10 Dzulhijjah adalah Hari Raya Idul Adha bagi umat Islam. Jika dikonversi ke dalam penanggalan masehi, harinya selalu berbeda setiap tahunnya. Lalu, tanggal 10 Dzulhijjah hari apa?
Sebelum membahas terkait hal tersebut, ada baiknya muslim mengetahui apa sejarah Hari Raya Idul Adha. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, kaum muslimin melakukan salat Id dan ibadah kurban. Sejarah disyariatkannya kurban ini didasarkan pada kisah Nabi Ibrahim AS yang diabadikan dalam surah Ash-Shaffat ayat 102-107.
Menurut Tafsir Kementerian Agama, surah tersebut menceritakan Ibrahim AS yang tak kunjung memiliki anak sampai akhirnya Allah SWT menganugerahkan Nabi Ismail AS sebagai putra pertamanya. Ketika Ismail AS beranjak dewasa, Nabi Ibrahim AS bermimpi Allah SWT memerintahkan dirinya untuk menyembelih putra kesayangannya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Nabi Ibrahim AS menyampaikan perintah Allah SWT kepada sang anak dan menanyakan pendapatnya. Ismail AS tidak ragu dan mengatakan pada sang ayah untuk melaksanakan apa yang Allah SWT perintahkan kepadanya.
Allah SWT tidak benar-benar membiarkan Nabi Ismail AS untuk disembelih, Dia menguji ketakwaan keduanya. Mengutip Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan H Dudi Rosyadi Lc, Allah SWT mengganti penyembelihan Ismail AS dengan seekor kambing besar berwarna hitam matanya dan memiliki tanduk besar. Ibnu Abbas RA mengatakan, kambing tebusan tersebut berasal dari surga lalu diturunkan kepada Nabi Ibrahim AS dari Gunung Tsabir.
Tanggal 10 Dzulhijjah Hari Apa?
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag RI) menetapkan tanggal 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024. Hal ini sesuai dengan hasil hisab posisi hilal wilayah Indonesia dalam sidang isbat yang digelar pada Jumat (7/6/2024) lalu.
Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menentukan Hari Raya Idul Adha lebih dulu sebagaimana tertulis pada Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah. Tanggal 10 Dzulhijjah jatuh pada Senin, 17 Juni 2024. Penetapan ini berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal.
Sebelumnya, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin telah memprediksi Idul Adha 1445 H di Indonesia bakal serentak. Ini disebabkan posisi hilal pada akhir bulan Zulkaidah -4 derajat.
"Kalau minus itu biasanya akan seragam juga, di bawah kriteria wujudul hilal dan di bawah kriteria imkanur rukyat," papar Thomas, dikutip dari arsip detikHikmah.
Tanggal 10 Dzulhijjah Arab Saudi Berbeda dengan RI
Tanggal 10 Dzulhijjah Arab Saudi berbeda sehari dengan RI. Mahkamah Agung menyampaikan bahwa Idul Adha berlangsung pada Minggu, 16 Juni 2024.
"Hari Arafah jatuh pada Sabtu, 15 Juni, sedangkan Minggu, 16 Juni merupakan hari pertama Idul Adha," bunyi keterangan Mahkamah Agung Arab Saudi, dikutip dari Gulf News.
Perbedaan penanggalan ini disebabkan awal bulan syariyyah antara dua negara yang berjauhan dapat berbeda karena perbedaan posisi hilal sebagai penentu bulan baru, sebagaimana dikatakan oleh Ketua Lembaga Falakiyah PBNU Drs K H Sirril Wafa MA dalam Instagram resmi Ditjen Bimas Islam Kemenag RI. Negara yang berada di sebelah barat memiliki posisi hilal lebih tinggi ketimbang negara di sebelah timur.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal