Perbedaan Puasa Tasua dan Asyura, Amalan Istimewa Bulan Muharram

Perbedaan Puasa Tasua dan Asyura, Amalan Istimewa Bulan Muharram

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 02 Jul 2024 10:15 WIB
Ilustrasi Buka Puasa
Ilustrasi puasa (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Puasa Tasua dan Asyura adalah amalan yang dikerjakan pada bulan Muharram. Lantas, apa yang membedakan puasa Tasua dan Asyura?

Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada bulan Muharram. Sebab, Muharram menjadi sebaik-baiknya bulan untuk berpuasa seperti diterangkan dalam buku Dahsyatnya Puasa Sunah susunan H Amirulloh Syarbini dkk.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam." (HR Muslim)

Karenanya, muslim bisa mengamalkan puasa Tasua dan Asyura pada bulan Muharram. Terlebih, banyak keutamaan yang terkandung di kedua puasa tersebut.

ADVERTISEMENT

Perbedaan Puasa Tasua dan Asyura

Ada sejumlah perbedaan puasa Tasua dan Asyura. Perbedaan mendasar terletak pada waktu pelaksanaan dan bacaan niatnya. Berikut penjelasannya.

1. Waktu Pelaksanaan

Mengutip dari buku Fiqih Kontroversi Jilid 2 tulisan H M Anshary, puasa Tasua berlangsung pada 9 Muharram. Sementara itu, puasa Asyura dilaksanakan pada 10 Muharram yang artinya setelah puasa Tasua.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 (Muharram)." (HR Ahmad)

Jika dikonversi ke dalam kalender masehi, maka puasa Tasua berlangsung pada Senin, 15 Juli 2024 sedangkan puasa Asyura bertepatan dengan Selasa, 16 Juli 2024. Waktu ini juga mengacu pada kalender Hijriah Indonesia 2024 terbitan Kementerian Agama RI.

2. Bacaan Niat

Niat puasa Tasua dan Asyura berbeda bacaannya. Berikut niatnya yang dikutip dari sumber yang sama.

Niat Puasa Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ تَسُوْعَاءٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin min yaumi tasuu-'aa-in sunnatan lillahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah hari Tasua esok hari karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ عَاشُورَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma ghadin min yaumi 'aasyuuraa-a sunnatan lillahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah hari Asyura esok hari karena Allah Ta'ala."

Hukum Puasa Tasua dan Asyura

Dijelaskan dalam kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu oleh Prof Wahbah Az Zuhaili terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani dkk, hukum puasa Tasua dan Asyura adalah sunnah. Amalan ini tidak wajib tetapi Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk mengerjakannya.

Kesunnahan puasa tersebut merujuk pada hadits dari Ibnu Abbas RA yang diriwayatkan oleh Ahmad. Selain itu, pada riwayat lainnya Nabi Muhammad SAW bersabda,

"Sesungguhnya hari ini adalah hari Asyura. Kalian tidak diwajibkan berpuasa pada hari ini. Terserah kalian apakah mau berpuasa atau tidak." (HR Bukhari dan Muslim)

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura

Ada banyak keutamaan yang terkandung dari puasa Tasua dan Asyura. Berikut bahasannya seperti dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha.

1. Menghapus Dosa Setahun Lalu

Nabi SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan dari Abu Qatadah Al-Anshary berkata,

"Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, sementara puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)

2. Pembeda dengan Bangsa Yahudi

Puasa Tasua merupakan pembeda dengan bangsa Yahudi yang berpuasa pada hari Asyura. Karenanya, muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa Tasua pada 9 Muharram sebelum puasa Asyura keesokan harinya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA dia berkata,

"Nabi SAW datang di Madinah, tiba-tiba beliau mendapati orang-orang Yahudi pada berpuasa Asyura (10 Muharram). Mereka berkata, 'Ini adalah hari kemenangan Musa terhadap Firaun.' Lalu Nabi SAW bersabda kepada sahabat-sahabatnya, "Kamu adalah lebih berhak atas Musa daripada mereka, oleh sebab itu berpuasalah'!" (HR Bukhari)

3. Puasa Terbaik setelah Ramadan

Puasa Tasua dan Asyura dikerjakan pada bulan Muharram. Dikatakan, Muharram menjadi sebaik-baiknya bulan untuk berpuasa.

Dari Abu Hurairah, suatu ketika Nabi SAW pernah ditanya:

"Salat manakah yang lebih utama setelah salat fardhu?", kemudian Rasulullah menjawab, "Yaitu salat di tengah malam." Lalu ada lagi yang bertanya kepadanya, "Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?", dan Rasulullah bersabda, "Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram." (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)

Itulah pembahasan mengenai perbedaan puasa Tasua dan Asyura. Jangan lupa diamalkan ya!




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads