Surat Al-Hujurat Ayat 11 Serukan agar Muslim Jangan Suka Mengolok-olok

Surat Al-Hujurat Ayat 11 Serukan agar Muslim Jangan Suka Mengolok-olok

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Minggu, 13 Okt 2024 17:00 WIB
serious muslim woman and a very upset man in the background, theyre arguing
Ilustrasi mengolok-ngolok (Foto: iStock)
Jakarta -

Surat Al-Hujurat Ayat 11 berisikan larangan orang mukmin untuk berakhlak buruk antar sesamanya, khususnya dalam hal saling mengolok-olok atau menghina.

Surat Al-Hujurat terdiri dari 18 ayat, surat ini secara keseluruhan menjelaskan mengenai akhlak yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim yang beriman, serta anjuran untuk menjauhi perbuatan buruk. Nama Al-Hujurat diambil dari kata "Al-Hujurat" yang terdapat pada ayat ke 4 surat ini, yang berarti "kamar-kamar."

Dalam surat Al-Hujurat ayat 11, Allah SWT mengingatkan seorang muslim untuk tidak mengolok-olok sesamanya, karena bisa jadi orang yang diperolok-olok itu lebih baik dibandingkan yang mengolok-olok. Berikut bacaan dan tafsir lengkap surat Al-Hujurat ayat 11.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan Surat Al-Hujurat ayat 11: Arab, Latin, dan Artinya

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Arab Latin: yâ ayyuhalladzîna âmanû lâ yaskhar qaumum ming qaumin 'asâ ay yakûnû khairam min-hum wa lâ nisâ'um min nisâ'in 'asâ ay yakunna khairam min-hunn, wa lâ talmizû anfusakum wa lâ tanâbazû bil-alqâb, bi'sa lismul-fusûqu ba'dal-îmân, wa mal lam yatub fa ulâ'ika humudh-dhâlimûn

ADVERTISEMENT

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim."

Tafsir Surat Al-Hujurat ayat 11

Menurut Tafsir Tahlili Kemenag RI, dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan kaum Mukminin untuk tidak saling mengolok-olok, karena bisa jadi mereka yang diolok-olokkan lebih mulia dan terhormat di sisi Allah SWT dari merek yang mengolok-olokkan. Hal ini juga berlaku di kalangan wanita, di mana sekelompok wanita dilarang mengolok-olok wanita lain, karena yang diolok-olokkan mungkin lebih terhormat dan lebih baik di mata Allah SWT dibanding wanita yang mengolok-olokkan.

Seorang hamba Allah SWT dilarang memastikan kebaikan atau keburukan seseorang hanya berdasarkan amal perbuatannya. Ada kemungkinan seseorang tampak beramal baik, tetapi di dalam hatinya Allah SWT melihat terdapat sifat tercela. Sebaliknya, mungkin ada seseorang yang tampak melakukan perbuatan buruk, tetapi dalam hatinya dipenuhi penyesalan yang mendorongnya untuk bertobat. Oleh karena itu, amal perbuatan yang terlihat hanyalah tanda-tanda yang dapat menimbulkan sangkaan, tetapi belum bisa dianggap meyakinkan.

"Sesungguhnya Allah SWT tidak memandang kepada rupamu dan harta kekayaanmu, akan tetapi la memandang kepada hatimu dan perbuatanmu." (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Allah juga SWT melarang memanggil seseorang dengan panggilan yang buruk, seperti menyebut seseorang yang sudah beriman dengan sebutan seperti "hai fasik" atau "hai kafir.", dan panggilan buruk lainnya.

Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ibnu 'Abbas dalam menafsirkan ayat ini, menerangkan bahwa ada seorang laki-laki yang pernah di masa mudanya mengerjakan suatu perbuatan yang buruk, lalu ia bertobat dari dosanya, maka Allah SWT melarang siapa saja yang menyebut-nyebut lagi keburukannya di masa yang lalu, karena hal itu dapat membangkitkan perasaan yang tidak baik. Itu sebabnya Allah SWT melarang memanggil dengan panggilan dan gelar yang buruk.

Panggilan yang buruk dilarang diucapkan kepada seseorang yang telah beriman, karena gelar-gelar tersebut mengingatkan kepada kedurhakaan yang telah berlalu, dan sudah tidak pantas lagi disebutkan.

Barang siapa yang tidak bertobat, bahkan terus memanggil dengan gelar-gelar yang buruk itu, maka mereka dicap oleh Allah SWT sebagai orang-orang yang zalim terhadap diri sendiri dan pasti akan menerima konsekuensinya berupa azab dari Allah SWT pada hari kiamat.

Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dalam Kitabnya, Imam Ahmad meriwayatkan dari Asy-Sya'bi, ia bercerita bahwa Abu Jubairah bin Adh-Dhahhak memberitahunya, ia bercerita dan mengatakan,

"Rasulullah SAW pernah tiba di Madinah dan di antara kami tidak seorang pun melainkan mempunyai dua atau tiga nama. Dan jika beliau memanggil salah seorang dari mereka dengan nama-nama tersebut, maka mereka berkata: 'Ya Rasululah, sesungguhnya ia marah dengan panggilan nama tersebut'".




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads