Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah yang memiliki makna penting bagi umat Islam. Bulan ini dianggap sebagai momen persiapan menyambut Ramadan, banyak umat Islam meningkatkan ibadah, seperti berpuasa sunnah dan memperbanyak amal saleh.
Buku Catatan Amal Manusia Ditutup di Bulan Syaban
Salah satu peristiwa yang diyakini terjadi di bulan Syaban adalah diangkatnya amal manusia kepada Allah SWT pada malam Nisfu Syaban. Waktu tersebut menandakan buku catatan amal manusia telah ditutup.
Dinukil dari buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah Swt? susunan Alexander Zulkarnaen, hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid RA, ketika ia bertanya kepada Rasulullah SAW,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan seperti engkau berpuasa di bulan Syaban."
Nabi SAW kemudian bersabda,
"Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan ini adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amat suka berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR An-Nasai)
Hadits ini menunjukkan bahwa di bulan Syaban, khususnya pada malam Nisfu Syaban, seluruh amal yang telah dilakukan manusia dalam satu tahun terakhir disampaikan kepada Allah SWT.
Dengan ditutupnya buku catatan amal, maka segala perbuatan manusia selama satu tahun telah dicatat dan tidak dapat diubah lagi.
Peristiwa Penting di Bulan Syaban dan Keutamaannya
Selain peristiwa ditutupnya buku amal manusia, terdapat juga peristiwa-peristiwa penting lainnya yang terjadi di bulan Syaban.
Berikut penjelasan peristiwa yang terjadi di bulan Syaban, serta keutamaannya yang dirangkum dari arsip detikHikmah.
1. Perubahan Arah Kiblat
Salah satu peristiwa penting di bulan Syaban adalah perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah di Masjidil Haram. Nabi Muhammad SAW telah lama menantikan perintah ini, terutama karena kaum Yahudi sering mengolok-olok umat muslim yang beribadah menghadap arah yang sama dengan mereka.
Kemudian, Allah SWT menurunkan wahyu dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 144 sebagai perintah untuk mengubah arah kiblat, yang menjadi penegasan identitas umat Islam dalam beribadah.
2. Turunnya Perintah Puasa
Perintah puasa Ramadan turun pada bulan Syaban melalui surat Al-Baqarah ayat 183. Bulan ini juga menjadi waktu di mana Rasulullah SAW paling sering berpuasa setelah Ramadan, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA dalam Hadits Bukhari.
"Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Syaban." (HR Bukhari)
3. Turunnya Anjuran Bersholawat
Di bulan Syaban, Allah SWT menetapkan perintah untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana tercantum dalam surat Al-Ahzab ayat 56.
Peristiwa ini menjadi dasar anjuran bagi umat Islam untuk senantiasa mengirimkan sholawat sebagai bentuk penghormatan dan harapan memperoleh syafaat di hari akhir.
4. Malam Pengampunan Dosa
Pada malam Nisfu Syaban, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa sebagai wujud permohonan ampun kepada Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Abu Bakar,
"Allah turun ke bumi pada malam Nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan)." (HR Al-Baihaqi)
5. Malam Pengabulan Doa
Malam Nisfu Syaban dikenal sebagai salah satu malam penuh berkah, doa-doa yang dipanjatkan tidak akan tertolak.
Keutamaan ini disebutkan dalam sebuah hadits yang menunjukkan bahwa malam Nisfu Syaban termasuk dalam lima malam istimewa yang menjadi waktu mustajab untuk berdoa.
Dari Abu Umamah Al-Bahili, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ada lima malam di mana doa tidak akan ditolak, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha."
Hadits ini menjadi dalil bahwa malam Nisfu Syaban memiliki keutamaan besar bagi umat Islam untuk memperbanyak doa, memohon ampunan, serta berharap keberkahan dalam kehidupan.
Wallahu a'lam.
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur