Urutan penerima sedekah harus diketahui sebelum memberikan sedekah. Penerima sedekah diatur dalam beberapa dalil Al-Qur'an dan hadits.
Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam. Dalam bersedekah, harus memperhatikan juga siapa yang nantinya akan menerima sedekah tersebut.
Mengutip buku Mengenal Islam: Pengantar Sederhana Menuju Agama Rahmatan lil 'Alamin karya Agusta Konsti Embly, sedekah atau shadaqah menurut istilah artinya adalah pemberian sesuatu kepada seseorang yang membutuhkan semata-mata hanya mengharap ridha Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Urutan Penerima Sedekah
Bersedekah kepada keluarga termasuk sedekah yang paling utama. Terkait urutan sedekah, telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 215, Allah SWT berfirman,
يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ مَآ أَنفَقْتُم مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Artinya: Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
Kemudian dalam surat Al-Baqarah ayat 177, Allah SWT berfirman,
۞ لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ
Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Dalam buku Sedekahlah, Allah Menjaminmu Hidup Berkah karya Ustadz Masykur Arif, dijelaskan bahwa dua ayat tersebut menerangkan urutan penerima sedekah:
1. Kerabat (keluarga)
2. Anak-anak yatim
3. Orang-orang miskin
4. Musafir (yang memerlukan pertolongan)
5. Peminta-minta
6. Memerdekakan hamba sahaya
Ayat tersebut menegaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah kepada keluarga. Terkait hal ini, Rasulullah SAW bersabda, "Jika antara keluargamu miskin, hendaknya mulai bersedekah kepada sanak keluargamu terlebih dahulu."
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Bersedekahlah sekalian!" Seorang lelaki berkata, "Wahai Rasulullah, aku memiliki satu dinar?" Rasulullah SAW bersabda, 'Sedekahlah kepada dirimu!' Lelaki itu berkata, 'Aku memiliki yang lain.' Rasulullah SAW bersabda, 'Sedekahkanlah kepada anakmu!' Lelaki itu berkata, 'Aku memiliki yang lain.' Beliau bersabda lagi, 'Sedekahkanlah kepada istrimu!' Lelaki itu berkata, 'Aku memiliki yang lain.' Rasulullah SAW bersabda, 'Sedekahkanlah kepada pembantumu!' Lelaki itu berkata, 'Aku memiliki yang lain.' Rasulullah SAW bersabda, 'Engkau yang lebih mengerti tentang itu.' (HR Abu Dawud dan Nasai)
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga menegaskan pentingnya mendahulukan keluarga dalam bersedekah.
"Ada dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin. Namun, dinar yang kamu keluarkan untuk keluargamu (anak istri) lebih besar pahalanya." (HR Muslim)
Merujuk buku Sedekah Pengubah Nasib: Membuka Jalan Rezeki dengan Banyak Memberi karya Aditya Akbar Hakim, dijelaskan memberi sebagian harta untuk orang lain bukan sesuatu yang salah, tetapi harus mendahulukan kewajiban.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsimin dalam Syarh Riyadh ash Shalihin menjelaskan bahwa tatkala seseorang bersedekah untuk fakir miskin atau yang lainnya, maka mereka merasa telah mengamalkan amal yang mulia dan menganggap sedekah yang mereka keluarkan itu sangat berarti. Adapun tatkala mengeluarkan harta mereka untuk memberi nafkah kepada keluarganya hukumnya wajib dan bersedekah kepada fakir miskin hukumnya sunnah.
Orang yang harus didahulukan adalah sebagaimana urutan yang telah disebutkan dalam firman Allah SWT yaitu, orang terdekat seperti ibu bapak, mertua, istri, anak, saudara kandung, paman dan bibi lalu anak yatim kemudian orang-orang miskin dan seterusnya sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an.
(dvs/inf)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina