Masa Nifas: Pengertian, Durasi, dan Larangannya dalam Islam

Masa Nifas: Pengertian, Durasi, dan Larangannya dalam Islam

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 18 Nov 2024 15:30 WIB
Masa Nifas dalam Pandangan Islam
Masa nifas dalam pandangan Islam (Foto: Getty Images/iStockphoto/Apiwan Borrikonratchata)
Jakarta -

Nifas adalah kondisi wanita yang mengalami pendarahan setelah melahirkan. Selama masa ini, organ reproduksi wanita beradaptasi dan kembali ke kondisi semula.

Selama masa nifas, wanita tidak diperbolehkan beribadah. Mulai dari salat, puasa hingga berjimak. Berikut penjelasan lengkapnya.

Pengertian Nifas

Menukil Kitab Haid, Nifas dan Istihadah karya Sayyid Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Qadir Assegaf dan Abdul Majid, Lc, nifas menurut bahasa artinya melahirkan. Karena darah tersebut keluar setelah melahirkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan dalam pengertian syariat, nifas adalah darah yang keluar setelah rahim kosong.

Durasi Nifas

Durasi nifas pada setiap wanita berbeda-beda. Pada umumnya, nifas berlangsung selama 40 hari.

ADVERTISEMENT

Pendapat ini didasarkan pada hadits riwayat Umm Salamah RA,

"Pada masa Rasulullah SAW, wanita-wanita yang nifas itu duduk (tidak melakukan salat) selama empat puluh hari." (HR Abu Dawud)

Dalam kitab Terjemah Bidayatul Mujtahid karya Ibnu Rusyd, tidak ada batas minimal masa nifas menurut Imam Syafi'i. Nifas bisa berlangsung sesaat, tetapi bisa juga maksimal durasinya hingga 60 hari.

Namun, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa masa nifas bisa lebih singkat, seperti 11, 20, atau 30 hari.

Menukil Kitab Fikih Shalat 4 Mazhab karya A.R. Shohibul Ulum, perbedaan durasi masa nifas terjadi karena pengalaman setiap wanita berbeda-beda. Kondisi ini tidak dapat ditentukan berdasarkan petunjuk hadits, seperti halnya penentuan masa haid dan masa suci.

Larangan di Masa Nifas

Masa nifas memiliki aturan khusus dalam pelaksanaan ibadah. Menurut Imam Syafi'i dalam sumber buku sebelumnya, terdapat delapan larangan yang haram dilakukan oleh wanita, yakni:

  1. Salat
  2. Puasa
  3. Membaca Al-Qur'an
  4. Menyentuh mushaf
  5. Berdiam diri di masjid dan bolak-balik melewatinya
  6. Tawaf
  7. Bersetubuh
  8. Bercumbu pada Bagian antara Pusar dan Lutut

Perbedaan Nifas, Haid dan Istihadhah

Mengutip buku Ibadah Penuh Berkah Ketika Haid dan Nifas karya Himatu Mardiah Rosana, berikut perbedaan nifas, haid, dan istihadhah:

Nifas

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, nifas adalah darah yang keluar dari rahim wanita setelah selesai melahirkan. Jumlah darah yang keluar pun cukup banyak dibandingkan haid.

Sifat darahnya tidak terlalu hitam, tapi kekentalannya sama seperti darah haid. Namun baunya lebih kuat dibandingkan dengan darah haid.

Durasi wanita nifas biasanya berlangsung selama 40-60 hari. Namun jika kurang dari waktu tersebut darah nifas sudah berhenti, maka wanita wajib bersuci agar bisa segera melaksanakan ibadah salat.

Haid

Haid adalah keluarnya darah kotor kehitaman yang kental dan bersifat panas, serta memiliki bau yang khas dan tidak sedap. Ini adalah sunatullah yang terjadi pada kaum wanita.

Haid biasanya terjadi setiap bulan pada wanita yang sudah baligh atau pubertas. Durasinya singkat, 2-7 hari saja.

Istihadhah

Istihadhah adalah darah yang keluar di luar kebiasaan. Maksudnya tidak pada masa haid maupun melahirkan.

Umumnya, darah ini keluar ketika seorang wanita sedang jatuh sakit. Sehingga darah ini sering disebut sebagai darah penyakit.

Imam Nawawi dalam Syarah Muslim mengatakan:

"Bahwa istihadhah adalah darah yang mengalir dari kemaluan wanita yang bukan pada waktunya dan keluarnya dari urat."

Sifat darah istihadhah pada umumnya berwarna merah segar. Teksturnya encer dan tidak berbau.

Wanita yang mengalami nifas, haid maupun istihadhah dilarang untuk mengerjakan salat, puasa hingga berjimak. Mereka bisa kembali beribadah jika darah tidak keluar lagi dan bersuci.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads