Pandangan Islam tentang Anak Yatim yang Disebutkan Allah dalam Al-Qur'an

Pandangan Islam tentang Anak Yatim yang Disebutkan Allah dalam Al-Qur'an

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Selasa, 09 Jan 2024 18:30 WIB
Tata Cara dan Niat Sholat Jamak Takhir Magrib dan Isya untuk Diajarkan pada Anak
Foto: Getty Images/iStockphoto/Adennysyahputra
Jakarta -

Anak yatim menurut Islam merupakan anak yang ayahnya sudah meninggal dunia sedangkan dirinya belum baligh atau dewasa. Ia berkedudukan tinggi dalam Al-Qur'an dan bahkan disebut hingga puluhan kali.

Anak yatim menjadi salah satu golongan orang yang paling diperhatikan oleh Allah SWT. Jalaluddin Rakhmat menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Islam Alternatif, bahkan Allah SWT menyebutkan kata "yatim" dan turunannya sebanyak 23 kali dalam Al-Qur'an.

Golongan orang yang termasuk dalam anak yatim inilah yang menjadi misi penting menurut Islam. Yakni salah satu misi penting Islam adalah membela, menyelamatkan, membebaskan, melindungi, dan memuliakan kelompok duafa atau mustadh'afin (yang lemah dan dilemahkan).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, apa pengertian dari anak yatim itu sendiri? Sampai kapan anak yatim menjadi tanggungan orang dewasa? Berikut ulasannya!

Pengertian Anak Yatim

Dikutip dari buku Dahsyatnya Doa Anak Yatim karya M. Khalilurrahman Al Mahfani, kata yatim memiliki tiga bentuk jamak, yakni "aitam, yatama, dan yatamah." Kata yatim diambil dari kata dasar "yatama" yang artinya sama dengan "al-fard atau al-infirad", yaitu "kesendirian."

ADVERTISEMENT

Secara istilah, kata yatim berarti anak yang ditinggal ayahnya mati ketika ia belum baligh atau belum dewasa.

Sementara itu, Al-Qur'an merujukkan kata yatim pada "kemiskinan dan kepapaan." Yakni, orang yang mengalami penganiayaan, perampasan harta, dan tidak memperoleh penghormatan serta pelayanan layak.

Oleh karena itu, Al-Qur'an mengatakan bahwa anak yatim harus diperlakukan dengan baik, dipelihara, diberi kasih sayang, dan diperhatikan. Allah SWT berfirmand dalam surah Al-Baqarah ayat 220 yang berbunyi,

فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْيَتٰمٰىۗ قُلْ اِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۗ وَاِنْ تُخَالِطُوْهُمْ فَاِخْوَانُكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ ۗ وَلَوْ ؎َاۀءَ اللّٰهُ لَاَعْنَتَكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ ٢٢٠

Artinya: tentang dunia dan akhirat. Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, "Memperbaiki keadaan mereka adalah baik." Jika kamu mempergauli mereka, mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Pandangan Anak yatim menurut Islam dalam Al-Qur'an

Dalam sumber sebelumnya dijelaskan bagaimana pandangan Islam terhadap anak yatim. Apabila dikelompokkan maka menjadi seperti berikut ini:

1. Orang yang Beriman Pasti Berbuat Baik Terhadap Anak Yatim

Berbuat baik kepada yatim adalah salah satu tanda orang yang benar imannya, yang memiliki ketakwaan, dan orang-orang yang baik (al-abrar).

2. Muslim Wajib Menyantuni Anak Yatim

Salah satu kewajiban bagi orang Islam adalah menyantuni anak yatim. Bahkan, Islam menganggap orang yang membela anak yatim sebagai sebuah jihad atau perjuangan Islam.

3. Anak Yatim Berhak Mendapat Harta Warisan

Bila orang membagikan harta warisan, maka ia sebaiknya membagi hartanya tersebut kepada kerabat, anak yatim, dan orang miskin yang tidak mempunyai hak waris.

4. Larangan Mencampur Harta Anak Yatim dengan Harta Pribadi

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memisah harta pribadi dengan harta anak yatim, sehingga jelas batas harta keduanya dan tidak tercampur aduk. Sebab, memakan harta anak yatim termasuk dosa besar.

5. Larangan Berbuat Buruk Terhadap Anak Yatim

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Maun ayat 1-2 yang berbunyi,

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذُِؚّ ؚِالدِّيْنِۗ Ù¡ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ Ù¢

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?Itulah orang yang menghardik anak yatim.

Pandangan Anak yatim menurut Islam dalam Hadits

Sementara itu, dalam hadits disebutkan, anak yatim menurut Islam juga harus diperlakukan dengan sangat baik. Bahkan memeliharanya dapat mendatangkan banyak pahala dan rahmat dari Allah SWT.

Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani mengatakan bahwa mengusap kepala anak yatim sudah dihitung sebagai satu ibadah yang dapat melembutkan kekerasan hati.

"Barang siapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka Allah akan menuliskan kebaikan pada setiap lembar rambut yang disentuh tangannya." (HR Ahmad dan Thabrani)

Bahkan, Allah SWT menjanjikan surga bagi siapa saja yang mau merawat anak yatim dengan penuh kasih sayang. Rasulullah SAW bersabda,

"Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya.)" (HR Bukhari, Tirmidzi, dan Abu Dawud)

Islam juga memuliakan anak yatim dengan menyebutkan bahwa rumah yang paling baik adalah rumah yang terdapat anak yatim di dalamnya.

"Sebaik-baiknya rumah kaum muslim ialah rumah yang di dalamnya anak yatim yang diperlakukan sebaik-baiknya, dan sejelek-jeleknya rumah orang Islam adalah rumah yang di dalamnya anak yatim diperlakukan dengan jelek." (HR Ibnu Mubarak)




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads