Arab Saudi meluncurkan destinasi pulau resor Sindalah. Pulau ini dikembangkan melalui proyek selama dua tahun dengan melibatkan 4 kontraktor lokal dan 60 subkontraktor.
Kawasan wisata itu, resmi menyambut tamu pertamanya sebagai penanda era baru pariwisata kelas atas Arab Saudi. Pembukaan ini diadakan pada Minggu (27/10/2024) seperti dilansir dari Gulf News.
"NEOM berkomitmen untuk mendukung era baru pariwisata mewah di kerajaan ini, dengan dibukanya Sindalah. Terwujudnya destinasi bersejarah ini, gerbang menuju Laut Merah, berkat kepemimpinan visioner Yang Mulia Muhammad bin Salman (MBS) dan Visi Saudi 2030," terang CEO NEOM, Nadhmi al-Nasr dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembukaan pulau Sindalah terjadi di tengah keraguan yang terus menerus muncul tentang keberlangsungan NEOM dan jelang forum investor besar dengan sebutan Davos in Dessert yang akan dimulai di Riyadh pada Selasa (29/10/2024) mendatang.
Proyek-proyek besar seperti Sindalah menjadi inti dari strategi Riyadh dalam diversifikasi ekonomi. Ini sejalan dengan tujuan pariwisata Visi Kerajaan Arab Saudi 2030.
Merujuk pada Strategi Pariwisata Nasional Arab Saudi, negara tersebut berambisi untuk menarik 150 juta pengunjung pada 2030 serta meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) dari 6 persen menjadi 10 persen.
Area Sindalah mencakup luas 840.000 meter persegi dan diperkirakan akan menyambut hingga 2.400 tamu setiap hari pada 2028 mendatang. Kehadiran Sindalah dapat menciptakan 3.500 lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan di sektor perhotelan dan pariwisata Arab Saudi.
Perairan Sindalah menjadi rumah bagi 1.100 spesies ikan, termasuk 45 spesies unik NEOM dan lebih dari 300 spesies karang.
Nantinya, pulau Sindalah akan dilengkapi dengan lapangan golf kelas dunia, ragam sajian kuliner dari koki ternama, apartemen berlayanan, villa, kamar, ragam aktivitas seperti olahraga air, dan relaksasi tepi pantai.
Proyek NEOM terus berlanjut bersamaan dengan proyek pembangunan besar lainnya yang diluncurkan sebagai bagian dari Visi 2030. Ini termasuk upaya Pangeran Mohammed untuk memposisikan eksportir minyak mentah terbesar di dunia untuk masa depan pasca-minyak.
Tahun lalu, Kerajaan muncul sebagai satu-satunya penawar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola 2034, yang berarti mereka memiliki waktu satu dekade untuk membangun stadion yang diperlukan dan meningkatkan kapasitas penginapan dan transportasi.
Pada bulan Desember, Menteri Keuangan Mohammed al-Jadaan mengatakan para pejabat telah memutuskan untuk mendorong jangka waktu untuk beberapa proyek besar hingga melewati tahun 2030.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina