Di 10 akhir Ramadan, Masjid Nabawi dipadati oleh peziarah dari seluruh dunia. Semua berlomba-lomba mencari pahala yang nilainya lebih baik dari 1000 kali salat di tempat lain. Menjelang akhir Ramadan, baik warga lokal maupun peziarah yang datang semakin antusias melakukan amal kebaikan (seperti berbagi makanan hingga bersedekah ) demi menutup akhir Ramadhan dengan maksimal.
Tepat tanggal 10 April 2024, setelah genap menjalankan puasa 30 hari bulan Ramadan, sebagian besar umat muslim dunia merayakan hari kemenangan. Idul Fitri, yang biasa dikenal juga dengan makna kembali ke fitrah, disambut dengan suka cita di berbagai negara. Termasuk juga di salah satu kota suci umat Islam, Madinah al Munawwarah. Merayakan Idul Fitri di kota suci Madinah, menjadi hal yang paling diimpikan oleh semua muslim.
![]() |
Pelaksanaan salat Idul Fitri di Madinah terpusat di Masjid Nabawi. Saking besarnya antusiasme jamaah dari tahun ke tahun, setiap orang yang ingin melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Nabawi harus rela standby sejak malam hari. Termasuk kami yang juga harus rela datang bahkan sejak Isya -dan tidak keluar lagi-, demi bisa salat di dalam Masjid Nabawi. Pengalaman pertama Ramadan dan Idul Fitri di Saudi, menjadikan kami pun tak kalah semangat untuk bisa merasakan atmosfer hari raya di Nabawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benar saja, belum genap jam 2 malam, Masjid Nabawi sudah dipadati oleh jamaah yang datang. Jangan harap datang pagi hari, pukul 3 malam saja gerbang Nabawi benar-benar sudah ditutup total. Tidak ada lagi yang bisa masuk palataran Nabawi. Tentu saja jamaah masih terus berdatangan, hingga mereka hanya bisa memenuhi saf saf sampai ke jalan raya. Di sini, kita bisa melihat berbagai macam baju raya khas dari berbagai negara terkumpul di satu tempat yang sama.
![]() |
Pukul 06.15, salat Idul Fitri dilaksanakan. Dipimpin oleh Syekh Ahmad Huzaify sebagai imam dan khatib, pelaksanaan salat dan khutbah sangat khusyuk dan hikmat. Seperti biasa, "sihir" Nabawi benar-benar mampu membuat kita merasakan ketenangan dan kenyamanan yang luar biasa.
Menariknya, kalau akhir Ramadan hingga salat Idul Fitri masjid padat oleh jamaah, lain halnya ketika selesai salat Idul Fitri. Masjid Nabawi bahkan Masjidil Haram di Makkah menjadi sepi ketika selesai salat Idul Fitri. Karena diantara kebiasaan warga Saudi adalah mereka akan pergi berlibur bahkan ke luar kota seusai salat Id.
Diantara tradisi warga Saudi juga, ada yang namanya Eidiya. Mereka akan berkumpul di rumah keluarga besar, dan yang tua akan membagikan Eidiya atau hadiah uang maupun hadiah mahal lainnya kepada generasi muda, mirip seperti tradisi THR di Indonesia.
![]() |
Begitu juga dengan kami mahasiswa Indonesia di Madinah. Momen Idul Fitri ini kami jadikan sebagai sarana mempererat ukhuwah dengan sesama perantau dari Indonesia. Lebaran jauh dari keluarga membuat kami berusaha menciptakan suasana senyaman mungkin seperti di kampung halaman.
Pagi hari selesai salat, kami video call, bertukar kabar dengan keluarga di Indonesia, lalu dilanjut dengan memasak opor ayam dan aneka sarapan lainnya bersama sahabat seperjuangan. Sore hari, kita bisa berkeliling sambil menikmati suasana kota Madinah yang sejuk dan nyaman.
--
Nizam Alfarisy
Jurusan Syariah Universitas Islam Madinah
PPI Arab Saudi
Artikel ini merupakan kolaborasi detikHikmah dengan PPI Dunia. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!