Orang Arab Badui kerap disebut dalam hadits-hadits nabi. Mereka hidup mengembara di pinggiran kota di Jazirah Arab.
Menukil buku Sejarah Umat Islam: Prakenabian hingga Islam di Nusantara karya Hamka, Badui adalah bagian dari masyarakat Arab. Mereka termasuk kabilah-kabilah yang masih jauh dari peradaban dan kemajuan. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang syekh yang disebut kepala kabilah.
Orang Arab Badui dikenal suka berperang, menyerang, dan menggembala. Mereka biasa menggembala unta, kambing, dan biri-biri.
Kehidupan Arab Badui cenderung lebih bebas. Hal ini membuat mereka membenci penduduk kota, yang mereka sebut terlalu beradab. Begitu pun dengan Arab perkotaan. Mereka amat membenci Arab Badui dan menganggapnya rendah.
Diceritakan dalam al-Mufashshal fi Tarikh al-'Arab Qabla al-Islam karya Jawwad Ali yang diterjemahkan Khalifurrahman Fath, konon orang Arab perkotaan sangat jengkel dan marah ketika dipanggil "Wahai a'rabi (orang Arab Badui)." Sebab, mereka mereka merasa lebih tinggi daripada Arab Badui, baik dari segi pemikiran, peradaban, maupun status sosial.
Orang Arab perkotaan yang biasa hidup dalam kemewahan juga tak akan memahami apa itu "sihir" Padang Sahara yang membuai masyarakat Arab Badui. Sebab, mereka beranggapan bahwa yang ada di wilayah tempat tinggal Arab Badui itu hanyalah kesulitan, kelaparan, kepanasan, dan kemiskinan.
Rasulullah SAW kerap berinteraksi dengan orang Arab Badui. Hal ini diketahui dari sejumlah riwayat yang ada. Salah satunya riwayat dari Thalhah bin Ubaidillah RA yang menceritakan tatkala orang Arab Badui menanyakan perihal syariat Islam kepada Rasulullah SAW.
Disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, Thalhah bin Ubaidillah RA meriwayatkan bahwa salah seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah SAW dalam keadaan rambut beruban, kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku salat apa yang diwajibkan Allah kepadaku."
Nabi SAW bersabda, "Salat lima waktu, kecuali jika engkau mengerjakan salah satu yang disunnahkan."
Orang Arab Badui tersebut berkata, "Jelaskan kepadaku puasa apa yang diwajibkan Allah kepadaku?"
Nabi SAW bersabda, "Puasa bulan Ramadan kecuali jika engkau ingin mengerjakan salah satu dari puasa-puasa sunnah."
Orang Arab Badui tersebut berkata, "Jelaskan kepadaku zakat apa yang diwajibkan Allah kepadaku?"
Kemudian Nabi SAW menjelaskan seluruh syariat Islam kepada orang Arab Badui tersebut, ia kemudian berkata, "Demi Dzat yang telah memuliakanmu dengan kebenaran, aku tidak mengerjakan salah satu ibadah sunnah dan tidak mengurangi sesuatu apa pun yang telah diwajibkan Allah kepadaku."
Rasulullah SAW bersabda, "Ia beruntung jika benar-benar (atau ia masuk surga)."
Redaksi tersebut adalah versi Bukhari. Hadits ini turut dipaparkan Ibnu Rajab dalam Jamiul Ulum wal Hikam fi Syarhi Haditsi Sayyidil Arab wa Ajm yang diterjemahkan Fadhli Bahri.
Ada juga kisah orang Arab Badui yang tidak tahu sopan santun kepada Rasulullah SAW dan para sahabat. Orang Arab Badui yang tinggal di pegunungan itu tiba-tiba masuk Masjid Nabawi di Madinah. Ia dengan lantang bertanya, "Hai, siapa di antara kalian yang bernama Muhammad?"
Pertanyaan orang Arab Badui tersebut membuat para sahabat marah. Bahkan, Umar RA hampir saja menghajarnya. Akan tetapi, Rasulullah SAW tampak tenang dan sama sekali tidak marah menghadapi orang Badui itu.
Orang Arab Badui tersebut kemudian menanyakan perihal syariat Islam. Singkat cerita ia akhirnya memeluk Islam. Kisah ini diceritakan dalam buku Percikan Kisah Nabi karya Ali Muakhir dkk.
Simak Video "Video: Dear Traveler, Kawasan Wisata Bromo Ditutup Sementara 10-13 Juni!"
(kri/lus)