Sejarah Hajar Aswad, Benarkah Ada Anjuran Menciumnya saat Umrah dan Haji?

Sejarah Hajar Aswad, Benarkah Ada Anjuran Menciumnya saat Umrah dan Haji?

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 12 Mei 2024 19:00 WIB
This picture taken on July 19, 2021 on the night before the start of the annual hajj pilgrimage, shows a view of the Hajar al-Aswad or the
Hajar Aswad di Kabah Foto: AFP/-
Jakarta -

Hajar Aswad menjadi batu yang kini berada di sisi Ka'bah. Ribuan umat Islam setiap harinya berlomba menyentuh dan mencium Hajar Aswad ketika berada di depan Ka'bah.

Sejarah Hajar Aswad diceritakan dalam banyak riwayat. Seperti diceritakan Ath-Thabari dalam Tarikh al-Umam wa al-Muluk menyebutkan, "Ketika itu Nabi Ismail ingin menyempurnakan Ka'bah dengan sebuah benda, tetapi Nabi Ibrahim berkata, 'Jangan! Carilah batu seperti yang aku perintahkan.'

Nabi Ismail pun pergi mencari batu. Ketika ia kembali, ternyata Nabi Ibrahim sudah meletakkan sebuah batu hitam. Nabi Ismail lalu bertanya, 'Wahai ayah, dari manakah engkau mendapat batu itu?'
'Yang membawa batu ini adalah dia yang tidak dapat menunggumu yaitu Jibril. Ia membawanya dari langit.'"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam ath-Thabari juga menyebutkan riwayat lain. Pada intinya riwayat ini sama dengan riwayat sebelumnya, namun dengan penjelasan lebih detail. Imam ath-Thabari menyandarkan riwayat tersebut pada Ali bin Abi Thalib ra.

Ia berkata, "Nabi Ibrahimlah yang membangun fondasi Ka'bah, kemudian dia dan Nabi Ismail meninggikan bangunannya sampai pada pondasi Ka'bah, kemudian dia dan Nabi Ismail meninggikan bangunannya sampai pada posisi rukun (sudut) Ka'bah. Lalu, Nabi Ibrahim berkata pada Nabi Ismail, "Wahai anakku! Carilah sebuah batu untuk dijadikan tanda bagi manusia.' Nabi Ismail pun datang membawa batu, tetapi Nabi Ibrahim tidak menyukainya.

ADVERTISEMENT

'Carilah batu yang lain.' Nabi Ismail segera pergi untuk mencari batu yang lain. Tapi, ketika Nabi Ismail kembali, ia mendapati Nabi Ibrahim sudah meletakkan sebuah batu di tempat itu.

Nabi Ismail bertanya, 'Wahai ayahku! Siapa yang membawakan batu itu untukmu?''Yang membawanya adalah seorang yang tidak ingin melihatku bersandar padamu (Jibril)."

Merangkum buku Sejarah Ka'bah: Kisah Rumah Suci yang Tak Lapuk Dimakan Zaman oleh Prof. Dr. Ali Husni dijelaskan Hajar Aswad adalah batu berbentuk lonjong yang tidak beraturan. Batu ini berkilau dan berwarna hitam kemerahan. Pada bagian atasnya terdapat goresan berwarna merah dan kuning.

Dalam sebuah kitab Tsaurah al-Islam wa Bathal an Nabiya karya Luthfi Jum'ah, Hajar Aswad disebut sebagai batu sejenis meteor karena dapat memancarkan cahaya ke arah barat, timur, Syam dan Yaman hingga ke lembah-lembah di Tanah Haram.

Sebagian sejarawan mengatakan bahwa batu itu menjadi hitam karena perbuatan dosa kaum Jahiliyah.

Haruskah Mencium Hajar Aswad ketika Umrah atau Haji?

Melansir laman Kemenag, sebagaimana diungkapkan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki dalam karyanya Al-Hajj Fadlail wa Ahkam, ada beberapa anjuran yang mensyariatkan umat Islam terhadap Hajar Aswad.

1. Mencium dan Mengusap Hajar Aswad

Sesuai dengan kisah Sayyidina Umar ra, yang suatu saat mendatangi Hajar Aswad lalu menciumnya. Umar berkata:

Ψ₯ΩΩ†Ω‘ΩΩŠ Ψ£ΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…Ω Ψ£ΩŽΩ†Ω‘ΩŽΩƒΩŽ حَجَرٌ، Ω„Ψ§ΩŽ ΨͺΩŽΨΆΩΨ±Ω‘Ω ΩˆΩŽΩ„Ψ§ΩŽ ΨͺΩŽΩ†Ω’ΩΩŽΨΉΩΨŒ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΩˆΩ’Ω„Ψ§ΩŽ Ψ£ΩŽΩ†Ω‘ΩΩŠ Ψ±ΩŽΨ£ΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ‘ΩŽ Ψ΅ΩŽΩ„Ω‘ΩŽΩ‰ اللهُ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω ΩˆΩŽΨ³ΩŽΩ„Ω‘ΩŽΩ…ΩŽ ΩŠΩΩ‚ΩŽΨ¨Ω‘ΩΩ„ΩΩƒΩŽ Ω…ΩŽΨ§ Ω‚ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩ„Ω’ΨͺΩΩƒΩŽ

Artinya: "Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah SAW menciummu, aku pun enggan menciummu." (HR Bukhari)

2. Hajar Aswad Berada di Tempat Mulia

Hajar Aswad menduduki tempat paling mulia di muka bumi. Terletak tepat di pojok Ka'bah pada bagian timur laut Ka'bah. Sudut ini yang dibangun pertama kalinya oleh Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail.

وَΨ₯ِذْ ΩŠΩŽΨ±Ω’ΩΩŽΨΉΩ Ψ₯ΩΨ¨Ω’Ψ±ΩŽΨ§Ω‡ΩΩŠΩ…Ω Ψ§Ω„Ω’Ω‚ΩŽΩˆΩŽΨ§ΨΉΩΨ―ΩŽ Ω…ΩΩ†ΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ψ¨ΩŽΩŠΩ’Ψͺِ وَΨ₯ΩΨ³Ω’Ω…ΩŽΨ§ΨΉΩΩŠΩ„Ω Ψ±ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩ†ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΩ‚ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩ„Ω’ Ω…ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ§ Ψ₯ΩΩ†Ω‘ΩŽΩƒΩŽ Ψ£ΩŽΩ†Ω’Ψͺَ Ψ§Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΩ…ΩΩŠΨΉΩ Ψ§Ω„Ω’ΨΉΩŽΩ„ΩΩŠΩ…Ω

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah dari kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 127)

3. Hajar Aswad sebagai Titik Awal Tawaf

Hajar Aswad berada di tempat di mana posisinya selalu menjadi permulaan tawaf, yaitu terletak pada bagian sudut timur laut dari Ka'bah. Sedangkan semua orang tawaf selalu memulai tawafnya dari tempat ini.

4. Keutamaan Hajar Aswad

Diriwayatkan Abu Ubaid, Rasulullah SAW mengkiaskan Hajar Aswad sebagai 'tangan Allah' di bumi. Barangsiapa yang mengusap Hajar Aswad, seolah-olah sedang bersalaman dengan Allah SWT. Selain itu, ia dianggap seperti sedang berbaiat kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

Ω…ΩŽΩ†Ω’ ΩΩŽΨ§ΩˆΩŽΨΆΩŽΩ‡ΩΨŒ فَΨ₯ΩΩ†Ω‘ΩŽΩ…ΩŽΨ§ يُفَاوِآُ يَدَ Ψ§Ω„Ψ±Ω‘ΩŽΨ­Ω’Ω…ΩŽΩ†Ω

Artinya: "Barangsiapa bersalaman dengannya (Hajar Aswad), seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah yang Maha Pengasih." (HR Ibnu MΓ’jah: 2957)




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads