Doa sholat Hajat yang mustajab seringkali menjadi doa yang dicari oleh umat Islam ketika mereka memiliki keinginan atau hajat tertentu. Sholat hajat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon terkabulnya permintaan, baik itu berkaitan dengan urusan dunia maupun akhirat.
Apa itu Sholat Hajat?
Menurut buku Amalan Praktis Sholat Hajat Wanita tulisan Ustadz Mamah Deden, Sholat hajat adalah sholat sunah yang dikerjakan ketika seseorang memiliki keinginan atau hajat tertentu dan memohon kepada Allah SWT agar diperkenankan terkabulnya keinginan tersebut. Pelaksanaan sholat hajat ini bisa dilakukan dengan dua rakaat, hingga maksimal berjumlah 12 rakaat. Setiap dua rakaat diakhiri dengan salam.
Anjuran untuk melaksanakan sholat hajat ini ditekankan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 153, yang artinya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya "Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Selain itu, dalam surah Al-Baqarah ayat 45 juga dijelaskan:
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
Artinya: "Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,"
Ayat-ayat tersebut menunjukkan pentingnya berdoa dan bersabar dalam menghadapi segala hajat serta kebutuhan hidup. Sholat hajat menjadi salah satu sarana seorang hamba untuk memohon langsung kepada Allah SWT agar segala keinginannya dapat tercapai.
Jumlah Rakaat Sholat Hajat
Dikutip dari buku Sholat Tahajud dan Sholat Hajat yang ditulis oleh Mahmud asy-Syafrowi, jumlah rakaat sholat hajat dapat dilaksanakan minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat, sesuai dengan kemampuan dan keinginan orang yang melaksanakannya. Sholat hajat dilakukan secara munfarid (sendirian) dan tidak berjamaah.
Jika sholat hajat dilaksanakan pada malam hari, dianjurkan untuk melakukannya dengan dua rakaat sekali salam. Namun, jika dilakukan pada siang hari, boleh dilaksanakan dengan empat rakaat sekaligus dalam satu kali salam dan seterusnya.
Meskipun demikian, menurut kebanyakan ulama, jumlah rakaat yang paling umum dan dianjurkan adalah dua rakaat. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW, yang menyatakan:
"Barangsiapa yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya, dan kemudian mengerjakan sholat dua rakaat yang ia sempurnakan, maka Allah akan memberinya apa yang ia minta, cepat atau lambat." (HR. Ahmad).
Niat Sholat Hajat
Niat adalah salah satu rukun dalam sholat, termasuk sholat Hajat. Niat sholat hajat dilafalkan dengan tujuan untuk mengerjakan sholat hajat dan memohon kepada Allah SWT agar hajat atau keinginan kita dapat dikabulkan.
Berikut adalah lafal niat sholat hajat:
اُصَلِّي سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latinnya: "Ushallii sunnatadh hajjati rak'ataini lillaahi ta'aala."
Artinya: "Aku berniat sholat sunah Hajat dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Dengan mengucapkan niat tersebut, kita menyampaikan keinginan dan memohon pertolongan kepada Allah SWT melalui sholat Hajat.
Tata Cara Sholat Hajat
Tata cara sholat ini perlu dilakukan dengan benar agar segala permohonan dan doa kita menjadi lebih mustajab. Maka dari itu, memahami setiap langkah dan niat dalam pelaksanaan sholat Hajat sangat penting untuk memastikan ibadah ini terlaksana dengan baik.
Mari kita simak tata cara sholat Hajat secara rinci berikut ini yang dikutip dari buku Mahadahsyat Sholat Hajat yang disusun oleh Syarif Hidayatullah.
1. Niat: Berdiri tegak menghadap kiblat, membaca niat di dalam hati bersama dengan mengucapkan lisan. Ucapkan takbiratul ihram sambil mengangkat kedua tangan.
2. Membaca doa iftitah: Setelah mengucapkan niat dan takbiratul ihram, tangan disedekapkan, bacalah doa iftitah untuk memulai sholat.
3. Membaca surah Al-Fatihah: Dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Fatihah dengan tartil dan khusyuk.
4. Membaca ayat Al-Qur'an: Setelah selesai membaca Surah Al-Fatihah, lanjutkan dengan membaca Surah atau ayat-ayat Al-Qur'an.
5. Ruku': Setelah membaca ayat Al-Qur'an, lakukan ruku' sambil mengucapkan kalimat tasbih.
6. I'tidal: Bangkit dari ruku', mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan telinga.
7. Sujud pertama: Lalu, sujud sambil membaca kalimat tasbih.
8. Duduk di antara dua sujud: Duduk dengan tenang dan membaca doa antara dua sujud.
9. Sujud kedua: Lakukan sujud kedua, bacaan sama dengan sujud pertama.
10. Rakaat kedua: Berdiri tegak Kembali melakukan rakaat kedua dengan Gerakan yang sama seperti rakaat pertama hingga sujud kedua.
11. Duduk tasyahud awal: Setelah sujud kedua, bangun untuk duduk tasyahud sambil membaca bacaan tasyahud awal.
12. Rakaat ketiga dan keempat: Mengulangi Gerakan pada rakaat pertama dan kedua.
13. Tasyahud akhir: Bacaan sama dengan tasyahud awal, tapi diakhiri dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
14. Mengucapkan salam: Mengucapkan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri.
Sunnah dalam Sholat Hajat
Terdapat beberapa sunnah atau kaifiyah tambahan yang dianjurkan oleh sebagian ulama untuk meningkatkan kualitas dan mempercepat terkabulnya Hajat. Salah satu sunnah tersebut adalah membaca Ayat Kursi dan Surah Al-Ikhlas.
Dalam riwayat dari Wahib ibn al-Ward, disebutkan bahwa seorang hamba yang mengerjakan sholat Hajat sebanyak 12 rakaat dan membaca Ayat Kursi serta Surah Al-Ikhlas di setiap rakaatnya, maka permintaannya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.
Selain itu, di dalam kitab Hasyiyatul Ibnu 'Abidin disebutkan sunnah lain dalam sholat Hajat. Pada rakaat pertama, dianjurkan membaca Surah Al-Fatihah dan Ayat Kursi sebanyak tiga kali. Selanjutnya, pada rakaat-rakaat berikutnya, dibaca Surah Al-Fatihah , Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq, dan Surah An-Naas masing-masing satu kali. Melaksanakan sholat Hajat dengan sunnah ini dianggap memiliki pahala yang sebanding dengan malam Lailatul Qadr, dan dipercaya dapat mempercepat terkabulnya Hajat seseorang.
Dalam riwayat lain yang berasal dari Imam Syafi'i, terdapat sunnah sholat Hajat yang diajarkan oleh Nabi Khidir AS kepada seorang hamba Allah SWT. Sunnah ini adalah dengan melaksanakan dua rakaat sholat Hajat. Pada rakaat pertama, dianjurkan membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Al-Kafirun sebanyak sepuluh kali. Sedangkan pada rakaat kedua, membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Al-Ikhlas sebanyak sebelas kali. Setelah salam, dianjurkan membaca shalawat kepada Nabi sebanyak sepuluh kali dan membaca tasbih sepuluh kali, kemudian memohon kepada Allah SWT atas segala Hajat yang diinginkan.
Al-Hakim juga menyampaikan sunnah lain, yaitu sebelum melaksanakan sholat Hajat, disunnahkan untuk mandi pada malam jumat terlebih dahulu dan memakai pakaian yang bersih. Setelah itu, dianjurkan untuk melaksanakan sholat menjelang waktu fajar (subuh) dengan niat agar semua permintaan dikabulkan oleh Allah SWT.
Namun, yang terpenting dalam melaksanakan sholat Hajat adalah ketulusan dan keikhlasan dalam menjalankannya. Sunnah mana pun yang dipilih, niat yang ikhlas dan fokus dalam berdoa kepada Allah SWT merupakan kunci utama agar Hajat yang dipanjatkan lebih mudah dikabulkan.
Doa Sholat Hajat yang Mustajab
Setelah selesai melaksanakan sholat hajat, terdapat beberapa doa yang sangat dianjurkan untuk dibaca demi mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam menggapai Hajat yang diinginkan.
Dikutip dari situs Kemenag RI, berikut adalah doa sholat Hajat yang mustajab dan bisa dipanjatkan setelah menunaikan sholat Hajat:
Salah satu doa yang dianjurkan adalah doa shalawat dan pujian kepada Allah SWT, yang berbunyi:
سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Latinnya: Subḫânal-ladzî labisal-'izza wa qâla bihi. Subḫânal-ladzî ta'aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subḫâna dzil-'izzi wal-kirami, subḫâna dzith-thauli as'aluka bimu'âqidil-'izzi min 'arsyika wa muntahar-raḫmati min kitâbika wa bismikal-a'dhami wa jaddikal-a'la wa kalimâtikat-tâmmâtil-'âmmâtil-latî lâ yujâwizuhunna birrun wa lâ fâjirun an tushalliya 'ala sayyidinâ Muḫammadin wa 'ala âli sayyidinâ Muḫammadin.
Artinya: "Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana."
Selain itu, terdapat juga doa lain yang dianjurkan, seperti doa Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Latinnya: Lâ ilaha illallâhul-ḫalîmul-karîmu, lâ ilaha illallâhul-'aliyyul-adhîmu subḫânallâhi rabbil-'arsyil-'adhîmi wal-ḫamdulillâhi rabbil-'alamîna.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam."
Kemudian, bagi mereka yang memiliki Hajat tertentu, ada pula doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca, seperti yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Latinnya: Allâḫumma innî as'aluka mûjibâti raḫmatika, wa 'azâ'ima maghfiratika, wal-ghanîmata min kulli birrin, was-salâmata min kulli itsmin lâ tada' lî dzanban illâ ghafartahu, wa lâ hamman illâ farrajtahu, wa lâ ḫâjatan hiya laka ridlan illâ qadlaitahâ yâ arḫamar-râḫimîna.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berHajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah Hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih."
Waktu Sholat Hajat
Sholat hajat bisa dilakukan kapan saja, baik di siang maupun malam hari, asalkan bukan pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat. Namun, waktu yang paling utama untuk mengerjakan sholat Hajat adalah pada malam hari, khususnya pada sepertiga malam yang terakhir. Hal ini karena waktu tersebut sangat mustajab untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Tuhan kita 'Azza wajalla tiap malam turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir; pada saat itu Dia berfirman: 'Barangsiapa yang berdoa kepadaKu, pasti Aku kabulkan, barangsiapa yang memohon kepadaKu pasti Aku beri, dan barangsiapa yang meminta ampun kepadaKu pasti Aku ampuni.'" (Hadits diriwayatkan oleh jama'ah dari Abu Hurairah)
Untuk waktu yang makruh atau dilarang untuk melaksanakan sholat, termasuk sholat Hajat. Mahmud asy-Syafrowi menulis dalam bukunya dan menjelaskan bahwa waktu-waktu tersebut adalah:
1. Setelah sholat Subuh hingga matahari naik.
2. Ketika matahari terbit hingga naik setinggi satu tombak.
3. Setelah sholat Ashar, meskipun Ashar dijamak dengan sholat Zuhur.
4. Ketika matahari mulai tenggelam hingga benar-benar tenggelam.
5. Ketika matahari berada tepat di tengah langit hingga tergelincir ke arah barat.
Dengan memperhatikan waktu-waktu di atas, sholat Hajat sebaiknya dilakukan di luar waktu-waktu yang makruh tersebut untuk memperoleh keutamaan dan mustajabnya doa.
Keistimewaan Melakukan Sholat Hajat
Sholat hajat memiliki banyak keistimewaan yang membuatnya begitu dianjurkan dalam Islam. Keistimewaan inilah yang menjadikan sholat hajat sangat istimewa bagi mereka yang ingin meminta pertolongan dan keberkahan dalam hidup.
Menukil buku Shalat Tahajud dan Shalat Hajat oleh Mahmud asy-Syafrowi, sholat hajat dapat menjadi motivator terkuat untuk mencapai kekhsyukan. Kenapa? Karena selama ini kaum muslimin banyak melakukan sholat fardhu maupun sunnah, namun jarang khusyuk.
Sholat hajat bisa menjadi pendongkrak kemuliaan seorang hamba di sisi Allah SWT. Apalagi, sholat hajat dispesialkan untuk meminta hajat kepada Allah SWT.
Dengan mengerjakan sholat hajat, niscaya seorang hamba lebih dekat kepada Rabb-nya. Seringkali kita mencita-citakan sesuatu dan mengandalkan kemampuan diri tanpa menyadari bahwa Allah penguasa segalanya dan hanya Dia yang dapat menghendaki sesuatu.
Keistimewaan lainnya yang terkandung dalam sholat hajat ialah niscaya manusia yang mengerjakan amalan tersebut terhindar dari perbuatan terlarang. Ketika mereka mengalami masalah berat, tentu manusia bisa kehilangan akalnya dan melakukan segala cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Sehingga untuk mewujudkan keinginan kita selain berusaha, kita juga dapat meminta pertolongan Allah dengan sholat hajat.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI