Kerajaan Islam Pertama di Jawa: Sejarah Hingga Peninggalannya

Kerajaan Islam Pertama di Jawa: Sejarah Hingga Peninggalannya

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 24 Jul 2024 16:15 WIB
Suasana Masjid Agung Demak, Senin (9/1/2023).
Masjid Agung Demak (Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng)
Jakarta -

Kerajaan Islam pertama di Jawa adalah Kerajaan Demak. Kerajaan yang dikenal juga dengan sebutan Kesultanan Demak muncul sejak akhir abad ke-15 Masehi dan berdiri pada awal abad ke-16 Masehi.

Kerajaan Demak berada di wilayah Bintoro dekat muara Sungai Demak, Jawa Tengah dan pusat kerajaannya terletak di Pelabuhan Bergota, Jepara. Sebelum menjadi Kerajaan Demak, wilayah ini merupakan bagian dari kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Awal Mula Kerajaan Demak

Di dalam Babad Demak yang dikutip oleh Slamet Riyadi Suwaji, diceritakan bahwa dulunya Demak dikenal dengan nama Bintoro atau Gelagahwangi yang merupakan daerah kadipaten kerajaan Majapahit. Setelah Majapahit hancur, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdirinya Kerajaan Demak merupakan puncak dari perjuangan Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam. Mengenai hal ini, Mohammad Ali dalam bukunya Peran Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara menulis, pada suatu peristiwa, Raden Patah diperintahkan oleh gurunya Sunan Ampel dari Surabaya untuk merantau ke barat dan bermukim di daerah yang dilindungi oleh tanaman gelagah wangi.

Sebelum Kerajaan Demak berdiri, di daerah Gelagahwangi telah didirikan Masjid Agung Demak, yang prosesnya melibatkan Walisongo. Masjid ini kemudian memiliki peran sebagai jantung penyebaran agama Islam dan penanaman akidah Islam di Demak.

ADVERTISEMENT

Masjid Agung Demak didirikan dalam tiga tahap, pada tahap pembangun pertama dikerjakan tahun 1466. Ketika itu masjid ini masih berupa bangunan Pondok Pesantren Gelagahwangi di bawah pengasuhan Sunan Ampel.

Pada tahun 1477, masjid ini dibangun kembali sebagai masjid Kadipaten Gelagahwangi Demak. Pada tahun 1478, ketika Raden Patah diangkat menjadi Sultan I Demak, masjid ini direnovasi dengan penambahan tiga trap.

Sejarah Kerajaan Demak

Merujuk buku Sejarah oleh Nana Supriatna, dalam sejarah Indonesia, Kerajaan Demak dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, seorang putra Raja Majapahit yang menikah dengan seorang wanita Tionghoa.

Dalam catatan penulis berkebangsaan Portugis, Tome Pires, pada 1507 Pati Unus, anak dari Raden Patah naik tahta menjadi Sultan Demak. BBeliau melaksanakan politik ekspansi dan memperkuat hegemoni perdagangan di Selat Malaka dan Laut Jawa. Pada 1512 dan 1513, Pati Unus melancarkan serangan terhadap Malaka.

Pada tahun 1527, Kerajaan Demak merebut ibu kota Kerajaan Majapahit, sehingga mengakhiri riwayat kerajaan tersebut. Selanjutnya, Demak melakukan ekspansi ke beberapa kerajaan kecil seperti, Banyumas, Bagelen, Klungkung, Pengiang, Terung dan Tuban.

Kemudian, kerajaan-kerajaan kecil bercorak Hindu seperti Wirasari, Madiun, Blora, Surabaya, Pasuruan, Lamongan, Blitar, Wirasaba, Kediri dan Blambangan. Kerajaan-kerajaan tersebut berhasil ditaklukan dan dikuasai, kemudian dipersatukan di bawah kekuasaan Kerajaan Demak.

Sejak 1521 hingga 1546, Kerajaan Demak dipimpin oleh Sultan Trenggono mencapai puncak yang gemilang. Namun setelah itu, semenjak diperintah oleh raja-raja pengganti, Kerajaan Demak mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. Salah satu penyebabnya adalah adanya perselisihan di antara keluarga memperebutkan tahta kerajaan.

Peninggalan Kerajaan Demak

Sebagai kerajaan Islam yang besar di Jawa, Kerajaan Demak pasti meninggalkan peninggalan yang menjadi catatan sejarah bagi kerajaannya. Mengutip buku Bank Soal IPS SD/MI Kelas 4,5,6 oleh Uly Amalia dkk., berikut sejumlah peninggalan Kerajaan Demak:

1. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak berlokasi di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah. Masjid ini didirikan tahun 1479 Masehi.

2. Makam Sunan Kalijaga

Salah satu sunan dari Walisongo yang berdakwah di wilayah Jawa adalah Sunan Kalijaga. Beliau wafat pada tahun 1520 dan dimakamkan di Desa Kadilangu.

3. Situs Kolam Wudhu

Situs Kolam Wudhu ini digunakan sebagai tempat berwudhu oleh Walisongo dan para santri Raden Fatah. Tempat ini juga pernah dijadikan sebagai lokasi sayembara untuk menentukan sultan keempat di Kesultanan Demak Bintoro.

4. Saka Tatal dan Saka Majapahit

Saka Tatal atau Saka Guru adalah empat tiang utama yang berada di dalam Masjid Agung Demak. Menurut catatan sejarah, seluruh tiang ini dibuat langsung oleh Walisongo.

Tiang di sebelah barat laut dibuat oleh Sunan Bonang, tiang di barat daya dibuat oleh Sunan Gunung Jati, tiang di tenggara dibuat oleh Sunan Ampel, dan tiang di timur laut dibuat oleh Sunan Kalijaga.

Sementara itu, Saka Majapahit adalah tiang penyangga yang terletak di teras Masjid Agung Demak. Saka ini disebut Majapahit karena serambi tersebut memiliki delapan tiang bergaya Majapahit dan diperkirakan berasal dari Kerajaan Majapahit.

5. Dampar Kencana

Dampar Kencana adalah kursi kuno yang berfungsi sebagai singgasana para raja Demak saat memerintah Kerajaan Demak.

Singgasana ini merupakan hadiah dari Prabu Brawijaya V Raden Kertabumi dari Kerajaan Majapahit kepada Raden Patah, diberikan saat Raden Patah dinobatkan sebagai raja di Kesultanan Demak Bintoro.




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads