3 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Dapat Ampunan Allah di 10 Hari Kedua Ramadan

3 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Dapat Ampunan Allah di 10 Hari Kedua Ramadan

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Kamis, 28 Mar 2024 17:45 WIB
A realistic Arabian interior miniature with window and columns. Silhouette of muslim praying on carpet near window. Festive greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem. Selective focus
Ilustrasi hal yang dilakukan untuk mendapat ampunan Allah SWT pada 10 hari kedua Ramadan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli
Jakarta -

Umat Islam di seluruh dunia tengah memasuki 10 hari kedua Ramadan. Dikatakan pada waktu ini Allah SWT memberikan ampunan-Nya. Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mendapat ampunan Allah SWT pada 10 hari kedua Ramadan ini.

Bulan Ramadan terbagi menjadi tiga fase, yaitu 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga atau terakhir. Berikut penjelasannya.

10 Hari Kedua Bulan Ramadan Disebut Maghfirah

Mengutip buku 10 Amalan Inti Penghapus Dosa karya Ahmad Zacky El-Syafa, Rasulullah SAW mengatakan 10 hari pertama bulan Ramadan disebut rahmah (penuh dengan kasih sayang Allah SWT), 10 hari kedua bulan Ramadan disebut maghfirah (penuh dengan ampunan Allah SWT), sedangkan 10 hari ketiga atau terakhir bulan Ramadan disebut 'itqun minan niran (pembebasan dari neraka).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut bersandar dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Salman Al-Farisi RA, diceritakan Rasulullah SAW berkhutbah menjelang bulan Ramadan. Di antara isi khutbah beliau yaitu,

"Siapa saja yang memberi buka kepada orang yang puasa dengan seteguk susu, sebiji kurma, atau seteguk air, dan siapa yang mengenyangkan orang puasa maka Allah akan memberi minum dari telaga dengan satu tegukan, yang menyebabkan tidak haus sampai masuk surga. Inilah bulan, yang awalnya adalah rahmah, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya 'itqun minan nar (pembebasan dari neraka). Perbanyaklah melakukan 4 hal dalam bulan Ramadan ...."

ADVERTISEMENT

Menurut penjelasan dalam Kumpulan Artikel Sya'ban dan Ramadan karya Ammi Nur Baits, hadits ini diriwayatkan oleh Al-Muhamili dalam Al-Amali, Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya dan ia mengatakan "Andaikan shahih, bisa jadi dalil", Al-Wahidi dalam Al-Wasith. Sanad hadits ini dhaif.

Keutamaan 10 Hari Kedua Bulan Ramadan

Mengacu pada hadits di atas, keutamaan 10 hari kedua bulan Ramadan adalah Allah SWT menurunkan ampunan atau maghfirah-Nya kepada hamba-Nya. Meski demikian, hadits yang menyebut hal ini dikatakan dhaif atau lemah.

Hal yang Dilakukan untuk Mendapat Ampunan Allah

Hal yang dapat dilakukan untuk mendapat ampunan Allah SWT pada 10 hari kedua Ramadan--termasuk hari-hari lainnya--adalah bertobat. Imam al-Ghazali dalam kitabnya Minhajul Abidin yang diterjemahkan Abu Hamas as-Sasaky menjelaskan, tobat adalah salah satu tindakan hati yang membersihkan hati dari perbuatan dosa.

Hujjatul Islam juga memaparkan definisi tobat dari gurunya sebagai, "Menjauhkan diri dari perbuatan dosa setelah mengetahui keagungan dan kemuliaan Tuhan dan karena takut mendapat murka dan hukuman Allah-Nya."

Ada empat syarat tobat menurut pandangan Imam al-Ghazali. Berikut di antaranya.

  1. Berusaha untuk tidak melakukan dosa lagi.
  2. Bertobat dari dosa yang pernah dilakukan sebelumnya. Sebab, jika belum pernah melakukan dosa tersebut maka berarti ia menjaga diri darinya bukan bertobat.
  3. Dosa yang disesali oleh seorang hamba sekarang memiliki kedudukan dan derajat yang sama dengan dosa yang pernah dilakukan di masa lalu dan ingin ia tinggalkan.
  4. Tobat dilakukan semata-mata untuk mengagungkan Allah 'Azza wa Jalla dan menghindari kemurkaan serta siksaan-Nya yang pedih.

Dalam tobat untuk mendapat ampunan Allah SWT ini, ada tiga hal yang bisa dilakukan. Imam al-Ghazali menyebutnya syarat tobat. Berikut di antaranya.

  1. Menyadari betapa buruknya dampak dosa-dosa yang telah dilakukan terhadap hatinya.
  2. Ingat betapa kerasnya siksaan Allah 'Azza wa Jalla, kepedihan yang bakal ia alami akibat murka dan kemarahan-Nya dan seorang hamba tidak sanggup menghadapinya.
  3. Seorang hamba mestinya menyadari besarnya kelemahan dan kurangnya tenaga untuk bisa menahan diri dari godaan dosa.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads