Khutbah menjadi salah satu ciri khas yang membedakan salat Idul Adha dengan salat sunah lainnya. Khutbah Idul Adha dilaksanakan setelah selesai melaksanakan salat Idul Adha.
Khutbah Idul Adha adalah panduan berharga untuk mengantarkan jamaah pada pemahaman yang lebih mendalam tentang makna di balik ibadah kurban. Melalui khutbah yang penuh hikmah, umat Islam diajak untuk meneladani keteladanan Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.
Tata Cara Khutbah Idul Adha
Dikutip dari buku Fikih Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV oleh Yusak Burhanudin dan Muhammad Najib, salat Idul Adha dilaksanakan sebelum khutbah. Maka dari itu, khatib akan melaksanakan khutbah Idul Adha setelah salat sunah dua rakaat Idul Adha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat membawakan khutbah Idul Adha, khatib disyaratkan untuk berdiri (bila mampu). Saat membuka khutbah pertama khatib disunahkan membaca takbir sebanyak sembilan kali.
Setelah menyampaikan khutbah pertama, khatib disunahkan duduk sebentar. Hal ini sesuai dalam hadits, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah yang berkata:
Ø§ÙØ³ÙØ© Ø£Ù ÙØ®Ø·Øš Ø§ÙØ¥Ù ا٠ÙÙ Ø§ÙØ¹ÙدÙ٠خطؚتÙÙ ÙÙØµÙ ØšÙÙÙ٠ا ؚجÙÙØ³
"Sunah seorang Imam berkhutbah dua kali pada salat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk." (HR Asy-Syafi'i)
Saat memulai khutbah yang kedua, khatib membukanya dengan takbir tujuh kali.
Dikutip dari buku Panduan Lengkap Ibadah Sehari-hari oleh Ustad Syaifurrahman El-Fati, isi khutbah Idul Adha hendaklah mengenai perintah ibadah haji dan berkurban serta hikmah-hikmahnya.
Adapun rukun khutbah Idul Adha yakni:
- Memuji Allah
- Membaca shalawat
- Berwasiat tentang takwa
- Membaca ayat Al-Qur'an pada salah satu khutbah
- Mendoakan kaum Muslimin pada khutbah kedua
Ketika khutbah sedang berlangsung, jemaah diimbau untuk tenang dan mendengarkan secara seksama. Dengan mendengarkan dengan seksama, jamaah dapat memahami makna pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, hikmah di balik ibadah kurban, serta pesan-pesan moral yang disampaikan khatib.
Contoh Khutbah Idul Adha
Dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia, berikut ini adalah contoh khutbah Idul Adha 2024 oleh KH M Cholil Nafis, Ph D, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah:
اÙÙÙ ÙØ£ÙÙÙØšÙر٠- اÙÙÙ ÙØ£ÙÙÙØšÙر٠- اÙÙÙ ÙØ£ÙÙÙØšÙرÙ
اÙÙÙ ÙØ£ÙÙÙØšÙر٠ÙÙØšÙÙÙØ±Ùا, ÙÙØ§ÙØÙÙ
ÙØ¯Ù ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ«ÙÙÙØ±Ø§Ù, ÙÙØ³ÙØšÙØÙØ§Ù٠اÙÙÙÙ ØšÙÙÙØ±Ùة٠ÙÙØ£ÙصÙÙÙÙØ§Ù, ÙØ§ÙØ¥ÙÙÙ٠إÙÙØ§ÙÙØ§ÙÙÙ ÙÙÙØÙØ¯ÙÙÙ ØµÙØ¯ÙÙÙ ÙÙØ¹ÙدÙÙÙ ÙÙÙÙØµÙØ±Ù Ø¹ÙØšÙدÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ¹ÙØ²Ù٠جÙÙÙØ¯ÙÙÙ ÙÙÙÙØ²ÙÙ
Ù Ø§ÙØ£ÙØÙØ²ÙØ§ØšÙ ÙÙØÙØ¯ÙÙÙ, ÙÙØ§Ø¥ÙÙÙ٠إÙÙØ§ÙÙØ§ÙÙÙ ÙÙÙÙØ§Ù ÙÙØ¹ÙØšÙØ¯Ù Ø¥ÙÙØ§Ù٠إÙÙÙØ§ÙÙÙ Ù
ÙØ®ÙÙÙØµÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø§ÙØ¯ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙØ±ÙÙ٠اÙÙ
ÙØŽÙرÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙØ±ÙÙ٠اÙÙØ§ÙÙÙØ±ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙØ±ÙÙ٠اÙÙ
ÙÙØ§ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ. Ø§ÙØÙ
د٠ÙÙ٠رؚÙÙ Ø§ÙØ¹Ø§ÙÙ
ÙÙØ Ø§ÙØÙ
د٠ÙÙÙ Ø§ÙØ°Ù ØšÙØ¹Ù
ت٠تتÙ
ÙÙ Ø§ÙØµØ§ÙØØ§ØªØ ÙØšØ¹ÙÙÙÙÙ ØªÙØºÙÙØ± Ø§ÙØ°ÙÙÙÙØš ÙØ§ÙسÙÙÙØŠØ§ØªØ ÙØšÙرÙÙ
Ù٠تÙÙØšÙÙ Ø§ÙØ¹ÙØ·Ø§ÙØ§ ÙØ§ÙÙÙØ±ØšÙØ§ØªØ ÙØšÙÙØ·ÙÙÙ ØªÙØ³ØªÙر Ø§ÙØ¹ÙÙÙÙØš ÙØ§ÙزÙÙÙØ§ÙÙØªØ Ø§ÙØÙ
د٠ÙÙÙ Ø§ÙØ°Ù Ø£Ù
Ø§ØªÙ ÙØ£ØÙØ§Ø ÙÙ
ÙÙØ¹ ÙØ£Ø¹Ø·ÙÙØ ÙØ£Ø±ØŽÙد٠ÙÙØ¯ÙØ ÙØ£Ø¶ØÙÙÙ ÙØ£ØšÙÙØ  ÙÙÙÙÙ٠اÙÙØÙÙ
ÙØ¯Ù ÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙ ÙÙÙ
Ù ÙÙØªÙÙØ®Ùذ٠ÙÙÙÙØ¯Ùا ÙÙÙÙÙ
Ù ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ØŽÙØ±ÙÙÙÙ ÙÙ٠اÙÙÙ
ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ
Ù ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ Ø§ÙØ°ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙØšÙÙØ±ÙÙ٠تÙÙÙØšÙÙØ±Ùا)
ÙÙÙÙØ¢Ø£ÙÙÙÙÙÙØ§Ø§ÙÙ
ÙØ€ÙÙ
ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ
ÙØ€ÙÙ
ÙÙØ§Ùت٠أÙÙÙØµÙÙÙÙÙÙ
Ù ÙÙÙÙÙÙØ³ÙÙÙ ØšÙØªÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ¯Ù ÙÙØ§Ø²Ù اÙÙ
ÙØªÙÙÙÙÙÙÙÙ. ÙÙØ§ØªÙÙÙÙÙÙØ§ اÙÙÙ ÙØÙÙÙ٠تÙÙØ§ÙتÙÙÙ ÙÙÙØ§ÙتÙÙ
ÙÙÙØªÙÙÙ٠إÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ£ÙÙÙØªÙÙ
Ù Ù
ÙØ³ÙÙÙÙ
ÙÙÙÙÙ. ÙÙØ§Ø¹ÙÙÙÙ
ÙÙÙØ§ Ø£ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ
ÙÙÙÙ
Ù ÙÙØ°Ùا ÙÙÙÙÙ
Ù ÙÙØ¶ÙÙÙÙÙ ÙÙØ¹ÙÙÙØ¯Ù ØŽÙØ±ÙÙÙÙ٠جÙÙÙÙÙÙÙ. ÙÙØ§Ù٠اÙÙÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙØªÙاؚÙÙ٠اÙÙÙØ±ÙÙÙÙ
Ù. Ø£ÙØ¹ÙÙÙØ°Ù ØšÙØ§ÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ Ø§ÙØŽÙÙÙÙØ·ÙاÙ٠اÙÙÙØ±Ø¬ÙÙÙÙ
Ù ØšÙØ³ÙÙ
٠اÙÙÙ٠اÙÙÙØ±ØÙ
Ù Ø§ÙØ±ØÙÙ
. Ø¥ÙÙÙØ§ Ø£ÙØ¹ÙØ·ÙÙÙÙÙØ§Ù٠اÙÙÙÙÙØ«ÙرÙ. ÙÙØµÙÙÙÙ ÙÙØ±ÙØšÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙØÙØ±Ù. Ø¥ÙÙÙÙ ØŽÙØ§ÙÙØŠÙÙÙ ÙÙÙÙØ§ÙØ£ÙØšÙØªÙØ±Ù.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Waliilahil Hamd.
Marilah kita senantiasa bersyukur dan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Kita masih diberi nikmat iman dan Islam, kesehatan dan kesempatan untuk melaksanakan berbagai ibadah kepada Allah SWT, termasuk melaksanakan salat Idul Adha pada pagi hari ini.
Kemudian shalawat serta salam, kita haturkan ke pangkuan baginda Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia mulia dan nabi terakhir yang dipilih Allah SWT untuk menjadi teladah (uswah) bagi seluruh umat manusia sepanjang masa.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil Hamd. Kaum muslimin jama'ah Idul Adha rahimakumullah.
Pada pagi hari ini, kaum Muslimin yang menunaikan ibadah haji sebagai tamu Allah SWT, dhuyufurrahman, telah berkumpul melaksanakan wuquf di 'Arafah dan sedang berada di Mina untuk melaksanakan Jumratul 'Aqabah. Mereka dengan pakaian ihramnya, berasal dari berbagai belahan dunia.
Mereka datang dengan latar belakang bangsa, ras, warna kulit, budaya dan strata sosial yang berbeda satu sama lain. Namun, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu memenuhi panggilan Allah SWT untuk menjadi tamu-Nya dan bertauhid meng-Esakan Allah SWT semata.
Bagi kaum Muslimin yang belum memiliki kemampuan menjadi tamu Allah SWT, mereka melaksanakan salat Idul Adha dan ibadah kurban, sesuai dengan kemampuannya di manapun mereka berada. Ibadah kurban yang dilaksanakan kaum muslimin, sebagai salah satu upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.
Deskripsi kehidupan kaum muslimin ini, menggambarkan interelasi kuat antara orang yang menunaikan ibadah haji, dengan saudara-saudaranya yang tidak pergi ke Baitullah. Oleh karena itu, kita melaksanakan salat Idul Adha dan ibadah kurban pada hakikatnya sebagai bentuk kesadaran memenuhi perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil Hamd. Kaum Muslimin sidang jama'ah Idul Adha rahimakumullah.
Ibadah kurban merupakan salah satu ibadah penting dalam ajaran Islam. Ibadah ini memiliki pondasi kuat dan memiliki akar sejarah panjang dalam tradisi rasul-rasul terdahulu. Ajaran kurban dan praktiknya telah ditunjukkan secara sinergik oleh para nabi dan rasul hingga Nabi Muhammad SAW.
Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai peletak batu pertama ibadah ini. Peristiwa penyembelihan yang dilakukan Nabi Ibrahim AS terhadap putranya Nabi Ismail AS merupakan dasar bagi adanya ibadah kurban.
Nabi Ibrahim AS dengan penuh iman dan keikhlasan bersedia untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail, hanya semata-mata untuk memenuhi perintah Allah SWT. Peristiwa yang mengharukan ini, dilukiskan dengan indah oleh Allah SWT dalam Al-qur'an surat As-Saffat ayat 102:
ÙÙÙÙÙ ÙÙØ§ ØšÙÙÙØºÙ Ù ÙØ¹ÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙعÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ§ØšÙÙÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ Ø£ÙØ±ÙÙ ÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙÙØ§Ù ٠أÙÙÙÙÙÙ Ø£ÙØ°ÙØšÙØÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙØžÙØ±Ù Ù ÙØ§Ø°Ùا ØªÙØ±ÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ¢Ø£ÙØšÙØªÙ اÙÙØ¹ÙÙÙ Ù ÙØ§ØªÙØ€Ù Ø³ÙØªÙØ¬ÙØ¯ÙÙÙÙ٠إÙÙÙ ØŽÙØ¢Ø¡Ù اÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ Ø§ÙØµÙØ§ØšÙØ±ÙÙÙÙÙ
"Tatkala anak itu sampai umurnya dan sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim. Ibrahim berkata: Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu. la menjawab, wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Ini adalah ujian ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah. Di kemudian hari, pengorbanan ini menjadi anjuran bagi umat Islam untuk menyembelih hewan kurban, setiap 10 Dzulhijah dan pada hari tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Deskripsi historis ini menggambarkan bahwa, keteguhan hati, keyakinan akan kebenaran perintah Allah, keikhlasan, ketaatan, dan kesabaran adalah esensi yang melekat dari ibadah kurban. Nilai-nilai ini telah diimplementasikan dengan baik oleh Nabi Ibrahim dan Ismail AS dalam peristiwa yang mengharukan itu.
Kesanggupan Nabi Ibrahim AS menyembelih anak kandungnya sendiri Nabi Ismail AS, bukan semata-mata didorong oleh perasaan taat setia yang membabi buta (taqlid). Tetapi meyakini bahwa perintah Allah SWT itu harus dipatuhi.
Bahkan, Allah SWT memberi perintah seperti itu sebagai peringatan kepada umat yang akan datang bahwa adakah mereka sanggup mengorbankan diri, keluarga dan harta benda yang disayangi demi menegakkan perintah Allah SWT. Dan adakah mereka juga sanggup memikul amanah sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd Kaum muslimin yang berbahagia.
Dalam studi fiqh, kurban sering disebut dengan istilah udhhiyah, karena penyembelihan binatang ternak dilakukan pada saat matahari pagi sedang naik (dhuha). Oleh karenanya, Ibn Qayyim al-Jauziyah memahami makna kurban dengan tindakan seseorang menyembelih hewan ternak pada saat dhuha, guna menghasilkan kedekatan dan ridha Allah SWT.
Binatang kurban yang disebut udlhiyah atau nahar adalah simbolisasi tadlhiyah yakni pengorbanan. Baik udlhiyah maupun tadlhiyah posisinya sama sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT(taqarruban wa qurbanan). Jika menyembelih udlhiyah merupakan ibadah material yang ritual, maka taldhiyah/pengorbanan di jalan Allah SWT merupakan ibadah keadaban yang memajukan sektor-sektor kehidupan yang lebih luas.
Dalam ibadah kurban, nilai yang paling esensial adalah sikap batin berupa keikhlasan, ketaatan dan kejujuran. Tindakan lahiriyah tetap penting, kalau memang muncul dari niat yang tulus. Sering kita digoda setan agar tidak melaksanakan ibadah kurban karena khawatir tidak ikhlas.
Imam al Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumiddin-nya berkata, bahwa setan selalu membisiki kita: "Buat apa engkau beribadah kalau tidak ikhlas, lebih baik sekalian tidak beribadah".
Ibadah kurban bukan hanya mementingkan tindakan lahiriyah, berupa menyedekahkan hewan ternak kepada orang lain terutama fakir miskin, tetapi yang lebih penting adalah nilai ketulusan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam beberapa ayat Al-qur'an, Allah SWT memperingatkan bahwa yang betul-betul membuahkan kedekatan dengan-Nya (kurban), bukanlah fisik hewan kurban. Melainkan nilai takwa dan keikhlasan yang ada dalam jiwa kita. Dalam surat al-Hajj ayat 37, Allah SWT menyebutkan:
ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙØ§Ù٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙØÙÙÙÙ ÙÙÙØ§ ÙÙÙÙØ§ دÙÙ ÙØ§Û€Ø€ÙÙÙØ§ ÙÙÙÙ°ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙØ§ÙÙÙÙ Ø§ÙØªÙÙÙÙÙÙ°Ù Ù ÙÙÙÙÙÙ ÙÛ
"Tidak akan sampai kepada Allah daging (hewan) itu, dan tidak pula darahnya, tetapi yang akan sampai kepada-Nya adalah takwa dari kamu".
Penegasan Allah SWT ini mengindikasikan dua hal. Pertama, penyembelihan hewan ternak sebagai kurban, merupakan bentuk simbolik dari tradisi Nabi Ibrahim AS, dan merupakan syi'ar dari ajaran Islam. Kedua, Allah SWT hanya menginginkan nilai ketakwaan, dari orang yang menyembelih hewan ternak sebagai ibadah kurban.
Indikasi ini sejalan dengan peringatan Rasulullah SAW: "Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat bentuk luarmu dan harta bendamu, tetapi Dia melihat hatimu dan perbuatanmu." (HR Bukhari dan Muslim).
Usaha mendekatkan diri kepada Tuhan terutama melalui kurban, kita lakukan secara terus menerus. Karena itulah agama Islam disebut sebagai jalan (syari'ah, thariqah, dan shirat) menuju dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Melakukan kurban bersifat dinamis dan tiada pernah berhenti, menempuh jalan yang hanya berujung kepada ridha Allah SWT. Dengan demikian, wujud yang paling penting dari kurban adalah seluruh perbuatan baik.
Sehubungan dengan perintah untuk berkurban di atas, maka Rasulullah SAW setiap tahun selalu menyembelih hewan kurban dan tidak pernah meninggalkannya. Meskipun dari sisi ekonomi beliau termasuk orang yang menjalani hidup sederhana, tidak mempunyai rumah yang indah nan megah, apalagi mobil yang mewah. Bahkan tempat tidurnya hanya terbuat dari tikar anyaman daun kurma.
Oleh karena itu, orang Muslim yang telah mempunyai kemampuan untuk berqurban tetapi tidak mau melaksanakannya boleh dikenakan sanksi sosial, ialah diisolasi dari pergaulan masyarakat muslim. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah ra:
Ù ÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙ Ø³ÙØ¹Ùة٠ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ¶ÙØÙÙ ÙÙÙØ§Ù ÙÙÙÙØ±ÙØšÙÙÙÙ Ù ÙØµÙÙØ§ÙÙÙØ§Ù
"Barangsiapa yang mempunyai kemampuan menyembelih hewan kurban tetapi tidak melaksanakannya, maka janganlah sekali-kali ia mendekati tempat salat kita" (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd. Kaum muslimin yang berbahagia.
Kalau ibadah kurban dilaksanakan dengan ikhlas demi mengharap ridha Allah SWT, akan memberi hikmah dan manfaat bagi pelakukanya, baik di dunia maupun di akhirat. Di antaranya:
Meningkat keimanan kepada Allah SWT. Ibadah kurban yang dilaksanakan oleh orang muslim dapat melatih kepatuhan dan kepasrahan total kepada Allah SWT. Orang-orang yang dekat dengan Allah akan memperoleh predikat muqarrabin, muttaqin serta mendapat kemuliaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Membersihkan diri dari sifat-sifat bahimiyyah. Pada saat hewan kurban jatuh ke bumi maka saat itulah sifat kebinatangan harus sirna, seperti rakus, serakah, kejam dan penindas.
Menanamkan rasa kasih sayang dan empati kepada sesama. Ibadah kurban dalam Islam tidak sama dengan persembahan (offering) dalam agama-agama selain Islam.
Islam tidak memerintahkan pemujaan dalam penyembelihan hewan, tetapi Islam memerintahkan agar dagingnya diberikan kepada orang miskin agar ikut menikmati lezatnya daging hewan. Sehingga timbul rasa empati, berbagi, memberi, dan ukhuwah islamiyah antar sesama.
Melatih kedermawanan. Ibadah kurban dilakukan setiap tahun secara berulang-ulang sehingga orang yang memberi kurban terbiasa untuk berderma kepada yang lain. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang.
Garis Kemiskinan pada Maret 2022 tercatat sebesar Rp 505.469,00/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 374.455,00 (74,08 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp 131.014,00 (25,92 persen).
Di akhir khutbah ini, dengan penuh khusyu' dan tadharru', kita berdoa kepada Allah SWT semoga perjalanan hidup kita senantiasa terhindar dari segala keburukan yang menjerumuskan umat Islam. Semoga dengan doa ini pula, kiranya Allah SWT berkenan menyatukan kita dalam kebenaran agama-Nya dan memberi kekuatan untuk memtaati perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Amin Ya Rabbal 'Alamain.
Ø¬ÙØ¹ÙÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙÙØ§ÙÙÙ
Ù Ù
ÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙÙØ¹ÙØ¯ÙØ¢Ø¡Ù اÙÙ
ÙÙÙØšÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ¯ÙØ®ÙÙÙÙÙØ§ ÙÙØ¥ÙÙÙÙØ§ÙÙÙ
Ù ÙÙÙ٠زÙÙ
ÙØ±ÙØ©Ù Ø¹ÙØšØ§ÙدÙÙ٠اÙÙ
ÙØªÙÙÙÙÙÙÙÙ. ÙÙØ§ÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙ ÙÙ٠اÙÙÙØ±Ø¢ÙÙ Ø§ÙØ¹ÙØžÙÙÙÙ
Ù Ø£ÙØ¹ÙÙÙØ°Ù ØšÙØ§ÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ Ø§ÙØŽÙÙÙÙØ·ÙاÙÙ Ø§ÙØ±ÙÙØ¬ÙÙÙÙ
Ù . ÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙ
ÙØ§ Ø£ÙÙÙØ§Ù ØšÙØŽÙر٠Ù
ÙØ«ÙÙÙÙÙÙ
Ù ÙÙÙÙØÙ٠إÙÙÙÙÙ٠أÙÙÙÙÙ
ÙØ¢ Ø¥ÙÙÙÙÙÙÙ
٠إÙÙÙÙ ÙÙØ§ØÙد٠ÙÙÙ
ÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙØ±ÙجÙÙÙÙÙÙÙØ¢Ø¡Ù Ø±ÙØšÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙØ¹ÙÙ
ÙÙ٠عÙÙ
ÙÙØ§Ù ØµÙØ§ÙÙØÙØ§ ÙÙÙØ§ÙÙÙØŽÙرÙÙÙ ØšÙØ¹ÙØšÙØ§Ø¯ÙØ©Ù Ø±ÙØšÙÙÙÙ Ø£ÙØÙØ¯Ùا
ØšÙØ§Ø±ÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ
Ù ÙÙÙ٠اÙÙÙØ±ÙØ¢ÙÙ Ø§ÙØ¹ÙØžÙÙÙÙ
Ù ÙÙÙÙÙÙØ¹ÙÙÙÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙÙØ§ÙÙÙ
Ù ØšÙÙ
ÙØ§ÙÙÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ Ø§ÙØ¢ÙÙØ§ØªÙ ÙÙØ§ÙذÙÙÙÙØ±Ù Ø§ÙØÙÙÙÙÙÙ
Ù. ÙÙØªÙÙÙØšÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙÙÙ ÙÙÙ
ÙÙÙÙÙÙ
٠تÙÙØ§ÙÙÙØªÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙÙÙ
ÙÙÙØ¹Ù Ø§ÙØ¹ÙÙÙÙÙÙ
Ù. ÙÙÙÙÙÙ Ø±ÙØšÙ٠اغÙÙÙØ±Ù ÙÙØ§Ø±ÙØÙÙ
Ù ÙÙØ£ÙÙÙØªÙ Ø®ÙÙÙØ±Ù Ø§ÙØ±ÙÙØ§ØÙÙ
ÙÙÙÙÙ.
Ø§ÙØ®Ø·ØšØ© Ø§ÙØ«Ø§ÙÙØ© ÙØ¹Ùد Ø§ÙØ£Ø¶ØÙ
اÙÙÙ Ø£ÙØšØ± - اÙÙÙ Ø£ÙØšØ± - اÙÙÙ Ø£ÙØšØ±
اÙÙÙ Ø£ÙØšØ± ÙÙØšÙÙÙØ±Ùا ÙÙØ§ÙØÙÙ ÙØ¯Ù ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ«ÙÙÙØ±Ùا ÙÙØ³ÙØšÙØÙØ§Ù٠اÙÙÙÙ ØšÙÙÙØ±Ùة٠ÙÙØ£ÙصÙÙÙÙØ§Ù ÙØ§Ù Ø¥ÙÙÙÙ٠إÙÙØ§ÙاÙÙÙÙ ÙÙÙØÙØ¯ÙÙÙ ØµÙØ¯ÙÙÙ ÙÙØ¹ÙدÙÙÙ ÙÙÙÙØµÙØ±Ù Ø¹ÙØšÙدÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ¹ÙØ²Ù٠جÙÙÙØ¯ÙÙÙ ÙÙÙÙØ²ÙÙ Ù Ø§ÙØ£ÙØÙØ²ÙØ§ØšÙ ÙÙØÙØ¯ÙÙÙ ÙØ§Ù Ø¥ÙÙÙÙ٠إÙÙØ§ÙاÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ§Ù ÙÙØ¹ÙØšÙØ¯Ù Ø¥ÙÙØ§Ù٠إÙÙÙÙØ§ÙÙ Ù ÙØ®ÙÙÙØµÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø§ÙØ¯ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙØ±ÙÙ٠اÙÙ ÙØŽÙرÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙØ±ÙÙ٠اÙÙØ§ÙÙÙØ±ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙØ±ÙÙ٠اÙÙ ÙÙØ§ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ. Ø§ÙØÙÙ ÙØ¯Ù ÙÙÙÙÙÙ ØÙÙ ÙØ¯Ø§Ù ÙÙØ«ÙÙÙØ±Ùا ÙÙ٠ا٠أÙÙ ÙØ±Ù. ÙÙØ£ÙØŽÙÙÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙ ÙØ§ÙØ¥ÙÙÙÙ٠إÙÙØ§Ù٠اÙÙÙ ÙÙÙØÙØ¯ÙÙÙ ÙØ§ÙØŽÙØ±ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø¥ÙØ±ÙغاÙ٠ا٠ÙÙÙ ÙÙÙ Ø¬ÙØÙØ¯Ù ØšÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙØ±Ù. ÙÙØ£ÙØŽÙÙÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙ٠سÙÙÙÙØ¯ÙÙØ§Ù Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ø§Ù Ø¹ÙØšÙدÙÙÙ ÙÙØ±ÙسÙÙÙÙÙÙ٠سÙÙÙÙØ¯Ù Ø§ÙØ®ÙÙÙØ¢ØŠÙÙÙ ÙÙØ§ÙØšÙØŽÙرÙ. صÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ¹ÙÙÙ٠آÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØµÙØÙØ§ØšÙÙÙ Ù ÙØµÙاؚÙÙÙØÙ Ø§ÙØºÙØ±ÙØ±Ù. Ø£ÙÙ ÙÙØ§ ØšÙØ¹ÙدÙ: ÙÙÙØ¢Ø£ÙÙÙÙÙØ§ÙØ§ÙØØ§ÙØ¶ÙرÙÙÙÙÙ. Ø£ÙÙÙØµÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙØ³ÙÙÙ ØšÙØªÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ¯Ù ÙÙØ§Ø²Ù اÙÙ ÙØªÙÙÙÙÙÙÙÙ. ÙÙØ§ÙÙØ¹ÙÙÙÙÙØ§Ø§ÙØ®ÙÙÙØ±Ù ÙÙØ§Ø¬ÙتÙÙÙØšÙÙÙØ¢ عÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙÙÙÙÙØ¢ØªÙ. ÙÙØ§Ø¹ÙÙÙÙ ÙÙÙØ¢ Ø£ÙÙÙ٠اÙÙÙ ÙØ£ÙÙ ÙØ±ÙÙÙÙ Ù ØšÙØ£ÙÙ ÙØ±Ù ØšÙØ¯ÙØ£Ù ÙÙÙÙÙÙ ØšÙÙÙÙÙØ³ÙÙÙ ÙÙØ«ÙÙÙÙØ§ØšÙÙ ÙÙÙØ¢ØŠÙÙÙØ©Ù اÙÙ ÙØ³ÙØšÙÙØÙØ©Ù ØšÙÙÙØ¯ÙسÙÙÙ. ÙÙÙØ§ÙÙ٠تعاÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙØªØ§ÙØšÙÙ٠اÙÙÙØ±ÙÙÙÙ Ù Ø£ÙØ¹ÙÙÙØ°Ù ؚاÙÙÙÙ ÙÙ ÙÙÙ Ø§ÙØŽÙÙÙÙØ·Ø§ÙÙÙ Ø§ÙØ±ÙÙØ¬ÙÙÙÙ Ù. ØšÙØ³Ù٠٠اÙÙÙÙ Ø§ÙØ±ÙÙØÙÙ ÙÙ Ø§ÙØ±ÙØÙÙÙÙ Ù. Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙØ¢ØŠÙÙÙØªÙÙÙ ÙÙØµÙÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙÙÙØšÙÙÙ ÙÙØ¢Ø£ÙÙÙÙÙØ§ÙاÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠آ٠ÙÙÙÙÙØ¢ صÙÙÙÙÙÙØ¢ عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ³ÙÙÙÙÙ ÙÙÙØ§ ØªÙØ³ÙÙÙÙÙÙ ÙØ§. ÙÙØ£ÙجÙÙÙØšÙÙÙØ¢Ø§ÙÙÙ ÙØ§ÙÙÙÙ Ù ÙØ§Ø¯ÙØ¹ÙØ§ÙÙÙ Ù ÙÙØµÙÙÙÙÙÙØ¢ ÙÙØ³ÙÙÙÙÙ ÙÙÙØ£ عÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ ØšÙÙÙ ÙÙØ¯ÙاÙÙÙ Ù. اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙØ¯ÙÙØ§Ù Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ù ÙÙØ¹ÙÙÙ٠آÙÙÙÙ ÙÙØµÙØÙØšÙÙÙ Ø£ÙØ¬ÙÙ ÙØ¹ÙÙÙÙÙ. ÙÙØ¹ÙÙÙÙ Ø§ÙØªÙÙØ§ØšÙعÙÙÙÙÙ ÙÙØªÙØ§ØšÙØ¹ÙÙÙ Ø§ÙØªÙÙØ§ØšÙعÙÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙ ØªÙØšÙعÙÙÙÙ Ù ØšÙØ¥ÙØÙØ³ÙØ§Ù٠إÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù Ø§ÙØ¯ÙÙÙÙÙÙ. ÙÙØ§Ø±Ùض٠اÙÙÙ ÙØ¹ÙÙÙÙØ§ ÙÙØ¹ÙÙÙÙÙÙ Ù ØšÙØ±ÙØÙÙ ÙØªÙÙÙ ÙÙØ§Ø£ÙØ±ÙØÙÙ Ù Ø§ÙØ±Ø§ÙØÙÙ ÙÙÙÙÙ. اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠اغÙÙÙØ±Ù ÙÙÙÙÙ ÙØ€ÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙØ€ÙÙ ÙÙØ§Ùت٠ÙÙØ§ÙÙ ÙØ³ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙØ³ÙÙÙÙ ÙØ§ØªÙ Ø§ÙØ£ÙØÙÙØ¢Ø¡Ù Ù ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ§ÙØ£ÙÙ ÙÙÙØ§ØªÙ Ø¥ÙÙÙÙÙ٠سÙÙ ÙÙÙØ¹Ù ÙÙØ±ÙÙÙØšÙ Ù ÙØ¬ÙÙÙØšÙ Ø§ÙØ¯ÙÙØ¹ÙÙÙØ§ØªÙ. اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠اÙÙØµÙØ±ÙØ£ÙÙ ÙÙØ©Ù سÙÙÙØ¯ÙÙØ§Ù Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ù. اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠اصÙÙÙØÙ Ø£ÙÙ ÙÙØ©Ù سÙÙÙÙØ¯ÙÙØ§Ù Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ù. اÙÙÙÙÙÙ Ù٠اÙÙØµÙر٠أÙÙ ÙÙØ©Ù سÙÙÙÙØ¯ÙÙØ§Ù Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ù. اÙÙÙÙÙ Ù٠اÙÙØµÙر٠٠ÙÙÙ ÙÙØµÙØ±Ù Ø§ÙØ¯ÙÙÙÙÙÙ. ÙÙØ§Ø®ÙذÙÙÙ Ù ÙÙÙ Ø®ÙØ°ÙÙÙ Ø§ÙØ¯ÙÙÙÙÙÙ. ÙÙØ§Ø¬ÙعÙÙÙ ØšÙÙÙØ¯ÙتÙÙØ§Ù Ø¥ÙÙÙØ¯ÙÙÙÙÙÙÙØ³ÙÙÙÙØ§ ÙÙØ°ÙÙÙ ØšÙÙÙØ¯ÙØ©Ù ØªÙØ¬ÙرÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙØ§ Ø£ÙØÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙ ÙÙØ³ÙÙÙÙØ©Ù Ø±ÙØ³ÙÙÙÙÙÙÙ ÙØ§Ù ØÙÙÙÙ ÙØ§Ù ÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù. ÙØ¢Ø§ÙÙÙÙÙØ§Ù ÙÙØ¥ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ØŽÙÙÙØŠÙ. ÙÙØ°Ùا ØÙاÙÙÙØ§Ù ÙØ§ÙاÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙÙØ®ÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙ. اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠ادÙÙÙØ¹Ù عÙÙÙØ§Ù Ø§ÙØºÙÙØ¢Ø¡Ù ÙÙØ§ÙØšÙÙØ¢Ø¡Ù ÙÙØ§ÙÙÙØšØ¢Ø¡Ù ÙÙØ§ÙÙÙØÙØŽØ¢Ø¡Ù ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙÙØ±Ù ÙÙØ§ÙØšÙØºÙÙÙ ÙÙØ§ÙسÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙØ®ÙتÙÙÙÙÙØ©Ù ÙÙØ§ÙØŽÙÙØ¯ÙØ¢ØŠÙØ¯Ù ÙÙØ§ÙÙÙ ØÙÙ٠٠ا٠؞ÙÙÙØ±Ù Ù ÙÙÙÙÙØ§ ÙÙÙ Ø§Ù ØšÙØ·ÙÙÙ Ù ÙÙÙ ØšÙÙÙØ¯ÙÙØ§Ù ÙÙØ°Ø§Ù Ø®Ø§ÙØµÙÙØ©Ù ÙÙÙ ÙÙÙ ØšÙÙÙØ¯ÙاÙ٠اÙÙ ÙØ³ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠عاÙÙ ÙÙØ©Ù ÙØ§Ù Ø±ÙØšÙÙ Ø§ÙØ¹ÙاÙÙ ÙÙÙÙÙ. اÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙ Ø£ÙØ¹ÙزÙÙ Ø§ÙØ¥ÙسÙÙØ§ÙÙ Ù ÙÙØ§ÙÙ ÙØ³ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙØ±Ùة٠ÙÙØ§ÙÙ ÙØšÙØªÙØ¯ÙØ¹ÙØ©Ù ÙÙØ§ÙرÙÙØ§ÙÙØ¶Ùة٠ÙÙØ§ÙÙ ÙØŽÙرÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ¯ÙÙ ÙÙØ±Ù Ø£ÙØ¹ÙØ¯ÙØ§Ø¡Ù Ø§ÙØ¯ÙÙÙÙÙÙ. ÙÙØ§Ø¬ÙعÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙ ÙÙÙØ§ÙÙÙØªÙÙÙØ§ ÙÙÙÙÙ ÙÙÙ Ø®ÙØ§ÙÙÙÙ ÙÙØ§ØªÙÙÙÙØ§ÙÙ. Ø±ÙØšÙÙÙØ§Ù اغÙÙÙØ±Ù ÙÙÙØ§Ù ÙÙÙÙØ¥ÙØ®ÙÙÙØ§ÙÙÙØ§Ù اÙÙÙØ°ÙÙÙÙÙ Ø³ÙØšÙÙÙÙÙÙØ§Ù ØšÙØ§ÙØ¥ÙÙÙ ÙØ§ÙÙÙ ÙÙÙØ§Ù ØªÙØ¬ÙعÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙØšÙÙØ§Ù غÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠آ٠ÙÙÙÙÙØ§ Ø±ÙØšÙÙÙØ§Ù اÙÙÙÙÙÙ Ø±ÙØ€ÙÙÙÙ Ø±ÙØÙÙÙÙ Ù. Ø±ÙØšÙÙÙØ§Ù آتÙÙØ§Ù ÙÙÙÙ Ø§ÙØ¯ÙÙÙÙÙØ§Ù ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙ Ø§ÙØ¢Ø®ÙØ±ÙØ©Ù ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙÙØ§Ù Ø¹ÙØ°Ùاؚ٠اÙÙÙÙØ§Ø±Ù ÙÙØ§ÙØÙÙ ÙØ¯Ù ÙÙÙÙÙÙ Ø±ÙØšÙÙ Ø§ÙØ¹Ø§ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Perjalanan Umrah Ruben Onsu, Doa yang Cepat Diijabah dan Bisa Cium Hajar Aswad
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Tambah Gus Irfan-Dahnil, Menteri-Wamen Prabowo-Gibran Jadi 106