Ini 10 Hak dan Kewajiban Suami Kepada Istri Menurut Islam

Ini 10 Hak dan Kewajiban Suami Kepada Istri Menurut Islam

ilham fikriansyah - detikHikmah
Sabtu, 18 Mei 2024 07:00 WIB
Suami istri muslim
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Jakarta -

Dalam ajaran Islam, segala aspek dalam kehidupan manusia di dunia telah diatur sebaik mungkin, termasuk hubungan antara suami istri. Islam mengajarkan hak dan kewajiban bagi suami terhadap istri, begitupun sebaliknya.

Hal ini dilakukan agar hubungan keduanya tetap harmonis, saling menghormati, dan mencerminkan rahmat serta kasih sayang Allah SWT. Perlu diingat, hak dan kewajiban suami terhadap istri tak bisa dipisahkan, sebab keduanya saling berkaitan dan melengkapi.

Sayangnya, sering kali hubungan suami istri jadi kurang harmonis karena masih keliru mengenai hak dan kewajiban. Padahal, kalau keduanya saling terpenuhi tentu akan menciptakan rumah tangga yang tentram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa saja hak dan kewajiban suami terhadap istri dalam rumah tangga? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Hak dan Kewajiban Suami Kepada Istri Sesuai Ajaran Islam

Perlu diingat, suami harus memenuhi hak istri dan istri juga harus menjalankan kewajiban suami. Apabila salah satunya tidak melaksanakan hak dan kewajiban tersebut, maka bisa memicu masalah dalam rumah tangga.

ADVERTISEMENT

Berikut hak dan kewajiban suami kepada istri sesuai ajaran Islam:

1. Mahar

Mahar atau maskawin merupakan pemberian wajib berupa uang atau barang dari mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan. Hal ini agar sang istri merasa senang dan ridha terhadap kepemimpinan sang suami selama berumah tangga.

Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 4,

وَاٰتُوا النِّسَاۤءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۗ فَاِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوْهُ هَنِيْۤـًٔا مَّرِيْۤـًٔا ٤

Artinya: "Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (mahar) itu dengan senang hati, terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati."

2. Memberi Nafkah

Suami juga wajib memberikan nafkah untuk keluarganya secara ikhlas. Sebagai pemimpin rumah tangga, suami harus benar-benar serius memperhatikan sandang, pangan, dan papan bagi istri dan anak-anaknya.

Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)" (HR. Muslim nomor 995)

Sedangkan dalam hadits lain, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu." (HR. Bukhari nomor 56)

3. Membantu Pekerjaan Rumah

Masih banyak yang menganggap kalau istri lah yang harus mengerjakan pekerjaan rumah. Padahal, suami juga memiliki tanggung jawab untuk mengurus hal tersebut.

Sebab, suami dan istri sama-sama bertanggung jawab dalam membangun rumah tangga yang baik. Jika keduanya saling membantu, misalnya dalam mengerjakan pekerjaan rumah, tentu akan lebih cepat selesai.

Berkaca dari rumah tangga Rasulullah SAW, di tengah kesibukannya berdakwah beliau tidak lupa mengerjakan pekerjaan rumah. Seperti menyiapkan makanan, menjahit sandal, dan lain sebagainya. Seperti hadis berikut:

عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ

Urwah berkata kepada Aisyah, "Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?", Aisyah berkata, "Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember" (HR Ibnu Hibban).

4. Mengajarkannya Tentang Agama

Sebagai sosok pemimpin keluarga, suami juga wajib mengajarkan istrinya tentang hal-hal yang berkaitan tentang agama. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Tahrim ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

5. Bersikap Adil

Mengutip buku Hak dan Kewajiban Suami Istri: Panduan Lengkap Mewujudkan Keluarga Islami Berdasarkan Al-Quran dan Sunah oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani, disebutkan bahwa suami juga harus bersikap adil terhadap istri.

Artinya, apabila suami memiliki istri lebih dari satu, maka ia harus berlaku adil di antara mereka dan tidak condong kepada salah satunya.

Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa yang memiliki dua istri kemudian ia condong kepada salah satunya tanpa yang lainnya -dalam satu redaksi- tidak adil di antara keduanya, maka pada Hari Kiamat nanti datang dalam keadaan salah satu sisi tubuhnya condong." (HR Ashabussunan)

6. Tulus Mencintai Istri

Istri tentu akan senang jika sang suami mencintainya secara tulus, bukan karena harta, rupa, ataupun nasabnya. Manusia bisa mencontoh sikap Rasulullah SAW yang senantiasa mencintai istrinya.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling kau cintai?' Beliau menjawab, 'Aisyah'. Kemudian ia bertanya lagi 'Dari kalangan laki-laki?' Beliau menjawab, 'bapaknya'." (HR Bukhari dan Muslim)

7. Menasehati Istri dengan Cara yang Baik

Manusia tak pernah lepas dari yang namanya kesalahan, begitupun juga istri. Jika suatu saat istri melakukan kesalahan baik besar ataupun kecil, sebaiknya suami hendak bersabar.

Selain itu, jangan lupa memberikan nasehat kepada istri agar tidak melakukan kesalahan serupa. Hal ini dilakukan supaya istri tidak larut dalam kesedihan dan semakin merasa bersalah atas perbuatannya.

Dalam buku Rumah Tangga Surgawi oleh Holilur Rohman, terdapat hadits yang menjelaskan bagaimana cara menasehati perempuan yang benar. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ»

"Istri itu (terkadang) seperti tulang rusuk (yang bengkok dan keras). Jika kamu luruskan, kamu bisa mematahkannya. Jika kamu (biarkan, dan tetap) menikmatinya, maka kamu menikmati seseorang yang ada kebengkokan (kekurangan) dalam dirinya". (Sahih Bukhari, no. hadits: 5239)

8. Berperilaku Baik

Belakangan ini, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) semakin marak terjadi. Untuk mencegah perilaku tersebut, baik suami ataupun istri wajib menjaga perilakunya sebaik mungkin.

Seperti Rasulullah SAW yang tidak pernah memukul pembantunya terlebih istrinya. Sayyidah Aisyah RA. berkata:

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلاَ امْرَأَةً وَلاَ خَادِمًا إِلاَّ أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Rasulullah sama sekali tidak pernah memukul siapa pun dengan tangannya, baik itu pelayan beliau maupun perempuan, kecuali saat berjihad di jalan Allah (HR. Muslim no. 2328).

Bahkan, Rasulullah mengingatkan para suami untuk tidak memukul istri mereka dan menyindir mereka yang melakukannya. Beliau bersabda:

لاَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْعَبْدِ، ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِي آخِرِ الْيَوْمِ

Janganlah salah seorang dari kalian memukul istrinya seperti ia memukul seorang budak, sedangkan di penghujung hari ia pun menggaulinya (HR. Bukhari no. 5204).

9. Menggauli Istrinya

Ibnu Hazm berkata, "Diwajibkan bagi seorang suami untuk menggauli wanita yang menjadi istrinya. Minimal sekali setiap suci dari haid jika mampu melakukannya. Jika tidak, maka ia durhaka kepada Allah SWT."

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 222,

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ٢٢٢

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah suatu kotoran." Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri."

10. Hindari Hal-hal yang Memicu Konflik

Konflik dalam rumah tangga sering kali sulit dikontrol. Memang, hubungan tak selalu tentram dan penuh kasih sayang, terkadang ada suatu momen di mana terjadi perdebatan antara suami istri.

Mengutip buku Psikologi Keluarga karya Ulfiah, setidaknya ada sembilan penyebab dalam konflik keluarga, yaitu:

  • Komunikasi yang tidak baik
  • Konflik orang tua dan anak
  • Masalah ekonomi
  • Perasaan cemburu
  • Merasa superior
  • Perselingkuhan
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Campur tangan orang tua
  • Poligami

Itu dia 10 hak dan kewajiban suami terhadap istri dalam menjalin hubungan rumah tangga. Semoga artikel ini dapat membantu detikers.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads