Lembaga Studi Israel Sebut Kurikulum Arab Saudi Hapus Nama Palestina di Peta Buku Ajar

Lembaga Studi Israel Sebut Kurikulum Arab Saudi Hapus Nama Palestina di Peta Buku Ajar

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 10 Jun 2024 15:58 WIB
A Saudi flag flutters atop Saudi Arabias consulate in Istanbul, Turkey October 8, 2018. REUTERS/Murad Sezer
Bendera negara Arab Saudi (Foto: Dok. REUTERS/Murad Sezer)
Jakarta -

Sebuah studi yang dilakukan oleh think-tank Israel, Impact-se, mengungkapkan bahwa buku teks sekolah di Arab Saudi telah menghilangkan nama Palestina dari sebagian besar peta. Padahal nama tersebut sebelumnya sering muncul.

Studi tersebut meninjau perubahan dalam buku teks sekolah Saudi selama lima tahun terakhir.

Lembaga think-tank ini menyebut kurikulum baru Saudi menunjukkan perubahan signifikan pada buku pelajaran, jika dibandingkan dari tahun ajaran sebelumnya. Dilansir dari laman Middle East Eye, sebanyak 371 buku teks yang diterbitkan antara tahun 2019 dan 2024 telah mengalami berbagai perubahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antaranya, gambar dari buku Studi Sosial dan Nasional 2023-2024. Di mana terdapat nama Arab Saudi dan negara sekitarnya, tetapi wilayah Palestina dibiarkan tanpa nama.

Selain itu, buku teks studi sosial untuk kelas 12 yang sebelumnya mendefinisikan Zionisme sebagai gerakan rasis, kini tidak lagi diajarkan mulai tahun 2023. Studi tersebut juga mencatat beberapa perubahan dalam buku teks yang kini mengacu pada Israel dengan nada yang lebih bersahabat.

ADVERTISEMENT

Misalnya, versi 2022 dari buku teks studi sosial sekolah menengah mengganti rujukan kepada Israel sebagai "musuh Zionis" dengan "tentara pendudukan Israel". Buku teks yang sama mengedit "musuh Israel" menjadi "pendudukan Israel", dan "Zionis" menjadi "Israel" atau "tentara pendudukan Israel".

Meskipun Arab Saudi belum secara resmi mengakui Israel sejak didirikannya pada tahun 1948, telah ada spekulasi berkelanjutan bahwa kerajaan akan menormalisasi hubungan dengan Israel.

Perubahan pada kurikulum ini diduga terkait dengan pembicaraan yang tengah dimediasi Amerika Serikat. Yaitu soal upaya normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.

Penting untuk diketahui bahwa Amerika Serikat telah berupaya untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab dimulai pada tahun 2017. Presiden AS saat itu, Donald Trump, memprakarsai Kesepakatan Abraham atau Abraham Accord, yang berhasil menarik Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Namun, dalam banyak kesempatan, Arab Saudi menegaskan bahwa mereka bersedia untuk menormalisasi hubungannya dengan Israel jika Palestina merdeka dan bebas dari penjajahan Israel.




(hnh/erd)

Hide Ads