Surah An Nisa ayat 54 membahas tentang sifat dengki orang Yahudi atau bani Israil kepada Rasulullah SAW. An Nisa sendiri merupakan surah ke-4 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 176 ayat.
Kata An Nisa diartikan sebagai wanita. Surah ini termasuk ke dalam golongan surah Madaniyah karena diturunkan di Kota Madinah.
Surah An Nisa Ayat 54: Arab, Latin dan Terjemahnya
أَمْ يَحْسُدُونَ ٱلنَّاسَ عَلَىٰ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۖ فَقَدْ ءَاتَيْنَآ ءَالَ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَءَاتَيْنَٰهُم مُّلْكًا عَظِيمًا
Arab latin: Am yaḥsudụnan-nāsa 'alā mā ātāhumullāhu min faḍlih, fa qad ātainā āla ibrāhīmal-kitāba wal-ḥikmata wa ātaināhum mulkan 'aẓīmā
Artinya: "Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar,"
Tafsir Surah An Nisa Ayat 54
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), surah An Nisa ayat 54 menjelaskan kedengkian kaum Yahudi terhadap Rasulullah SAW atas status kenabian beliau. Dikatakan, mereka dengki karena kenabian itu tidak jatuh kepada orang Yahudi.
"... dan mereka dengki kepada pengikut-pengikut Nabi Muhammad SAW, karena mereka percaya dan beriman kepadanya, terutama setelah mereka melihat kemajuan dan kemenangan yang dicapai oleh Muhammad dan sahabat-sahabatnya," bunyi tafsir tersebut.
Selain itu, kian hari pengikut Rasulullah SAW semakin bertambah dan semakin kuat. Sifat dengki Yahudi terhadap Nabi SAW dan pengikutnya ini disebut sebagai kekeliruan bagi mereka.
Hal tersebut dikarenakan, apa yang telah dicapai sang rasul dan para sahabatnya bukan hal baru.
"Sebab Allah telah memberikan juga kitab, hikmah kerajaan kepada keluarga keturunan Nabi Ibrahim; seperti yang pernah diberikan kepada Nabi Yusuf, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman," lanjut tafsir tersebut.
Senada dengan itu, Ibnu Katsir juga menafsirkan hal serupa. Bangsa Yahudi merasa dengki mengingat Rasulullah SAW berasal dari kalangan bangsa Arab, bukan bani Israil.
Padahal, lanjut tafsir itu, Allah SWT turut menjadikan kenabian di kalangan keturunan Nabi Yakub yang juga keturunan Ibrahim AS. Mereka diberi kitab-kitab dan berkuasa di kalangan kaumnya dengan memakai sunnah-sunnah, dijadikan pula nabi-nabi bani Israil sebagai raja.
Sifat dengki bukan hanya merasa tidak senang melihat orang lain memperoleh nikmat Allah SWT, melainkan juga menginginkan nikmat itu lenyap dari pemiliknya. Sifat seperti ini tidak hanya buruk, namun sekaligus menghilangkan pahala kebajikan yang sudah dikerjakan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,
"Jauhilah sifat dengki karena sesungguhnya dengki itu memakan (pahala) kebaikan, seperti api memakan kayu bakar." (HR Abu Dawud)
Pada ayat setelah surah An Nisa ayat 54, Allah SWT mengecam orang-orang yang ingkar (kafir) dengan firman-Nya,
فَمِنْهُمْ مَّنْ اٰمَنَ بِهٖ وَمِنْهُمْ مَّنْ صَدَّ عَنْهُ ۗ وَكَفٰى بِجَهَنَّمَ سَعِيْرًا ٥٥
Artinya: "Lalu, di antara mereka ada yang beriman kepadanya dan di antara mereka ada pula yang berpaling darinya. Cukuplah (bagi mereka neraka) Jahanam yang apinya menyala-nyala." (QS An Nisa: 55)
Simak Video "Video: Bahlil Lahadalia Salat Id di Masjid Ainul Hikmah Golkar"
(aeb/kri)