Tempat Munculnya Binatang Melata yang Disebut Jadi Tanda Kiamat

Tempat Munculnya Binatang Melata yang Disebut Jadi Tanda Kiamat

Kristina - detikHikmah
Sabtu, 10 Feb 2024 07:00 WIB
Shot of a dramatic thunderstorm over a mountainhttp://195.154.178.81/DATA/i_collage/pi/shoots/783670.jpg
Tempat Munculnya Binatang Melata yang Disebut Jadi Tanda Kiamat. Foto: iStock
Jakarta -

Munculnya binatang melata yang menemui dan berbicara dengan manusia pada waktu dhuha disebut menjadi salah satu tanda kiamat. Sejumlah hadits juga menjelaskan lokasi munculnya binatang tersebut.

Hadits yang menyebut kemunculan binatang melata yang juga dikenal dengan dabbah ini diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya. Abu Daud dan Ibnu Majah turut meriwayatkanya dari Abdullah bin Amr RA.

Dikatakan Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya pertanda yang pertama-tama muncul (menjelang kiamat) adalah terbitnya matahari dari barat dan munculnya binatang melata menemui manusia pada waktu dhuha. Mana saja dari keduanya yang lebih dulu terjadi, maka tidak lama sesudah itu yang lainnya pun segera terjadi."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli tafsir dan takhrij hadits Ibnu Katsir dalam kitabnya, An Nihayah Fitan wa Ahwal Akhir az Zaman (Mukhtashar Nihayah al Bidayah) yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan, menjelaskan binatang tersebut akan memberikan tanda kafir dan mukmin pada manusia. Ada yang menafsirkan tanda tersebut tertulis pada dahi.

Binatang Melata Muncul di Jiyad

Menurut sebuah hadits yang terdapat dalam kitab At-Tadzkirah karya Imam Syamsuddin Al-Qurthubi yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal, binatang melata yang menjadi tanda kiamat tersebut akan muncul di suatu tempat yang bernama Jiyad.

ADVERTISEMENT

Rasulullah SAW bersabda, "Seburuk-buruk kampung adalah Jiyad."

"Kenapa, ya Rasulullah?" tanya para sahabat dan beliau menjawab, "Dabbah akan muncul dari kampung itu, lalu berteriak tiga kali, terdengar ke timur dan barat."

Hadits mengenai lokasi tersebut diriwayatkan dari Abu Abdir Rahman Hisyam Yusuf Al-Qadhi Ash-Shan'ani, dari Rabah bin Ubaidullah bin Umar, dari Shuhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW.

Terkait hadits tersebut, Imam Syamsuddin Al-Qurthubi mengatakan perawi yang bernama Rabah tidak punya mutabi' (pengikut) tapi hadits ini juga dikeluarkan oleh Abu Ahmad bin Adi Al-Jurjani rahimahullah.

Dalam buku Ad-Dabbah karya Brilly El-Rasheed juga terdapat riwayat yang menjelaskan proses kemunculan binatang melata (dabbah) di Jiyad. Riwayat ini berasal dari Muhammad ibnu Ishaq, dari Aban ibnu Saleh, dari 'Abdullah bin Amr RA yang kala itu pernah ditanya tentang binatang melata.

'Abdullah bin Amr RA berkata, "Binatang melata itu keluar dari bawah batu besar yang terdapat di Jiyad. Demi Allah, seandainya aku ada bersama mereka (di masanya) atau kalau aku mampu berbuat dengan tongkatku ini, tentulah aku akan membantu mengangkat batu besar yang di bawahnya muncul hewan tersebut."

Ketika ditanya apa yang dilakukan binatang melata itu setelah muncul, 'Abdullah bin Amr RA menjawab, "Hewan melata itu menghadap ke arah timur, lalu mengeluarkan teriakannya yang dapat menembus semua kawasan timur, dan ia menghadap ke arah Syam, lalu mengeluarkan teriakan yang terdengar sampai ke negeri Syam.

Lalu menghadap ke arah barat dan mengeluarkan suara teriakannya hingga terdengar sampai ke barat, lalu menghadap ke arah negeri Yaman dan mengeluarkan suara teriakannya sampai terdengar ke Yaman. Kemudian di petang hari ia pergi ke Makkah, dan pada keesokan harinya telah berada di Asfan."

Ketika ditanya lagi apa yang dilakukan binatang melata setelah berteriak itu, 'Abdullah bin Amr RA menjawab, "Saya tidak tahu."

Riwayat tersebut terdapat dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir saat menjelaskan firman Allah SWT dalam surah An Naml ayat 82.

۞ وَاِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ اَخْرَجْنَا لَهُمْ دَاۤبَّةً مِّنَ الْاَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ اَنَّ النَّاسَ كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ ٨٢

Artinya: "Apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami mengeluarkan makhluk bergerak dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia selama ini tidak yakin pada ayat-ayat Kami."

Terjemahan ayat tersebut adalah versi Al-Qur'an Kementerian Agama RI. Adapun, menurut Tafsir Ibnu Katsir yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar dkk artinya sebagai berikut, "Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami."

Pendapat Lain tentang Tempat Munculnya Dabbah

Dalam Tafsir Ibnu Katsir terdapat pendapat lain tentang lokasi munculnya binatang melata yang menjadi tanda kiamat itu. Pertama, di Lembah Tihamah. Pendapat ini bersandar pada riwayat Abdur Razzaq dari Ma'mar, dari Qatadah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Hewan melata itu berbulu, berkaki empat, muncul dari salah satu Lembah Tihamah."

Kedua, di malam Juma' atau tempat berkumpulnya orang haji di Mina. Pendapat ini bersumber dari Abdullah ibnu Umar yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim. Namun, dalam sanadnya terdapat Ibnu Bailamani yang dikenal sebagai perawi dhaif dan haditsnya tidak bisa dijadikan hujjah.

Ada juga pendapat yang menyebut binatang melata itu akan muncul di pedalaman dekat dengan Makkah. Pendapat ini diriwayatkan Ibnu Majah dari Abu Gassan Muhammad ibnu Amr, dari Abu Tamilah, dari Khalid ibnu Ubaid, dari Abdullah ibnu Burairah, dari ayahnya yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah membawanya pergi ke suatu tempat di pedalaman dekat dengan Makkah. Ketika tiba di suatu tanah kering yang dikelilingi pasir, Rasulullah SAW bersabda, "Hewan itu akan muncul dari tempat ini."

Wallahu a'lam.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads