Al Hujurat Ayat 6: Jangan Buru-buru Terima Info, Teliti Dulu Kebenarannya

Al Hujurat Ayat 6: Jangan Buru-buru Terima Info, Teliti Dulu Kebenarannya

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Senin, 07 Okt 2024 14:45 WIB
Al-Quran yang didalamnya terdapat surat Al Waqiah. Jika dibaca setiap hari dapat mendapatkan keberkahan.
Al-Qur'an. Foto: Getty Images/iStockphoto/jackof
Jakarta -

Surah Al Hujurat ayat 6 mengandung pesan penting tentang kehati-hatian dalam menerima dan menyebarkan informasi. Allah SWT memerintahkan agar bertabayyun.

Surah Al Hujurat adalah surah ke-49 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 18 ayat. Surah ini termasuk dalam kategori surah Madaniyyah karena diturunkan di Kota Madinah.

Asbabun Nuzul Surah Al Hujurat Ayat 6

Sebelum memahami lebih dalam makna dari surah Al Hujurat ayat 6, penting untuk mengetahui latar belakang turunnya ayat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penjelasan dalam Qawa'id Qur'aniyah: 50 Qa'idah Qur'aniyah fi Nafsi wal Hayat karya Umar Abdullah bin Abdullah Al-Muqbil yang diterjemahkan Muhammad Yasir, asbabun nuzul atau sebab turunnya surah Al Hujurat ayat 6 berkaitan dengan utusan Rasulullah SAW kepada bani Musthaliq untuk menanyakan zakat.

Saat itu, Nabi Muhammad SAW mengutus Al-Walid bin Uqbah untuk mengumpulkan zakat dari bani Musthaliq yang telah menyatakan keislamannya.

ADVERTISEMENT

Ketika Al-Walid kembali ke Madinah, ia melaporkan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa bani Musthaliq menolak membayar zakat dan menunjukkan bahwa mereka sudah murtad dari Islam.

Ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa saat Al-Walid tiba di dekat kampung bani Musthaliq, ia merasa takut melihat warga yang mendatanginya. Ia menduga mereka ingin membunuhnya, sehingga ia berbalik dan melapor kepada Nabi Muhammad SAW bahwa bani Musthaliq tidak mau membayar zakat dan bahkan berencana membunuhnya.

Mendengar laporan tersebut, Nabi Muhammad SAW mengirim Khalid bin Walid beserta pasukannya untuk memastikan kebenaran berita itu. Khalid pun melakukan penyelidikan diam-diam terhadap bani Musthaliq. Hasilnya, ia menemukan bahwa mereka masih setia memeluk Islam dan menjalankan ajarannya dengan baik. Khalid kemudian melaporkan temuan ini kepada Nabi Muhammad SAW.

Berdasarkan kejadian ini, turunlah surah Al Hujurat ayat 6 yang mengingatkan umat Islam untuk memeriksa kebenaran setiap berita yang disampaikan, khususnya jika berasal dari orang yang fasik atau pembohong.

Bacaan Surah Al Hujurat Ayat 6 Arab, Latin dan Artinya

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

Latin: Yâ ayyuhal-lażina āmanů in ja'akum făsiqum binaba'in fa tabayyanů an tuşibü qaumam bijahālatin fa tuşbihü 'alā mā fa altum nādimin(a).

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu."

Tafsir Surah Al Hujurat Ayat 6

Menurut Tafsir Ibnu Katsir yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar EM dkk, surah Al Hujurat ayat 6 menekankan pentingnya sikap berhati-hati dalam menerima berita yang dibawa oleh orang-orang fasik. Allah SWT memerintahkan untuk benar-benar meneliti dan memeriksa berita tersebut sebelum memberikan keputusan, agar tidak terjebak dalam kesalahan. Ini disebabkan oleh sifat orang fasik yang cenderung berbohong dan berbuat keliru, sehingga berita yang disampaikan oleh mereka tidak bisa dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Larangan ini bukan hanya untuk keputusan sehari-hari, tetapi juga untuk menjaga umat dari keburukan dan kerusakan. Oleh karena itu, para ulama menyarankan agar riwayat atau berita dari orang yang tidak diketahui kebenarannya tidak langsung diterima, sebab ada kemungkinan informasi tersebut palsu.

Meski begitu, sebagian ulama ada yang tetap menerima berita tersebut namun dengan sangat hati-hati, yakni hanya ketika terbukti jelas bahwa orang tersebut adalah fasik dan kondisi beritanya bisa diperiksa lebih lanjut.

Senada, dijelaskan dalam Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, melalui surah Al Hujurat ayat 6 Allah SWT memberikan peringatan kepada umat Islam agar berhati-hati ketika menerima berita, khususnya jika berita tersebut datang dari seorang yang fasik. Allah SWT mengingatkan untuk tidak terburu-buru dalam mempercayai berita sebelum memeriksa dan menelusuri kebenarannya.

Lebih lanjut dijelaskan, ayat ini menekankan pentingnya sikap kritis dan tidak mudah percaya pada berita yang dibawa oleh orang yang tidak memiliki kredibilitas atau sering berdusta. Jika seseorang tidak memeriksa kebenaran berita terlebih dahulu, maka risiko penyesalan akibat tersebarnya berita bohong atau kesalahan akan semakin besar. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk selalu meneliti dan memastikan keaslian informasi sebelum mengambil tindakan atau menyebarkannya.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads