Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk menunaikan ibadah puasa Ramadan. Di bulan yang suci ini, semua muslim di dunia berlomba-lomba untuk mengumpulkan banyak pahala.
Selain menahan lapar dan haus, puasa Ramadan juga mengajarkan umat Islam untuk mengendalikan nafsu dan amarah.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 183:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Sebelum mulai berpuasa, kita harus membaca niat dengan sungguh-sungguh untuk beribadah kepada Allah SWT.
Niat puasa menjadi hal wajib yang diyakini sebelum menjalankan ibadah puasa. Kenapa niat puasa menjadi begitu penting, sebab "Innamal a'malu binniyat" yang artinya "Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya."
Kapan Waktu yang Tepat untuk Membaca Niat Puasa?
Menurut buku Step By Step Fiqih Puasa Edisi Revisi ditulis oleh Agus Arifin menyebutkan pendapat 4 mazhab terkait niat puasa Ramadan dikerjakan pada waktu apa?
Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi berpendapat niat puasa (apa saja) lebih baik dilakukan bersama dengan terbitnya fajar, sebab waktu tersebut merupakan awal ibadah.
Niat puasa bersifat wajib dan menjadi tanggung jawab atau utang seperti puasa qadha, puasa kaffarah, puasa karena haji tamattu' dan qiran. Bila dilakukan sesudah terbit fajar, maka puasanya menjadi tidak sah, sehingga harus dilakukan malam hari.
Berbeda dengan puasa wajib yang hanya dilaksanakan pada waktu tertentu, puasa Ramadan, nazar, puasa sunnah , niatnya boleh dilakukan setelah terbit fajar.
Mazhab Maliki
Niat yang dilakukan pada malam hari atau bersamaan dengan terbitnya fajar maka niatnya dianggap sah.
Bila seseorang melakukan niat puasa sebelum terbenam matahari di hari sebelumnya, atau berniat padahal matahari belum tergelincir di hari ia berpuasa, maka puasanya tidak sah sekalipun menjalankan puasa sunah.
Mazhab Syafi'i
Bagi semua puasa wajib (baik puasa wajib waktu tertentu atau puasa wajib yang menjadi tanggung jawab), harus melakukan niat pada malam harinya. Sedangkan niat puasa sunah mesti dilakukan sebelum tergelincirnya matahari.
Mazhab Hambali
Semua jenis puasa wajib melakukan niat pada malam hari, kalau puasa sunah boleh dilakukan walau telat waktu Dzuhur (Syaratnya belum makan dan minum dari terbit fajar).
Berdasarkan pendapat 4 mazhab di atas, kedudukan niat pada puasa Ramadan menjadi mutlak, melafalkan niat menurut mazhab (Maliki, Syafi'i, Hambali) adalah wajib.
Niat Puasa Sehari
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta'ālā
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah ta'ala,".
Niat Puasa Sebulan Penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta'ala."
Keutamaan Niat Puasa Sebulan Penuh
Dari buku Fikih Puasa ditulis oleh Ali Musthafa Siregar terdapat dua keutamaan melakukan niat puasa sebulan penuh:
· Pada mazhab Maliki apabila satu hari seorang berpuasa dan lupa berniat, puasanya tetap sah, karena cukup melakukan niat puasa sebulan penuh pada malam pertama bulan Ramadan.
· Bila seseorang meninggal dunia lalu tidak sempat menunaikan ibadah puasa sebulan penuh, maka ia akan mendapatkan pahal puasa selama sebulan seperti yang diniatkannya (At Taqriirot As Sadiidah Hal. 440).
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah