Penyakit 'ain adalah wujud penyakit 'supranatural' yang terjadi karena pandangan yang disertai rasa iri, dengki atau takjub terhadap orang lain.
Penyakit ini sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan Rasulullah SAW pun membenarkan nyatanya penyakit 'ain.
Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW pun menegaskan adanya penyakit 'ain:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَىْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ
Artinya:
"Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu yang bisa." (HR. Muslim No. 2188).
Apa Itu Penyakit Ain?
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari, mengartikan 'ain merupakan pandangan kagum atau takjub disertai dengan rasa iri dengki dari seseorang dengan tabiat buruk, yang mengakibatkan adanya bahaya pada orang yang dilihatnya.
Sementara, Al-Munawi dalam Faid al-Qadir, mendefinisikan 'ain sebagai pandangan pada sesuatu dalam keadaan lalai disertai rasa kagum kepadanya atau rasa dengki, tanpa disertai berdzikir kepada Allah.
Asal mula 'ain dijelaskan dalam Fatwa Al Lajnah Ad Daimah:
مأخوذة من عان يَعين إذا أصابه بعينه ، وأصلها : من إعجاب العائن بالشيء ، ثم تَتبعه كيفية نفْسه الخبيثة ، ثم تستعين على تنفيذ سمها بنظرها إلى المَعِين
Artinya:
"Ain berasal dari kata 'aana - ya'iinu yang artinya terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respons jiwa yang negatif, kemudian jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut. (Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, 1/271)
Pandangan Penyakit 'Ain Menurut Islam
Penjelasan tersirat tentang penyakit 'ain juga disebutkan dalam Al-Qur'an surat al-Qalam ayat 51:
وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَٰرِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا۟ ٱلذِّكْرَ وَيَقُولُونَ
إِنَّهُۥ لَمَجْنُونٌ
Wa iy yakādullażīna kafarụ layuzliqụnaka bi`abṣārihim lammā sami'uż-żikra wa yaqụlụna innahụ lamajnụn
Artinya:
"Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: 'Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila'."(QS al-Qalam: 51)
Menurut Imam Ibnu Katsir, maksud dari kata 'pandangan' dalam ayat di atas yaitu pandangan yang disertai dengan kekuatan 'ain.
Ada beberapa akibat terkena pandangan 'ain, yakni bisa membuat orang yang dipandang langsung sakit, celaka, bahkan hingga menyebabkan kematian.
Contohnya ada pada zaman Rasulullah, saat sahabat Amir bin Rabiah mandi bersama Sahabat Sahl bin Hanif. Kala itu, Amir bin Rabiah terkagum melihat badan Sahl bin Hanif yang putih dan bersih. Seketika itu, Sahl bin Hanif langsung pingsan.
Melihat kejadian tersebut, para sahabat yang lain pun lalu memanggil Rasulullah SAW. Beliau pun lalu meruqyah Sahl bin Hanif, dan beliau pun bersabda:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Artinya:
"Ketika salah satu di antara kalian kagum ketika melihat dirinya sendiri, barang miliknya atau saat melihat saudaranya, maka doakanlah dia dengan keberkahan, karena 'ain itu nyata." (HR Nasa'i dan Hakim).
Penyebab Penyakit 'Ain
Dari pengertian ulama di atas, bisa disimpulkan kalau penyebab penyakit 'ain adalah akibat:
-Pandangan dari orang bertabiat buruk yang dalam hatinya ada rasa dengki, hasad, serta ingin mencelakai orang yang dipandangnya.
-Pandangan kekaguman/takjub dari orang yang tidak sedang merasa dengki, namun hal tersebut tidak disertai dengan berdzikir pada Allah SWT.
Lebih lanjut, Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah mengatakan, kalau penyakit ain juga bisa saja terjadi tanpa harus melihat secara langsung orang tersebut.
Ia menjelaskan "Jiwa orang yang menjadi penyebab penyakit 'ain bisa saja menimbulkan penyakit 'ain tanpa harus dengan melihat (secara langsung). Bahkan, terkadang ada orang buta kemudian dideskripsikan sesuatu kepada orang buta tersebut, dan jiwanya bisa menimbulkan penyakit 'ain meskipun dia tidak melihatnya."
Cara Menghindari Penyakit 'Ain
Rasulullah SAW menganggap bahwa penyakit 'ain ini termasuk sesuatu yang dianggap berbahaya, serta patut untuk diwaspadai.
Berikut adalah beberapa cara agar terhindari dari penyakit 'ain:
1. Berdoa kepada Allah SWT
Penyakit 'ain bisa jadi berbahaya yang bahkan bisa menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW pernah membacakan doa kepada cucunya Hasan dan Husain agar dihindarkan dari penyakit 'ain.
Berikut adalah doa agar terhindar dari penyakit 'ain yang dicontohkan Rasulullah SAW:
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ، مِنْ كُلِّ شَيْئٍ يُؤْذِيْكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ، بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ.
Artinya:
"Dengan nama Allah, saya meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau setiap mata yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya meruqyahmu." (HR. Muslim)
Rasulullah SAW juga pernah berdoa untuk memohon perlindungan Allah SWT atas penyakit 'ain dengan doa:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
Artinya:
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, binatang yang beracun dan 'ain yang menyakitkan." (HR al-Bukhari).
2. Selalu Berdzikir
Dikutip dari buku Thibbun Nabawi:Tinjauan Syari'at dan Medis oleh M. Saifudin Hakim dan Siti Aisyah Ismai, ketika hendak memuji fisik seseorang yang mengagumkan bagi kita, haruslah disertai dengan memohon berkah kepada Allah SWT (tarbik). Sehingga, hal ini bisa menghindarkan orang lain terkena penyakit ain.
Namun, tidak semua pandangan seseorang yang disertai rasa kagum/dengki bisa membahayakan orang lain.
Dalam hal ini, pandangan berkekuatan 'ain tidak secara pasti wujud pada setiap orang yang melihat orang lain dengan rasa kagum/dengki, karena 'ain sejatinya hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu dengan adanya kriteria-kriteria tertentu.
Dilansir dari NU Online, kekuatan supranatural berupa 'ain ini hanya dipunyai oleh orang-orang tertentu. Sehingga, adakalanya karena memang bawaan dari lahir atau pun diupayakan dengan melakukan berbagai cara seperti ritual-ritual tertentu. Wallahu a'lam.
(khq/inf)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!