyak pakaian atau barang-barang lain yang jarang digunakan atau bahkan tidak pernah dipakai.

4. Menuruti Hawa Nafsu di Luar Kebutuhan

Perilaku israf juga tercermin dari menuruti hawa nafsu yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Banyak orang yang membeli barang-barang mewah atau melakukan aktivitas yang tidak penting hanya untuk memenuhi keinginan sesaat. Keinginan ini sering kali timbul karena pengaruh media sosial atau budaya konsumtif yang semakin berkembang.

5. Melakukan Aktivitas Sia-sia

Aktivitas yang sia-sia atau hanya untuk senang-senang juga termasuk dalam perilaku israf. Misalnya, menghabiskan waktu dan uang untuk kegiatan yang tidak produktif atau tidak memberikan manfaat jangka panjang.

Kegiatan semacam ini bisa berupa berjudi, berpesta mewah tanpa tujuan, atau menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar gadget tanpa tujuan yang jelas.

Bahaya Perilaku Israf

Menurut Imam Asy-Syatibi, seperti yang disampaikan dalam sumber sebelumnya, bahaya perilaku israf dapat menyebabkan kesempitan hati dalam dua segi, yaitu khawatir terputusnya amal dan pengurangan amal. Selain itu, bahaya perilaku israf lainnya, meliputi:

  1. Dibenci oleh Allah SWT.
  2. Menjadi sahabat setan.
  3. Menjadi orang yang tercela dan menyesal.
  4. Tersesat dalam kehidupan.

Perilaku israf bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat menjauhkan seseorang dari keberkahan hidup dan ridha Allah SWT.

Perbedaan Israf dengan Tabzir

Di samping israf, ada perbuatan sejenis yang disebut tabdzir. Masyarakat Indonesia lebih sering menyebut tabdzir dengan istilah "mubazir", yaitu pemborosan. Berikut ini perbedaan antara israf dan tabzir.

Merangkum dari arsip detikcom, perilaku israf merujuk pada melebih-lebihkan sesuatu hingga melebihi batas, baik itu dalam pengeluaran atau dalam penggunaan sumber daya. Misalnya, membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau menghabiskan waktu secara berlebihan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat.

Sementara itu, tabzir memiliki arti yang lebih mendalam, yaitu menyia-nyiakan atau membuang-buang sesuatu tanpa adanya manfaat yang jelas. Tabzir sering kali lebih merujuk pada pemborosan yang terjadi dalam hal yang tidak bermanfaat sama sekali, bisa merugikan, bahkan bisa berupa kemaksiatan.

Baik israf maupun tabzir, keduanya termasuk dalam perilaku yang buruk. Islam mengajarkan untuk menghindari kedua perbuatan tersebut karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.




(inf/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads