Surah Abasa adalah surah Makkiyyah yang terdiri dari 42 ayat. Surah Abasa merupakan surah ke 80 dalam Al-Qur'an.
Nama Abasa memiki arti "Bermuka Masam". Dalam buku Al-Qur'an & Maknanya yang ditulis oleh M. Quraish Shihab, disebutkan beberapa nama lain dari surah ini, yaitu "Surah As-Shakhah" atau "Yang MemecahkanTelinga", " Surah As-Safirah" atau "Penulis-penulis", dan dan "Surah Al-A'ma" atau "Sang Tunanetra." Nama-nama tersebut diambil dari kata-kata yang terdapat dalam surah ini.
Dalam kitab Asbabun Nuzulnya yang diterjemahkan oleh Andi Muhammad Syahril, Imam Suyuthi mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi dan Al-Hakim, dari Aisyah RA, ia mengatakan bahwa diturunkannya surah Abasa ini berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, berilah petunjuk kepadaku." Sementara itu, di sisi Rasulullah SAW ada para pembesar orang-orang musyrik sehingga Rasulullah SAW berpaling dari Ibnu Ummi Maktum dan menghadap ke arah yang lain.
Kemudian Ibnu Ummi Maktum berkata, "Apakah perkataanku itu membuatmu masam?" Beliau berkata, "Tidak." Maka turunlah surah Abasa ayat 1 yang artinya,
"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya."
Simak bacaan lengkap dan isi kandungan surah Abasa berikut ini.
Bacaan Surah Abasa: Arab, Latin, dan Artinya
عَبَسَ وَتَوَلّٰىٓۙ
'abasa wa tawallâ
1. Dia (Nabi Muhammad) berwajah masam dan berpaling
اَنْ جَاۤءَهُ الْاَعْمٰىۗ
an jâ'ahul-a'mâ
2. Karena seorang tunanetra (Abdullah bin Ummi Maktum) telah datang kepadanya.
وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّهٗ يَزَّكّٰىٓۙ
wa mâ yudrîka la'allahû yazzakkâ
3. Tahukah engkau (Nabi Muhammad) boleh jadi dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa)
اَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرٰىۗ
au yadzdzakkaru fa tanfa'ahudz-dzikrâ
4. Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran sehingga pengajaran itu bermanfaat baginya?
اَمَّا مَنِ اسْتَغْنٰىۙ
ammâ manistaghnâ
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (para pembesar Quraisy),
فَاَنْتَ لَهٗ تَصَدّٰىۗ
fa anta lahû tashaddâ
6. Engkau (Nabi Muhammad) memberi perhatian kepadanya.
وَمَا عَلَيْكَ اَلَّا يَزَّكّٰىۗ
wa mâ 'alaika allâ yazzakkâ
7. Padahal, tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).
وَاَمَّا مَنْ جَاۤءَكَ يَسْعٰىۙ
wa ammâ man jâ'aka yas'â
8. Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran).
وَهُوَ يَخْشٰىۙ
wa huwa yakhsyâ
9. Sedangkan dia takut (kepada Allah),
فَاَنْتَ عَنْهُ تَلَهّٰىۚ
fa anta 'an-hu talahhâ
10. Malah engkau (Nabi Muhammad) abaikan.
كَلَّآ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌۚ
kallâ innahâ tadzkirah
11. Sekali-kali jangan (begitu)! Sesungguhnya (ajaran Allah) itu merupakan peringatan.
فَمَنْ شَاۤءَ ذَكَرَهٗۘ
fa man syâ'a dzakarah
12. Siapa yang menghendaki tentulah akan memperhatikannya.
فِيْ صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍۙ
fî shuḫufim mukarramah
13. Di dalam suhuf yang dimuliakan (di sisi Allah).
مَّرْفُوْعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ۢۙ
marfû'atim muthahharah
14. Yang ditinggikan (kedudukannya) lagi disucikan.
بِاَيْدِيْ سَفَرَةٍۙ
bi'aidî safarah
15. Di tangan para utusan (malaikat)
كِرَامٍ ۢ بَرَرَةٍۗ
kirâmim bararah
16. Yang mulia lagi berbudi.
قُتِلَ الْاِنْسَانُ مَآ اَكْفَرَهٗۗ
qutilal-insânu mâ akfarah
17. Celakalah manusia! Alangkah kufur dia!
مِنْ اَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهٗۗ
min ayyi syai'in khalaqah
18. Dari apakah Dia menciptakannya?
مِنْ نُّطْفَةٍۗ خَلَقَهٗ فَقَدَّرَهٗۗ
min nuthfah, khalaqahû fa qaddarah
19. Dia menciptakannya dari setetes mani, lalu menentukan (takdir)-nya.
ثُمَّ السَّبِيْلَ يَسَّرَهٗۙ
tsummas-sabîla yassarah
20. Kemudian, jalannya Dia mudahkan.
ثُمَّ أَمَاتَهُۥ فَأَقْبَرَهُۥ
ṡumma amātahụ fa aqbarah
21. Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur.
ثُمَّ إِذَا شَآءَ أَنشَرَهُۥ
ṡumma iżā syā`a ansyarah
22. Kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.
كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ أَمَرَهُۥ
kallā lammā yaqḍi mā amarah
23. Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya.
فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ
falyanẓuril-insānu ilā ṭa'āmih
24. Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
أَنَّا صَبَبْنَا ٱلْمَآءَ صَبًّا
annā ṣababnal-mā`a ṣabbā
25. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit).
ثُمَّ شَقَقْنَا ٱلْأَرْضَ شَقًّا
ṡumma syaqaqnal-arḍa syaqqā
26. Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya.
فَأَنۢبَتْنَا فِيهَا حَبًّا
fa ambatnā fīhā ḥabbā
27. Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu.
وَعِنَبًا وَقَضْبًا
wa 'inabaw wa qaḍbā
28. Anggur dan sayur-sayuran.
وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا
wa zaitụnaw wa nakhlā
29. Zaitun dan kurma.
وَحَدَآئِقَ غُلْبًا
wa ḥadā`iqa gulbā
30. Kebun-kebun (yang) lebat.
وَفَٰكِهَةً وَأَبًّا
wa fākihataw wa abbā
31. Dan buah-buahan serta rumput-rumputan.
مَّتَٰعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ
matā'al lakum wa li`an'āmikum
32. Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
فَإِذَا جَآءَتِ ٱلصَّآخَّةُ
fa iżā jā`atiṣ-ṣākhkhah
33. Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua).
يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
yauma yafirrul-mar`u min akhīh
34. Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya.
وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ
wa ummihī wa abīh
35. Dari ibu dan bapaknya.
وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ
wa ṣāḥibatihī wa banīh
36. Dari istri dan anak-anaknya.
لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
likullimri`im min-hum yauma`iżin sya`nuy yugnīh
37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُّسْفِرَةٌ
wujụhuy yauma`iżim musfirah
38. Banyak muka pada hari itu berseri-seri.
ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ
ḍāḥikatum mustabsyirah
39. Tertawa dan bergembira ria.
وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ
wa wujụhuy yauma`iżin 'alaihā gabarah
40. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu.
تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ
tarhaquhā qatarah
41. Dan ditutup lagi oleh kegelapan.
أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَفَرَةُ ٱلْفَجَرَةُ
ulā`ika humul-kafaratul-fajarah
42. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.
Isi Kandungan Surah Abasa
Merujuk kembali pada buku Al-Qur'an & Maknanya, surah Abasa sama halnya dengan surah-surah dalam Juz 30, yang menekankan tentang kepastian terjadinya Kiamat. Surah Abasa juga menjelaskan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan berbagai jenis bahan makanan bagi umat manusia, dan diisyaratkan pula persamaan prinsip-prinsip ajaran agama yang dibawa oleh para nabi.
Surah ini juga mengandung peringatan agar tidak mendahulukan si kaya atas si miskin, atau yang tampan atas yang buruk, hanya karena kelebihan tersebut. Karena, bisa jadi orang yang tampak memiliki kekurangan justru memiliki keistimewaan yang tersembunyi, yang bahkan melebihi kelebihan yang dimiliki oleh orang kaya atau tampan tersebut.
Selain itu, surah ini juga bertujuan untuk mengajarkan nilai akhlak yang paling mulia yang seharusnya dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau memberikan pengajaran dalam memilih prioritas kegiatan, agar kita tidak mengutamakan sesuatu yang penting di awal, dan mengesampingkan hal-hal lain yang juga penting atau bahkan lebih utama.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama