Kalimat istirja adalah ungkapan yang sering kali diucapkan oleh muslim saat menghadapi musibah atau cobaan. Kalimat ini memiliki makna yang mendalam, yaitu pengakuan bahwa segala sesuatu adalah milik Allah SWT dan kepada-Nya lah segala sesuatu akan kembali.
Dalam kehidupan sehari-hari, kalimat istirja sering terdengar saat ada berita duka seperti kematian, kehilangan, atau kejadian tidak menyenangkan lainnya dengan maksud menguji hamba-Nya.
Sebagai bagian dari ajaran Islam, kalimat istirja bukan sekadar ungkapan, tetapi juga sebuah doa yang mengingatkan setiap muslim akan pentingnya kesabaran, ketundukkan, dan penerimaan terhadap takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalimat Istirja
Kalimat Istirja biasa dibaca oleh umat Islam ketika mendapatkan suatu musibah. Berikut ini adalah kalimat istirja:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun.
Artinya: "Sesungguhnya, kami adalah milik Allah SWT dan sesungguhnya kepada-Nya kita semua akan kembali."
Keterangan tentang Allah yang pasti memberi ujian kepada hamba-Nya ada dalam Surah Al-Baqarah ayat 155.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: "Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar."
Kemudian, pada ayat berikutnya, yaitu ayat 156, Allah SWT menjelaskan bahwa kalimat istirja dilafalkan orang-orang sabar ketika diuji Allah SWT.
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).
Pada ayat 157, Allah SWT juga menjanjikan ampunan serta rahmat untuk mereka yang ketika diuji bersabar sembari mengucapkan kalimat istirja.
اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Artinya: "Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Arti Kalimat Istirja
Istirja berasal dari kata 'raja'a' yang berarti 'berusaha untuk kembali'. Dijelaskan di dalam buku Menjadi Pribadi yang Sukses karya Dr. Ibrahim bin Hamd Al-Qu'ayyid, disebutkan bahwa ketika seorang muslim menghadapi musibah dan mengucapkan kalimat ini, ia sebenarnya sedang berusaha kembali kepada Allah SWT, menyerahkan diri sepenuhnya, dan menyerahkan segala urusannya kepada-Nya, karena Allah SWT adalah pemilik segala makhluk.
Makna kalimat istirja ini juga mengajarkan bahwa segala musibah yang menimpa manusia adalah bagian dari qadha dan takdir Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, penting untuk menerima dan meridai setiap ketetapan-Nya.
Kalimat istirja diucapkan untuk mengingatkan seseorang yang sedang mengalami musibah agar tetap sabar. Kalimat ini menumbuhkan kesadaran bagi umat Muslim bahwa mereka adalah hamba Allah SWT. milik Allah SWT, dan hanya kepada-Nya mereka akan kembali.
Kapan Membaca Kalimat Istirja?
Menukil buku Shihab & Shihab Edisi Ramadhan karya Moh. Quraish Shihab dan Najwa Shihab, dijelaskan bahwa kalimat istirja sebaiknya tidak hanya diucapkan ketika mendengar kabar kematian.
Kalimat istirja ini dianjurkan untuk dibaca setiap kali seseorang mengalami musibah, baik musibah besar maupun kecil, termasuk saat kehilangan nikmat atau menghadapi situasi yang dianggap kurang menguntungkan. Kita juga bisa menyederhanakan bacaan ini dengan hanya mengucapkan, "Innalillahi."
Contoh yang diberikan adalah ketika Nabi Muhammad SAW sedang duduk dan tiba-tiba lampu padam, beliau langsung mengucapkan "Innalillahi."
Kalimat ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu adalah milik Allah SWT dan sudah sewajarnya jika Allah SWT mengambil kembali apa yang menjadi milik-Nya. Ini juga merupakan tanda kesabaran kita ketika menghadapi kehilangan atau saat nikmat dicabut oleh Allah SWT.
Keutamaan Kalimat Istirja
Dirangkum dari buku Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 2 karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, dijelaskan bahwa Allah SWT menjadikan kalimat istirja sebagai tempat perlindungan dan naungan bagi orang-orang yang sedang menghadapi musibah, serta sebagai benteng bagi mereka yang sedang diuji.
Ketika seseorang tertimpa musibah dan melafalkan kalimat istirja yang penuh dengan makna kebaikan dan keberkahan, hatinya akan menjadi lebih tenang, jiwanya lebih damai, dan perasaannya lebih nyaman. Allah SWT juga akan menggantikan musibah tersebut dengan kebaikan yang lebih besar.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ummu Salamah, yang mengatakan: 'Aku mendengar Rasulullah bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ ، فَيَقُولُ : { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي ، وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا ، إِلَّا أࣤجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ ، وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
Artinya: "Tiada seorang hamba yang mendapat musibah, lalu dia mengucapkan 'Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala disebabkan musibahku ini dan gantilah ia dengan yang lebih baik dari padanya,' melainkan Allah memberinya pahala atas musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik daripadanya."
Ummu Salamah berkata, "Ketika Abu Salamah wafat, aku pun mengucapkan seperti yang diperintahkan padaku oleh Rasulullah, maka Allah menggantikan untukku yang lebih baik darinya, Rasulullah,"
Allah SWT memuliakan Ummu Salamah dengan menikahkannya kepada Rasulullah SAW karena sebelumnya ia bersabar dan mengucapkan kalimat istirja saat Abu Salamah wafat.
(hnh/rah)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI