Musyawarah dalam Islam Menurut Al-Qur'an dan Hadits

Musyawarah dalam Islam Menurut Al-Qur'an dan Hadits

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Kamis, 19 Sep 2024 19:15 WIB
Bersalaman, berjabat tangan.
Foto: Chris Liverani/Unsplash
Jakarta -

Musyawarah adalah hal yang dianjurkan dan diperintahkan dalam banyak ayat Al-Qur'an. Dalam Islam, musyawarah dianggap sebagai hal yang terpuji dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat, dan negara.

Fitriyadi Abdillah menyebutkan dalam bukunya yang bertajuk Problem Solving & Decision Making dalam Perspektif Islam, musyawarah, atau syura, merupakan salah satu prinsip penting dalam Islam yang mendorong orang untuk berdiskusi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama.

Dalam proses musyawarah, orang-orang yang terlibat berbagi pandangan untuk mencapai kesepakatan. Prinsip ini sangat berguna dalam memecahkan masalah karena membantu mendengarkan berbagai pendapat dan memastikan keputusan yang diambil mencerminkan kebutuhan semua pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi prinsip musyawarah, bahkan menjadikannya sejajar dengan keimanan, salat, dan zakat.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Asy-Syuara ayat 38:

ADVERTISEMENT

وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۚ ۝٣٨

Latin: walladzînastajâbû lirabbihim wa aqâmush-shalâta wa amruhum syûrâ bainahum wa mimmâ razaqnâhum yunfiqûn

Artinya: "(juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka."

Musyawarah dalam Al-Qur'an dan Hadits

Selain dari ayat Al-Qur'an yang telah disebutkan di atas, terdapat ayat Al-Qur'an dan Hadits yang juga menjadi dasar pentingnya musyawarah. Dikutip dari buku Islam Perspektif Mu'amalah dan Akhlaq Karya KH Fuad Thohari dan Tafsir Kemenag RI, di antaranya adalah:

1. Surat Ali-Imran ayat 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Latin: Fabimā raḥmatim minallāhi linta lahum, wa lau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍū min ḥaulik(a), fa'fu 'anhum wastagfir lahum wa syāwirhum fil-amr(i), fa iżā 'azamta fa tawakkal 'alallāh(i), innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn(a).

Artinya: "Maka, berkat rahmat Allah SWT engkau (Nabi Muhammad SAW) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang-orang yang bertawakal."

2. Hadits yang Diriwayatkan dari Sayyidina Ali

عن علي بن أبي طالب ، قال : قلت يا رسول الله الأمر ينزل بنا بعدك لم ينزل به قرآن ، ولم نسمع منك فيه شيئا ، قال : اجمعوا العابدين من المؤمنين ، فاجعلوها شورى بينكم ولا تقضوه برأيواحد

Diriwayatkan dari sahabat Ali RA, ia berkata kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, akan datang kepada kami sepeninggalmu nanti rentetan permasalahan yang tidak terdapat penyelesaiannya baik dari Al-Qur'an maupun sunnah mu. Rasulullah SAW menjawab, "Kumpulkan para hamba yang mukmin dari umatku lalu musyawarahlah di antara kalian dan jangan kamu putuskan suatu perkara berdasarkan satu pendapat saja".

3. Hadits yang Diriwayatkan dari Abu Hurairah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَمَرَاؤُكُمْ خِيَارَكُمْ وَأَغْنِيَاؤُكُمْ سُمَحَاءَكُمْ وَأُمُورُكُمْ شُورَى بَيْنَكُمْ فَظَهُرُ الْأَرْضِ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ بَطْنِهَا وَإِذَا كَانَ أَمَرَاؤُكُمْ شِرَارَكُمْ وَأَغْنِيَاؤُكُمْ خَلَاءَكُمْ وَأُمُورُكُمْ إِلَى نِسَائِكُمْ فَبَطْنُ الْأَرْضِ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ ظَهْرِهَا

Diriwayatkan dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Jika para pemimpin kalian adalah orang yang terbaik di antara kalian, dan orang-orang kaya adalah orang-orang yang dermawan, serta urusan kalian diselesaikan berdasarkan musyawarah di antara kalian, maka permukaan bumi lebih baik bagi kalian daripada isinya. Apabila para pemimpin kalian adalah orang-orang yang paling jahat di antara kalian, dan para konglomeratnya adalah orang-orang yang pelit di antara kalian, sedang segala urusan mereka diserahkan kepada para wanitanya, maka isi bumi lebih baik bagi kalian dari pada permukaannya".

Musyawarah di Masa Rasulullah SAW

Mengutip pada buku Masyarakat Muslim dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah karya Muhammad Ali al-Hasyimi terjemahan Muzaffar Sahidu, dan dari sumber sebelumnya, Perintah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk bermusyawarah dengan para sahabatnya setelah terjadinya perang uhud, yang dimana waktu itu Nabi Muhammad SAW telah bermusyawarah dengan mereka, beliau mengalah pada pendapat mereka, dan ternyata hasilnya tidak menggembirakan.

Umat Islam menderita kehilangan tujuh puluh sahabat terbaik, di antaranya adalah Hamzah, Mush'ab dan Sa'ad bin Ar-Rabi'. Namun meskipun demikian, Allah SWT menyuruh Rasulullah SAW untuk tetap bermusyawarah dengan para sahabatnya, karena dalam musyawarah ada semua kebaikan, walaupun terkadang hasilnya tidak menggembirakan.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak melakukan musyawarah dengan para sahabatnya dalam berbagai hal, termasuk urusan keluarga. Terutama musyawarah untuk menyikapi perang Badar, perang Khandak, perang Uhud, perjanjian di Hudaibiyah, berita bohong, cara memperlakukan tawanan perang Badar, pembuatan mimbar untuk khotbah atas usul Tamim Al-Dary, tentang azan dan salat, dan peristiwa lainnya.

Pentingnya Musyawarah dalam Menyelesaikan Masalah

Merangkum Kembali dari buku Problem Solving & Decision Making dalam Perspektif Islam, Musyawarah dapat membantu anggota untuk melihat masalah dari berbagai perspektif. Setiap anggota memiliki pemikiran yang berbeda, dan dengan berdiskusi, para anggota dapat mendengar semua pendapat tersebut. Ini membantu memahami masalah secara lebih mendalam dan menghindari pandangan yang sempit.

Dalam musyawarah, para anggota juga dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Setiap orang berkontribusi dengan pengetahuan dan pengalaman mereka, sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih lengkap dan akurat. Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk memahami situasi yang dihadapi.

Musyawarah juga membantu dalam menganalisis informasi secara bersama-sama. Dengan berbagai pendapat, para anggota bisa mengidentifikasi pola, dan akar penyebab masalah. Ini sangat penting untuk menemukan solusi yang tepat dan efektif.

Jika solusi telah ditetapkan, musyawarah tetap diperlukan untuk membahas cara pelaksanaannya. Dengan melibatkan semua pihak, anggota dapat merumuskan rencana yang realistis. Ini juga membuat semua anggota merasa dihargai dan lebih semangat untuk berkontribusi.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads