Para Pakar Al-Qur'an Bedah Tafsir Bayani, Ungkap Paradigma Bahasa Al-Qur'an

Para Pakar Al-Qur'an Bedah Tafsir Bayani, Ungkap Paradigma Bahasa Al-Qur'an

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 25 Nov 2024 17:07 WIB
Pusat Studi Al-Quran (PSQ), Majelis Hukama Muslimin (MHM), dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan seminar bertajuk “Mengungkap Paradigma Bahasa dalam Kosakata Al-Qur’an: Sosialisasi Majelis Hukama Muslimin dan Bedah Buku Tafsir Bayani”. Acara berlangsung di Aula Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat, Senin (25/11/2024).
PSQ, MHM, dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan seminar bertajuk "Mengungkap Paradigma Bahasa dalam Kosakata Al-Qur'an: Sosialisasi Majelis Hukama Muslimin dan Bedah Buku Tafsir Bayani". Foto: Dok. Majelis Hukama Muslimin (MHM)
Jakarta -

Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ), Majelis Hukama Muslimin (MHM), dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung baru saja mengadakan seminar bertajuk "Mengungkap Paradigma Bahasa dalam Kosakata Al-Qur'an: Sosialisasi Majelis Hukama Muslimin dan Bedah Buku Tafsir Bayani". Acara berlangsung di Aula Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat hari ini.

Para pakar dan tokoh terkemuka dalam studi Al-Qur'an hadir dalam acara tersebut. Mereka berasal dari akademisi, tokoh agama, dan masyarakat umum yang datang untuk mendalami keindahan dan kedalaman makna Al-Qur'an melalui perspektif bahasa.

Seminar ini terbagi menjadi dua sesi utama. Pertama, Sosialisasi Majelis Hukama Muslimin (MHM) oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Sebagai tokoh sentral MHM, dia memberikan paparan mengenai sejarah dan tujuan dibentuknya forum internasional ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diinisiasi oleh Grand Syekh Al-Azhar, forum yang dibentuk pada 2014 ini bertujuan untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan pemahaman Islam yang moderat. Quraish Shihab menekankan pentingnya melawan radikalisme dan ekstremisme dengan cara mengedukasi masyarakat tentang ajaran Islam yang benar.

"Majelis ini lahir untuk mencegah kesalahpahaman tentang Islam, menguatkan toleransi, dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu misi utamanya adalah memerangi sikap keras yang sering kali muncul dari ketidaktahuan," ungkap Prof. Quraish Shihab, dalam keterangan persnya, Senin (25/11/2024).

ADVERTISEMENT
Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ), Majelis Hukama Muslimin (MHM), dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan seminar bertajuk Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ), Majelis Hukama Muslimin (MHM), dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan seminar bertajuk "Mengungkap Paradigma Bahasa dalam Kosakata Al-Qur'an: Sosialisasi Majelis Hukama Muslimin dan Bedah Buku Tafsir Bayani". Acara berlangsung di Aula Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat, Senin (25/11/2024). Foto: Dok. Majelis Hukama Muslimin (MHM)

Sesi kedua dikhususkan untuk bedah buku Tafsir Bayani. Buku ini, yang merupakan karya Prof. Quraish Shihab, menawarkan pendekatan baru dalam memahami Al-Qur'an melalui analisis mendalam terhadap pemilihan kata.

Para pembicara, termasuk Dr. Muchlis M. Hanafi, Prof. Syarief Hidayat, dan Prof. Badruzzaman M. Yunus, memberikan apresiasi terhadap metode tafsir yang digunakan dalam buku ini. Mereka sepakat bahwa Tafsir Bayani berhasil mengungkap keindahan dan kedalaman makna Al-Qur'an yang mudah dipahami.

"Kata dalam Al-Qur'an dipilih dengan tujuan tertentu yang menyiratkan keindahan, pesan, dan makna mendalam. Tafsir ini membantu kita memahami bagaimana bahasa Al-Qur'an menyampaikan pesan ilahiah secara sempurna," ungkap Muchlis M. Hanafi.

Prof. Syarief Hidayat menambahkan bahwa buku ini memberikan kontribusi penting dalam menghubungkan kajian kosakata Al-Qur'an dengan konsep kebahasaan modern.

"Sebanyak 40% kosakata dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Arab. Buku ini memudahkan kita memahami konsep linguistik seperti maful bih (objek penderita) dan maful ma'ah (objek penyerta) yang menjadi bagian penting dalam kajian kebahasaan," paparnya.

Sementara itu, Prof. Badruzzaman M. Yunus menjelaskan metode dan orientasi tafsir kebahasaan yang digunakan dalam Tafsir Bayani. Ia menekankan pendekatan Tahlili yang dirancang untuk mengurai kata dan struktur kalimat secara mendalam guna menampilkan pesan moral dan keindahan sastra dalam Al-Qur'an.

Acara ini juga menjadi momen penting bagi Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ) dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara kedua lembaga ini menandai dimulainya kerja sama yang lebih erat dalam bidang studi Al-Qur'an. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai kegiatan akademik yang bermanfaat bagi masyarakat luas.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads