Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah 2 Hari sebelum Idul Adha 2024

Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah 2 Hari sebelum Idul Adha 2024

Tim detikHikmah - detikHikmah
Sabtu, 15 Jun 2024 11:25 WIB
Family gathering and eat together while iftar during ramadhan in Malaysia
Ilustrasi membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Foto: Getty Images/ibnjaafar
Jakarta -

Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah amalan yang bisa dikerjakan 2 hari sebelum Idul Adha. Umat Islam bisa mengawalinya dengan membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah.

Puasa Tarwiyah dan Arafah dikerjakan pada 8 dan 9 Dzulhijjah. Berdasarkan hasil sidang isbat awal Dzulhijjah 1445 H, 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada 8 Juni 2024. Dengan demikian, puasa Tarwiyah dikerjakan pada 15 Juni 2024 dan puasa Arafah dikerjakan pada 16 Juni 2024.

Umat Islam yang akan mengerjakan puasa 2 hari sebelum Idul Adha 2024 tersebut dapat mengawalinya dengan niat. Menukil buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian karya Muh Hambali, berikut bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Niat Puasa Tarwiyah

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَّةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Bacaan latin: Nawaitu shauma tarwiyyata sunnatan lillaahi ta'aalaa.

ADVERTISEMENT

Artinya: "Sengaja saya berpuasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى.

Bacaan latin: Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Sengaja saya berpuasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Puasa Tarwiyah dan Arafah

Tata cara puasa Tarwiyah dan Arafah tidak jauh berbeda dengan puasa sunnah pada umumnya. Perbedaan terletak pada niat dan waktu pelaksanaan. Mengacu sumber sebelumnya, berikut tata cara puasa Tarwiyah dan Arafah selengkapnya.

1. Membaca Niat

Niat puasa Tarwiyah dan Arafah bisa dilakukan hingga siang menjelang waktu Zuhur. Hal ini mengacu pada pendapat dalam kitab Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah karya Abdurrahman Al-Juzairi yang menyebut puasa sunnah dapat dilakukan sejak terbenamnya matahari hingga fajar menyingsing.

Kebolehan melakukan niat puasa sunnah hingga siang hari sebelum masuk waktu Zuhur ini merupakan pendapat jumhur ulama, termasuk Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud, Hudzaifah bin Yaman, Ibnu Abbas, Abu Hanifah, Ahmad, dan Syafi'i.

Al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Bulughul Maram memaparkan sebuah hadits yang menyatakan seseorang boleh berpuasa sunnah dengan niat siang hari dan boleh membatalkannya tanpa ada uzur. Hadits yang dimaksud berasal dari Aisyah RA, ia mengatakan,

"Pada suatu hari Nabi SAW masuk ke tempatku lalu beliau bertanya, 'Apakah kamu memiliki makanan?' Saya menjawab, 'Tidak.' Beliau bersabda, 'Kalau begitu aku berpuasa.' Pada hari yang lain beliau datang lagi kepadaku, dan aku berkata, 'Kita diberi hadiah berupa makanan kurma yang dicampur dengan samin dan susu kering.' Beliau bersabda, 'Perlihatkan itu kepadaku. Sebenarnya tadi pagi aku telah berpuasa.' Tetapi kemudian beliau makan." (HR Muslim)

2. Berpuasa pada 8 dan 9 Dzulhijjah

Tata cara puasa Tarwiyah dan Arafah yang perlu menjadi perhatian lainnya adalah mengerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk puasa Tarwiyah dan pada 9 Dzulhijjah untuk puasa Arafah. Pada waktu puasa Arafah ini jemaah haji yang ada di Tanah Suci dengan melakukan wukuf di Arafah.

3. Menyegerakan Berbuka

Menyegerakan berbuka termasuk sunnah puasa. Hal ini mengacu pada hadits yang menyebut keutamaan menyegerakan berbuka.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا يَزَالُ الدِّينُ ظَاهِرًا مَا عَجَلَ النَّاسُ الْفِطْرَ، لِأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ

Artinya: "Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, 'Agama (Islam) senantiasa mendapatkan kejayaan selama manusia menyegerakan berbuka puasa karena Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya." (HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan yang lainnya)

Rasulullah SAW sendiri sering mengingatkan umatnya untuk tidak mengikuti atau meniru kaum kafir yang sering tidak sahur dan mengakhirkan berbuka.

Hukum dan Dalil Puasa Tarwiyah dan Arafah

Hukum puasa Tarwiyah dan Arafah adalah sunnah. Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait puasa Tarwiyah karena kelemahan dalilnya.

Diterangkan dalam buku Agama Membuat Kaya karya Miftahul Chair, dalil puasa Tarwiyah bersandar pada riwayat dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Siapa saja yang berpuasa di hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah), maka Allah akan memberikannya pahala seperti pahalanya kesabaran Nabi Ayyub AS atas penyakit yang menimpanya. Siapa yang berpuasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah), maka Allah akan memberikannya pahala Nabi Isa bin Maryam (dalam mengerjakan puasa Arafah). Jika seseorang tersebut belum makan apa-apa di hari raya kurban sampai terlaksananya salat ld, maka ia diberikan pahala orang yang mengerjakan salat itu. Apabila ia meninggal di tanggal berapa pun itu hingga sampai tanggal 30 Dzullhijjah, maka ia tergolong orang yang mati syahid."

Ada juga hadits yang menyebut, "Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun."

Adapun, dalil puasa Arafah bersandar pada hadits shahih yang diriwayatkan dari Abu Qatadah RA. Ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda,

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ ؛ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً، وَصَوْمُ عَاشُوْرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

Artinya: "Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari Asyura dapat menghapuskan dosa tahun yang lalu." (HR Muslim, Ahmad, Nasai, Ibnu Majah, dan Abu Daud)

Hadits dalil puasa Arafah terdapat dalam Riyadhus Shalihin, kitab kumpulan hadits shahih Bukhari dan Muslim yang disusun Imam an-Nawawi.

Jadwal Puasa Tarwiyah dan Arafah 2024

Jadwal puasa Tarwiyah dan Arafah 2024 di Indonesia berbeda dengan Arab Saudi karena perbedaan penetapan awal bulan Dzulhijjah 1445 H. Berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar Kementerian Agama RI, 1 Dzulhijjah jatuh pada 8 Juni 2024, sedangkan menurut pengumuman Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi, 1 Dzulhijjah jatuh pada 7 Juni 2024, sehari lebih awal dari Indonesia.

Umat Islam Indonesia yang akan menjalankan puasa Tarwiyah dan Arafah bisa mengikuti keputusan awal bulan di wilayah Indonesia. Dengan demikian, berikut jadwal puasa Tarwiyah dan Arafah 2024.

  • Puasa Tarwiyah: Sabtu, 15 Juni 2024
  • Puasa Arafah: Minggu, 16 Juni 2024

Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah dijelaskan dalam sejumlah hadits. Merangkum buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian karya Muh Hambali, berikut di antaranya.

1. Diampuni Dosa Setahun yang Lalu dan Setahun Mendatang

Keutamaan ini mengacu pada sabda Rasulullah SAW, "Aku berharap kepada Allah agar puasa hari Arafah dapat menghapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya." (HR Muslim)

2. Terbebas dari Api Neraka

Puasa Arafah memiliki keutamaan lain yakni membebaskan seseorang dari api neraka. Hal ini bersandar pada sabda Nabi Muhammad SAW, "Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada pada hari Arafah." (HR Muslim)

3. Jadi Doa Terbaik

Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan, sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para nabi sebelumku adalah ucapan 'Laa ilaaha illal laahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa 'alaa kulli sya-in qadiir' (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah, kecuali Allah semata; tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)." (HR At-Tirmidzi)

Puasa Arafah saat Arab Saudi Idul Adha

Pelaksanaan puasa Arafah di Indonesia tahun ini berbeda dengan wukuf jemaah haji. Jemaah haji wukuf pada hari ini, Sabtu (15/6/2024), sedangkan puasa Arafah di Indonesia jatuh pada Minggu (16/6/2024).

Para ulama berpendapat pelaksanaan puasa Arafah dilakukan berdasarkan hilal yang ada di wilayah masing-masing. Hal ini bersandar pada keterangan bahwa puasa Arafah disyariatkan lebih dulu daripada haji.

Syaikhul Islam Zakariya Al Anshari dalam kitab Fathul Wahhab berpendapat puasa Arafah tidak ada kaitannya dengan wukuf, tetapi lebih merujuk pada puasa sunnah 9 Dzulhijjah.




(kri/kri)

Hide Ads