Yaumul Mizan, Hari Ditimbangnya Amal Perbuatan Manusia Kelak

Yaumul Mizan, Hari Ditimbangnya Amal Perbuatan Manusia Kelak

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 12 Des 2023 19:15 WIB
libra scale on the wood background
Ilustrasi hari ditimbangnya amal manusia (Foto: Getty Images/iStockphoto/Seng kui Lim)
Jakarta -

Hari ditimbangnya amal manusia dinamakan Yaumul Mizan. Penyebutan Yaumul Mizan tercantum dalam surah Al Anbiya ayat 47,

وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

Artinya: "Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Yaumul Mizan?

Mengutip buku Akidah Akhlak tulisan Harjan Syuhada & Fida' Abdilah, mizan memiliki arti timbangan atau neraca amal. Sementara yaumul mizan merupakan hari penimbangan amal ibadah manusia yang pernah dilakukan selama hidupnya di dunia.

Setiap manusia yang berada di Yaumul Mizan akan ditanya empat hal sebagaimana sabda Nabi SAW seperti dinukil dari Pesona Surah Yasin susunan M Said dan M Human.

ADVERTISEMENT

"Tidak akan bergerak kedua belah kaki seorang hamba di hari Kiamat, sampai ia ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya apa yang telah diperbuat dengannya, tentang hartanya dari mana didapatkan dan dibelanjakan untuk apa, dan tentang badannya bagaimana ia memperlakukannya." (HR at-Tirmidzi dari Abu Barzah al-Aslami)

Selain surah Al Anbiya ayat 47, Yaumul Mizan juga disebutkan dalam beberapa surah lainnya seperti Surah Al Mu'minun ayat 102-104,

فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَنَّمَ خٰلِدُوْنَ
لْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ

Artinya: "Barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam. Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat."

Yang Ditimbang di Yaumul Mizan

Masih dari buku yang sama, para ulama menyampaikan pandangannya terkait apa yang jadi pertimbangan pada saat hari akhir. Setidaknya ada tiga pendapat yang berdasar pada sejumlah hadits.

1. Amalan Seseorang

Amalan menjadi hal yang ditimbang di Yaumul Mizan kelak sebagaimana merujuk pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:

"Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan (pada hari kiamat), dan dicintai oleh ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih): Subhaanallohi wa bihamdihi dan Subhanallohil 'Azhim." (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6406, 6682, dan Muslim, 2694).

2. Kadar Keimanan

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bacalah..

فَلاَ نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (105)

"Dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari Kiamat." (QS. Al-Kahfi: 105). (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4729 dan Muslim, no. 2785)

3. Lembaran Catatan Amal

Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sungguh Allah akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat dimana ketika itu dibentangkan 99 gulungan catatan (dosa) miliknya. Setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang, kemudian Allah berfirman: 'Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para (Malaikat) pencatat amal telah menganiayamu?,' Dia menjawab: 'Tidak wahai Rabbku,' Allah bertanya: 'Apakah engkau memiliki udzur (alasan)?,' Dia menjawab: 'Tidak Wahai Rabbku.' Allah berfirman: "Bahkan sesungguhnya engkau memiliki satu kebaikan di sisi-Ku dan sungguh pada hari ini engkau tidak akan dianiaya sedikitpun. Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu (bithoqoh) yang di dalamnya terdapat kalimat:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya."

Itulah pembahasan mengenai hari ditimbangnya amal manusia yang dinamakan Yaumul Mizan. Semoga kita senantiasa termasuk ke dalam golongan yang selalu berpihak pada kebaikan, aamiin ya rabbal alamiin.




(aeb/erd)

Hide Ads