Syarat Khatib Jumat: Punya Akal Sehat hingga Paham Rukun Khutbah

Syarat Khatib Jumat: Punya Akal Sehat hingga Paham Rukun Khutbah

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 30 Nov 2024 12:00 WIB
Indonesian Muslims pray for the safety of the Palestinian people during a Friday prayer at Abu Bakar Ashshiddiq Mosque in Jakarta, Indonesia, Friday, Oct. 13, 2023. As violence and tensions increase in the Gaza Strip with Israeli airstrikes after an unprecedented Hamas attack, Islamic leaders in Indonesia, the worlds most populous Muslim-majority nation, appealed to all mosques across the country to pray for peace and safety for the Palestinian people. (AP Photo/Achmad Ibrahim)
Ilustrasi khatib Jumat (Foto: AP/Achmad Ibrahim)
Jakarta -

⁠Salat Jumat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam laki-laki yang sudah baligh, berakal, dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Salah satu rukun yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan salat Jumat adalah adanya khutbah yang disampaikan oleh seorang khatib.

Untuk memastikan khutbah Jumat berlangsung sesuai dengan syariat Islam, seorang khatib harus memenuhi sejumlah syarat tertentu. Berikut adalah penjelasan mengenai syarat-syarat seorang khatib Jumat.

Syarat Menjadi Khatib Jumat

Menurut Arif Yosodipuro dalam Buku Pintar Khatib dan Khotbah Jumat, tugas khatib bersifat fardhu kifayah. Artinya, jika sudah ada yang menyampaikan khotbah, kewajiban lainnya gugur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, menjadi khatib bukan sembarang orang. Seorang khatib harus memenuhi syarat-syarat tertentu dan bertanggung jawab atas setiap pesan yang disampaikan.

1. Laki-laki

Sebagian besar ulama fiqih berpendapat bahwa khatib harus berasal dari kalangan laki-laki. Pendapat ini masih berlaku hingga saat ini, meskipun tidak ada pernyataan eksplisit dalam Al-Qur'an yang melarang wanita menjadi khatib.

ADVERTISEMENT

Namun, dalam praktiknya, belum ada tokoh atau masyarakat tertentu yang memberi kesempatan kepada wanita untuk menjadi khatib.

2. Memiliki Akal Sehat

Seorang khatib harus memiliki akal sehat, karena ia bertanggung jawab dalam menyampaikan peringatan dan nasihat kepada jamaah. Orang yang hilang akalnya atau mengalami gangguan mental tentu tidak dapat menjalankan tugas ini dengan baik, sebab ia tidak mampu membedakan antara yang baik dan buruk.

3. Suci dari Hadats Besar dan Kecil

Khatib wajib dalam keadaan suci dari hadats besar maupun kecil. Suci dari hadats besar berarti telah melakukan mandi wajib, baik karena mimpi basah maupun setelah berhubungan suami istri bagi yang telah menikah.

Sedangkan untuk suci dari hadats kecil, khatib harus berwudhu terlebih dahulu sebelum melaksanakan khutbah.

4. Menutup Aurat

Ketika menyampaikan khutbah, seorang khatib wajib menutup aurat dengan mengenakan pakaian yang sopan, rapi, dan tidak tembus pandang. Pakaian yang dikenakan juga sebaiknya pantas menurut pandangan jamaah. Meskipun pakaian tersebut mahal atau modis, jika dianggap tidak layak, maka tidak sepatutnya digunakan oleh seorang khatib.

5. Memahami Syarat dan Rukun Khutbah

Seorang khatib harus memahami syarat dan rukun khutbah. Rukun khutbah adalah komponen wajib yang harus dipenuhi, sehingga apabila salah satu ditinggalkan, khutbah dapat dinyatakan tidak sah menurut hukum Islam. Oleh sebab itu, sangat penting memilih khatib yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam dan mampu menyampaikan khutbah dengan baik sesuai ketentuan syariat.

Adab Seorang Khatib

Seorang khatib tidak hanya dituntut untuk memahami syarat dan rukun khutbah, tetapi juga harus memiliki adab yang baik. Beberapa adab yang harus dimiliki oleh seorang khatib adalah sebagai berikut:

1. Memiliki Akhlakul Karimah

Khatib harus memiliki kepribadian luhur dan akhlak yang mulia. Karena ia menjadi panutan bagi jamaah dalam menyampaikan nilai-nilai Islam.

2. Uswatun Hasanah

Seorang khatib harus dapat menjadi teladan yang baik, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, sehingga apa yang ia sampaikan dapat diikuti dengan mudah oleh jamaah.

3. Bersikap Jujur

Kejujuran adalah sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang khatib. Ia harus memastikan bahwa semua yang disampaikan dalam khutbah sesuai dengan kebenaran dan ajaran Islam.

4. Mampu Bertutur Kata dengan Santun

Seorang khatib harus menyampaikan khutbah dengan tutur kata yang baik, sopan, dan mudah dipahami agar pesannya dapat diterima dengan baik oleh jamaah.

5. Berpakaian Rapi dan Sopan

Khatib harus berpakaian rapi, bersih, dan sopan sesuai dengan adab Islam, sehingga dapat mencerminkan keseriusan dan penghormatan terhadap tugas khutbah.

Hal yang Makruh bagi Khatib

Selain memenuhi syarat dan menjalankan adab sebagai khatib, penting juga bagi seorang khatib untuk menghindari hal-hal yang makruh saat menyampaikan khutbah.

Mengacu pada buku Panduan Khutbah Jumat untuk Pemula karya Irfan Maulana, berikut adalah beberapa hal yang makruh dilakukan oleh khatib:

1. Meninggalkan Sunnah Khutbah

Khatib sebaiknya tidak mengabaikan seluruh sunnah khutbah yang telah dianjurkan, karena hal ini dapat mengurangi kesempurnaan khutbah.

2. Menyampaikan Pernyataan yang Memecah Belah

Khutbah seharusnya tidak berisi pernyataan yang dapat memicu perselisihan atau perpecahan di antara umat Islam.

3. Menyampaikan Khutbah Terlalu Panjang atau Terlalu Pendek

Khatib dianjurkan untuk menjaga durasi khutbah agar tidak terlalu panjang sehingga membosankan, atau terlalu pendek sehingga kurang efektif dalam menyampaikan pesan.

4. Membelakangi Jamaah

Saat menyampaikan khutbah, khatib seharusnya berdiri menghadap jamaah, bukan membelakangi mereka, sebagai bentuk penghormatan dan kesopanan.

Oleh karena itu, menjadi seorang khatib bukanlah tugas yang bisa dilakukan sembarangan. Seorang khatib harus memahami ajaran agama dengan baik serta memenuhi persyaratan, adab, dan menghindari hal-hal yang makruh dalam menyampaikan khutbahnya.




(hnh/inf)

Hide Ads