Perjalanan Isra Miraj menjadi salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Dalam perjalanan agung ini, Rasulullah SAW mendatangi Sidratul Muntaha.
Sidratul Muntaha disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Istilah sidr atau sidrah termaktub dalam empat ayat Al-Qur'an yakni dalam surat Saba ayat 16, surat Al-Waqiah ayat 28 dan surat An Najm ayat 14 dan 16. Setiap istilah sidr atau sidrah ini memiliki makna pohon bidara namun hanya Allah yang mengetahui hakikatnya.
Mengutip buku Berlabuh di Sidratul Muntaha karya KH. Muhammad Sholikhin, dijelaskan keberadaan Sidratul Muntaha yang disebutkan dalam sebuah hadits.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhari, dari Anas, dari Malik bin Sha'sha'ah dinyatakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Kemudian Jibril membawaku naik ke langit ketujuh, lalu Jibril meminta untuk dibukakan."
Lanjutan hadits hingga Rasulullah SAW berkata: "Kemudian aku ditinggikan ke Sidratul Muntaha."
Melalui hadits ini jelas disebutkan bahwa Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh. Hampir semua riwayat hadits sepakat bahwa Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh, kecuali riwayat Ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Sidratul Muntaha berada di langit keenam.
Anas menegaskan bahwa Sidratul Muntaha adalah nirwana keilmuan para nabi yang diutus, dan akhir dari segala keilmuan para malaikat terdekat-Nya. Ka'ab menambahkan, bahwa di atas Sidratul Muntaha adalah berupa hal gaib yang hanya diketahui oleh Allah SWT.
Dalam buku Surga Kenikmatan yang Kekal oleh Mahir Ahmad Ash Shufiy, disebutkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW memberitahukan kepada kita tentang pohon dengan sesuatu yang pernah dilihatnya,
"Kemudian, aku diangkat ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba, aku menemukan bukitnya seperti punuk unta yang paling baik dan daunnya seperti telinga gajah. Jibril berkata, "Ini Sidratul Muntaha yang mempunyai empat sungai, dua di antaranya tersembunyi dan dua lagα» adalah nyata.' Maka aku bertanya, 'Apa itu, wahai Jibril?' Jibril menjawab, Dua yang tersembunyi adalah sungai di surga, sedangkan dua yang tampak adalah Nil dan Eufat." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim juga disebutkan, "Kemudian, Jibril berangkat bersamaku hingga sampai ke Sidratul Muntaha. Bukitnya laksana punuk unta yang baik dan daunnya seperti telinga gajah. Hampir saja daunnya menaungi umat ini. Lalu, Sidratul Muntaha diliputi dengan berbagai macam warna yang tidak aku ketahui. Kemudian, aku dimasukkan ke sungai yang di dalamnya terdapat kubah permata dan tanahnya dari kesturi."
H. Brilly El-Rasheed, S.Pd. dalam bukunya yang berjudul Mutiara Pilihan 492 Hadits Kitab Al-Jami' Ash-Shaghir dan Syarahnya, menerangkan Sidratul Muntaha adalah tempat kesudahan semua amal hamba-hamba atau tempat kesudahan ruh-ruh yang bergerak, apa yang berada dibalik Sidratul Muntaha tidak ada yang mengetahuinya terkecuali hanya Allah SWT semata.
Adapun pendapat lainnya mengatakan Sidratul Muntaha adalah pohon bidara tempat berkesudahan di langit ketujuh yang merupakan salah satu keajaiban dan keagungan ciptaan Allah SWT tempat berakhirnya semua pengetahuan makhluk, tidak ada satu makhluk yang bisa melewatinya, termasuk nabi dan rasul serta para malaikat kecuali atas izin Allah SWT.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal