Apakah Ada Perayaan Maulid Nabi di Arab Saudi?

Apakah Ada Perayaan Maulid Nabi di Arab Saudi?

Kristina - detikHikmah
Senin, 16 Sep 2024 17:01 WIB
Suasana Masjid Nabawi saat musim umrah 1446 H dimulai
Jemaah di Masjid Nabawi. Foto: Saudi Press Agency
Jakarta -

Umat Islam Indonesia tengah memperingati maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap 12 Rabiul Awal. Apakah ada perayaan semacam ini di Arab Saudi yang merupakan lokasi lahirnya sang Rasul?

Menurut keterangan Ibnu Ishaq dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal, tahun Gajah. Para ulama berbeda pendapat dalam hal tanggal kelahirannya. Namun, mayoritas dari mereka berpendapat pada 12 Rabiul Awal.

Nabi SAW lahir dari rahim wanita mulia, Aminah binti Wahb, di kediaman Abu Thalib di syib (celah jalan menuju bukit) bani Hasyim, menurut keterangan dalam Sirah Nabawiyah karya Ali Muhammad Ash-Shallabi yang diterjemahkan Faesal Saleh dkk. Tempat tersebut berada di Makkah, Arab Saudi.

Negara-negara mayoritas muslim, termasuk Indonesia, merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai kegiatan. Kondisi ini berbeda dengan Arab Saudi yang menjadi tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Tidak Ada Perayaan Maulid Nabi di Arab Saudi

Negara-negara yang lebih konservatif seperti Arab Saudi dan Qatar melarang praktik perayaan maulid Nabi karena tidak ada dalil syariat perayaan hari tersebut, seperti dilansir TRT World dalam laporannya pada 2014 lalu.

Arab News dalam laporannya 19 Januari 2015 lalu mengatakan Arab Saudi tidak mengizinkan perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai inovasi dalam agama.

Meski Kerajaan Arab Saudi secara resmi tidak merayakan maulid Nabi, tetapi ada perayaan yang digelar masyarakat di Hijaz, Arab Saudi bagian barat.

Banyak orang Hijaz menganggap Rabiul Awal sebagai bulan perayaan. Mereka kemudian mengadakan berbagai kegiatan amal sepanjang bulan, membagikan makanan ke orang miskin, dan menyumbangkan uang kepada organisasi lokal. Mereka memberikan perhatian khusus pada malam ke-12, maulid Nabi.

Mufti Besar Arab Saudi Syeikh Abdul Aziz Al-Asheikh mengatakan perayaan maulid Nabi termasuk bidaah. Pihaknya menegaskan umat Islam wajib mengikuti ajaran Nabi SAW sebagaimana terkandung dalam sunnah.

"Itu adalah bidaah yang merayap ke dalam Islam tiga abad pertama ketika para sahabat dan penerus sahabat hidup," kata Al-Asheikh saat khutbah di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh, seperti dilansir Arab News, 3 Januari 2015 lalu.

Sementara itu, ulama Arab Saudi Dr. Qais bin Muhammad Al-Sheikh Mubarak berpendapat tidak ada salahnya bagi seorang muslim untuk merayakan hari raya apa pun, seperti ulang tahun dirinya sendiri atau orang yang dicintainya.

"Hal yang sama berlaku untuk perayaan hari jadi, hari-hari pencapaian seseorang atau anak-anak, meraih gelar atau lulus dari universitas, dan hari-hari lainnya," kata Al Mubarak seperti dilansir Saudi Gazette, 15 April 2022 lalu.

Mantan anggota Dewan Ulama Senior Arab Saudi itu mengatakan, hal mendasar dalam perayaan-perayaan di atas adalah adanya kebolehan dan bukan larangan berdasarkan teks agama apa pun.




(kri/kri)
Maulid Nabi

Maulid Nabi

57 konten
Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi satu hari besar Islam yang jatuh pada September 2024. Peristiwa penting dalam sejarah Islam ini dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Berita Terkait